Arsip

All posts for the day Januari 8th, 2012

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 8 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

==================

 

 

 

PART 8

 

 

 

***

 

 

“Eoh?? Rumah sakit..?? bukankah kita mau ke rumah temanmu itu..??” tanya Jonghyun oppa setibanya kami dirumah sakit.

“Dia ada disini oppa, kkaja!” jawabku kemudian turun dari mobil.

 

Setibanya kami di kamar ICU Gwiboon, kami hanya berdiri diluar kamarnya. Menatap Gwiboon yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dari balik kaca transparan.

“Dia…”

“Ne..dia temanku pemilik kalung itu oppa”

“Gwiboon…apa yang terjadi padanya, Taeyeon-ah??”

“Bagaimana kau bisa tahu namanya..?? Kau kenal dengannya..??”

“Entahlah”

“Maksud oppa..?”

“Sudah hampir satu tahun aku mengenalnya lewat mimpi. Sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang terjadi pada Gwiboon..??”

“Satu bulan lagi sudah hampir setahun Gwiboon koma. Gwiboon mengalami kecelakaan. Ada perdarahan di otaknya yang mengakibatkan Gwiboon koma sampai sekarang”

 

“Eh..Taeyeon-ah?? Kenapa kau diluar..?? dia…nuguya??” tanya Minho oppa yang tiba-tiba keluar dari kamar rawat Gwiboon.

“Ahh…dia sepupuku, oppa” jawabku.

“Ehm…cheoneun, Kim Jonghyun imnida. Bangapseumnida…” seru Jonghyun oppa memperkenalkan diri kemudian bow.

 

 

****

 

 

Author POV 

 

 

Sudah beberapa hari ini Jonghyun selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Gwiboon sejak Taeyeon mengajaknya. Yah…hanya sekedar berdiri di depan kaca transparan yang menampakkan tubuh Gwiboon yang masih terbaring lemah diranjang kamar ICU.

 

 

Cklek

 

 

“Eoh?? Jonghyun..?? sejak kapan kau disini..?? kenapa tidak masuk ke dalam..??” seorang namja tampan bermata belo tiba-tiba membuka pintunya dan mendapati Jonghyun yang mematung memandang dongsaengnya dari balik kaca transparan itu. Tidak jadi keluar dan malah menyuruh Jonghyun untuk masuk ke dalam. Hanya diam ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam kamar Gwiboon. Lebih memilih berkutat pada pikiran masing-masing. Entahlah! Ini sedikit canggung. Apalagi Minho yang baru mengenal Jonghyun.

 

“Ehem…kau…teman Gwiboon..??” bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada dongsaengnya.

“Mmm…mungkin. aku sendiri tidak tahu apa hubunganku dengan Gwiboon” menjawab dengan santai dan datar. Mereka berdua masih berbicara tanpa berpaling dari tubuh Gwiboon.

“Apa maksudmu..?” masih dengan posisi yang sama.

 

“Aku…mengenal dan juga bertemu dengan Gwiboon lewat mimpi” kini memilih untuk memandang namja tampan disebelahnya sembari mengerutkan alisnya. Bingungkah?? Mungkin.

“Kau pasti bingung. Pertama kali aku bertemu dengannya…saat Gwiboon berada satu bus denganku. Ekspresinya saat itu sangat dingin. Kemudian saat aku kembali dari kampus, aku bertemu dengannya lagi untuk yang kedua kalinya. Yah…mungkin Gwiboon tidak sadar saat aku terus memperhatikannya. Ketika dia akan turun, Gwiboon menabrak seseorang dan menjatuhkan sesuatu miliknya. Dan aku yang memungutnya. Ini..” menyodorkan kalung pemberian eommanya-yang notabene adalah milik Gwiboon. Minho membulatkan matanya. Ternyata kalung yang selama ini ia cari ada pada namja ini eoh??

 

“Ini…” bergumam sembari mengambil kalung milik dongsaengnya.

“Aku mengambilnya saat akan turun dari bus. Setahun yang lalu…aku bermimpi. Aku bermimpi anak kecil yang aku kenal bermain disebuah taman dengan Gwiboon. Awalnya aku menganggap mimpi ini hanya mimpi biasa. Tapi tak ku sangka…anak kecil itu juga bermimpi hal yang sama denganku. Dan sejak saat itulah aku mengenalnya. Dan mimpi it uterus berlanjut sampai…saat terakhir aku bertemu dengannya sebulan yang lalu. Aku benar-benar kaget saat melihat keadaan Gwiboon saat ini” bercerita panjang lebar dan masih menatap Gwiboon.

“Lalu…apa dimimpimu…Gwiboon tersenyum??” beralih memandang dongsaengnya sebelum bertanya pada Jonghyun.

“Yah…tentu saja. Bahkan dia sering sekali tersenyum”

 

“Benarkah..??” bertanya sembari tersenyum miris.

“Waeyeo..??” akhirnya kini tatapannya beralih pada Minho.

“Pada saat ulang tahunnya yang ke 13, Eomma kami mengalami kecelakaan pesawat saat take off menuju Seoul. Eomma sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak beberapa lama kemudian, nyawa eomma sudah tidak tertolong lagi. Hanya aku dan appa yang pergi ke rumah sakit. Appa bahkan sempat melarangku untuk memberitahu Gwiboon. Ketika aku pulang, Gwiboon berlari ke arahku dengan tangan berdarah dan memelukku sembari menangis, kemudian pingsan. Dan sejak saat itulah dia tak pernah tersenyum lagi. Bahkan dia seperti menutup dirinya. Selalu menunjukkan ekspresi dinginnya. Tapi…perlahan…akhirnya dia bisa membuka dirinya untuk mempunyai teman” masih menatap Minho dengan tatapan yang sulit diartikan. Merasa kasiankah?? Molla.

 

Setelah bercerita, mereka berdua memilih untuk diam dan memandang Gwiboon. Hening. Tanpa mereka tahu, sepasang mata yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu kamar Gwiboon tengah memperhatikan mereka. Yah…lebih tepatnya mendengar pembicaraan mereka. Saat Jinki hendak masuk, dia tidak sengaja mendengarnya. Lebih memilih diam dan bersandar pada dinding sebelah pintu kamar Gwiboon. Merasa ada yang janggal ketika mendengar cerita mereka. Bukan cerita Minho. Dia sudah tahu awal mula Gwiboon bersikap dingin. Tapi…merasa janggal saat mendengar cerita Jonghyun tadi. Entahlah! Terasa enggan masuk, tapi…dia ingin melihat Gwiboon. Bukankah dia kekasihnya?? Ya! Kekasihnya.

 

 

Ceklek

 

 

“Ohh…kau sudah datang, Jinki?!” tanya Minho saat melihat Jinki membuka pintu kamar Gwiboon.

“Bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya balik Jinki seraya mendekat ke arah Gwiboon.

“Dokter Kang tadi sudah memeriksanya. Yah…keadaannya fisiknya semakin membaik” jawab Minho.

“Dia…” setelah memandang Gwiboon, Jinki langsung menoleh ke arah Jonghyun.

“Oh! Cheoneun…Kim Jonghyun imnida. Aku…teman Gwiboon”

“Ehem…cheoneun…Lee Jinki imnida”

 

 

****

 

 

[Backsound Sung Si Kyung – Dazzling Confession/ OST Queen of Reversals]

 

Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon. Sampai suatu malam, dia melihat Jinki yang tengah tertidur dengan menggenggam tangan Gwiboon.

 

 

Jonghyun POV

 

 

Saat melihat tangannya digenggam oleh tangan lain, rasanya benar-benar sakit. Entah kenapa aku selalu ingin berada seperti posisi Jinki saat ini. Yah…aku tahu Jinki adalah namjachingunya. Aku tahu dia sangat mencintai Gwiboon. Terlihat dari caranya menatap Gwiboon. Apa perasaanku sekarang sudah berubah lebih dari menyukainya?? Sepertinya memang begitu. Gwiboon…kapan kau akan bangun dan melihatku?? Aku tahu aku tidak pantas berkata seperti itu. Dan aku tahu dia sudah mempunyai Jinki. Tapi…aku selalu berharap dia bisa melihatku. Melihat perasaanku saat ini. Kugenggam kalung Gwiboon ini. Yah…aku meminta kembali kalung Gwiboon yang sudah kuberikan pada Minho. Aku ingin mengembalikannya sendiri saat Gwiboon bangun nanti.

 

 

Author POV

 

 

Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit. Dan dokter Kang yang kini tengah memeriksanya.

“Otteokae uisa..??” tanya Minho ketika dokter Kang selesai memeriksa Gwiboon.

“Respiratornya bisa dilepas hari ini. Pernafasannya sudah normal kembali. Sekarang haya tinggal mununggu Gwiboon sadar. Bersabarlah Minho. Aku permisi dulu” ujar dokter Kang sembari menepuk pundak Minho pelan.

“Ne…gamsahamnida uisa” pekik Minho sembari membungkuk pada dokter Kang.

 

 

***

 

 

Gwiboon POV 

 

 

“Gwiboonie…Boonie sayang…Bonnie…” itu suara eomma. Eomma…ya…aku yakin itu eomma. Aku terus berlari mencari eomma.

“Eomma…eomma dimana?? Eomma…” terus berlari sampai…eoh?? kenapa aku tiba-tiba ada disini?? Bukankah aku tadi…dan sekarang…aku berada di padang bunga krisan putih. Eoh?? Dari kejauhan…aku melihat sosok wanita yang tengah melambai-lambaikan tangannya padaku. Apa dia eomma??

 

“Eomma…” dia benar eomma kan??

“Eomma…” aku berlari kemudian memeluknya.

“Boonie sayang…” pelukan ini…pelukan hangat yang selama ini sangat aku rindukan. Ya Tuhan…aku mohon…hentikan waktu sekarang juga. Eomma…

 

“Boonie merindukan eomma..?”

“Eumm…jeongmal bogoshippeoyo…” mengangguk sebentar dan mengeratkan pelukanku.

“Boonie sayang eomma..?”

“Eumm…Boonie sangat sayang eomma..eomma jangan pergi lagi…”

“Anni sayang..kita duduk disana ne?” eomma menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di padang bunga krisan ini.

 

 

~

~

 

 

[Backsound If – Taeyeon SNSD]

 

Aku dan eomma hanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh kami. Tidur dipangkuan eomma, memandang hamparan bunga krisan putih kesukaan eomma yang tampak begitu indah, sembari mengelus rambutku benar-benar membuatku tenang. Andai saja waktu bisa berhenti.

 

“Boonie…”

“Ne eomma…”

“Boonie tidak merindukan Minho oppa..?”

“Sangat eomma…andai Minho oppa juga disini bersama kita ya eomma, pasti akan sangat menyenangkan”

“Kalau rindu…Boonie harus pulang ne?”

“Anni…aku ingin disini bersama eomma. Aku ingin ikut eomma..”

 

“Boonie…apa Boonie tidak kasian dengan Minho oppa? Minho oppa setiap malam selalu menangis merindukan Boonie tidak juga pulang. Apa Boonie tidak menyayangi Minho oppa??”

“Anni…aku sangat menyayangi Minho oppa, eomma. Tapi aku juga rindu eomma. Aku tidak mau berpisah dengan eomma”

“Apa Boonie ingin meninggalkan Minho oppa..? meninggalkan Appa, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun..? apa Boonie ingin meninggalkan mereka..? apa Boonie tidak menyayangi mereka..?”

 

“Eomma…hiks..hiks”

“Sssttss…uljima ne? jangan menangis sayang…nanti eomma juga ikut sedih”

“Eomma…aku tidak ingin berpisah dengan eomma lagi. Aku tidak ingin eomma pergi lagi..”

“Boonie…dengarkan eomma sayang. Eomma tidak akan meninggalkanmu. Eomma akan selalu menjagamu, eomma akan selalu mengawasimu, eomma akan selalu melihatmu, dan eomma akan selalu berada disini, dihati Boonie, ne? eomma akan selalu hidup dihati Boonie dan juga Minho oppa. Jadi…Boonie pulang ne? jangan membuat mereka khawatir. Kalau Boonie sedih, eomma juga ikut sedih. Kalau Boonie sakit, eomma juga ikut sakit. Kalau Boonie bahagia, eomma juga akan ikut bahagia. Jadi…bisakah Boonie pulang??”

 

“Eomma…”

“Eomma janji sayang. Seperti kata eomma tadi. Eomma akan selalu mengawasimu, menjagamu, melihatmu, dan juga selalu berada disisimu, ne? otte?”

“Eomma…”

“Ne…”

“Boleh aku tidur dipangkuan eomma??”

“Ne sayang…”

“Eomma…aku sangat menyayangi eomma. Sampai kapanpun hanya eomma satu-satunya eomma Gwiboon”

“Eomma juga sangat menyayangi Gwiboon melebihi apapun”

 

 

~

~

 

 

 

Author POV

 

 

Tit…Tit…Tit…

 

 

Hening. Hanya suara bunyi alat detak jantung yang memenuhi kamar rawat Gwiboon saat ini. Hanya ada seorang namja tampan yang masih setia menjaganya tanpa kenal lelah. Menggenggam tangan Gwiboon dan sesekali mengelus pipi tirus Gwiboon.

 

Namja tampan itu sedikit kaget saat merasakan tangan Gwiboon bergerak. Yah bergerak.

 

“Gwiboonie sayang…” terus memperhatikan yeoja cantik yang masih terbaring lemah itu.

Semakin lama…mata lentik itu bergerak. Sedikit demi sedikit…matanya terbuka.

“Dokter Kang…Gwiboon sadar…Gwiboon sadar dokter Kang…” panggil Minho sembari memencet tombol yang ada di kamar rawat Gwiboon untuk memanggil dokter.

 

“Boonie…Boonie…”

 

 

Tap Tap Tap…

 

 

“Minho…bisakah kau tunggu diluar? Aku harus memeriksanya dulu”

“Tapi dokter…”

“Minho…”

 

 

~

~

 

“Otteokae, uisa..?”

“Dokter Kang…bagaimana anakku?”

 

Sekarang Appa Gwiboon, Minho, Jinki, Taeyeon, dan Jonghyun sudah ada didepan kamar rawat Gwiboon. Semuanya cemas. Apa benar Gwiboon sudah sadar? Apa benar Gwiboon sudah membuka matanya?

 

“Karena terlalu lama koma, otaknya masih belum sepenuhnya sembuh. Perdarahan yang ada diotaknya sudah hilang. Gwiboon juga sudah sadar kembali. Sekarang dia sedang tidur. Otaknya masih lemah. Jadi aku sarankan, jangan membuatnya terlalu berpikir keras. Usahakan buat dia senyaman mungkin dan tidak memikirkan apa-apa dulu. Jangan mengingatkan masalah yang pernah ia alami dulu. Aku yakin Gwiboon akan segera pulih. Jadi jangan terlalu khawatir. Aku permisi dulu”

 

“Ne…gamsahamnida dokter Kang”

 

Setelah mendengar hal itu, Minho langsung menghambur masuk. Tidak peduli dengan siapapun, kecuali Gwiboon. Just Gwiboon.

 

 

 

~

~

 

 

 

Eungghhh…cahaya sedikit demi sedikit masuk kemata yeoja cantik itu. Bau obat langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumnya. Matanya pun sedikit demi sedikit terbuka. Buram. Itu hal pertama yang ia lihat saat ini. Yah…tentu saja.

 

“Boonie…kau sudah bangun, sayang?” suara bass itu…suara itu bukankah milik oppanya? Apa orang yang ada dihadapannya saat ini adalah oppanya? Matanya masih buram. Belum bisa melihat dengan jelas. Hanya sebuah gambaran yang masih samar.

 

“Oppa…” memanggil lirih. Suara Gwiboon sangat pelan tapi masih terdengar oleh Minho.

“Ne..Boonie, oppa disini, sayang” tangannya menggenggam tangan Gwiboon dan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap rambut Gwiboon lembut.

 

Tak lama kemudian…penglihatannya sedikit beringsut normal. Sudah bisa melihat dengan jelas semuanya. Mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Melihat orang-orang yang ada dalam kamarnya. Semuanya tersenyum melihat Gwiboon sudah sadar.

 

“Oppa…aku ingin minum” suaranya masih pelan. Masih terdengar lemah.

“Pelan-pelan…” Minho menyodorkan gelas yang berisi air mineral+sedotan ke mulut Gwiboon.

 

“Boonie…kau ingat dengan mereka?”

 

Gwiboon langsung memandang mereka satu persatu. Saat mencoba mengingat, kepalanya tiba-tiba sedikit terasa pening. Memandang kembali wajah mereka satu persatu.

 

“Appa…Taeyeon…Jinki oppa…dan…dan…Jonghyun-ssi”

“Kau…ingat dengan Jonghyun?”

“Eumm…” Gwiboon hanya mengangguk lemah. Yah…ia ingat semuanya. Ingat dengan memorinya bersama Jonghyun.

 

 

 

 

1 bulan kemudian…

 

 

 

 

Semakin hari, keadaan Gwiboon semakin membaik. Otak dan tubuhnya sudah berfungsi secara normal sekarang. Yah…tapi tetap saja, yang menjaga Gwiboon tetap bergantian. Terlalu banyak orang juga tidak baik bagi kesehatan Gwiboon, kan?

 

Hening. Hanya ada Jonghyun dan Gwiboon. Karena tidak ada yang bisa menjaga Gwiboon, Minho meminta Jonghyun untuk menjaga Gwiboon. Minho dan Jinki tidak bisa karena ada ujian. Yah…mereka harus ikut ujian itu kalau mereka ingin lulus. Sudah beberapa kali mereka bolos kuliah untuk menjaga Gwiboon.

 

“Jonghyun-ssi…bisakah kita keluar? Aku sangat bosan..”

“Keluar..? kau kan masih sakit, Gwiboon. Andwae”

“Ayolah…aku mohon…aku sudah sehat. Kan ada kau yang akan menjagaku. Jadi aku tidak akan apa-apa, ne? boleh yah?”

“Huuhhh…baiklah..”

 

~~~~

 

Jonghyun dan Gwiboon duduk dibangku panjang disebuah taman yang ada dirumah sakit. Hening. Lagi-lagi hanya diam. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Hanya menikmati udara pagi yang cukup segar.

 

“Mmm…Jonghyun-ssi…bagaimana kau bisa tahu aku ada dirumah sakit?”

“Itu semua berkat Taeyeon. Karena Taeyeon, aku bisa menemukanmu”

“Taeyeon..?”

“Ne…dia adalah adik sepupuku”

 

“Ini…” Jonghyun menyodorkan sebuah kalung emas putih, dengan bandul dolphin berwarna pink berkilau. Bukankah kalung itu…Gwiboon langsung membelalakkan matanya. Sangat terkejut.

“Omo~ ini…”

“Bukankah itu kalungmu..?”

“Ne…tapi…bagaimana bisa kalungku ini ada padamu?”

“Apa kau ingat pernah naik bus?”

“Ne..”

“Waktu itu kau bertabrakan dengan seseorang ketika akan turun, bukan?”

“Ne..”

“Kalungmu jatuh dan aku mengambilnya. Besoknya aku berniat mengembalikannya padamu, tapi ternyata kau tidak naik bus itu lagi”

 

 

Grep~

 

 

“Jeongmal gomawo…hiks..hiks..gomawo” Gwiboon langsung memeluk Jonghyun sembari menangis.

“Ssstts…uljima. kenapa kau menangis? Kalung ini kan sudah ada padamu?” mengusap punggung Gwiboon. Menenangkannya agar berhenti menangis. Saat Gwiboon melepaskan pelukannya, Jonghyun langsung menghapus air mata Gwiboon dengan ibu jarinya. Huuhhh…sangat tidak ingin melihat yeoja didepannya ini menangis.

 

“Ehm…sebagai tanda terima kasih untukku…bisakah kau memanggilku oppa?? Bukankah aku lebih tua darimu, eoh?”

“Baiklah…oppa…”

 

Eoh? Jonghyun tidak salah lihat kan? Gwiboon tersenyum padanya. Senyuman manis yang ia rindukan akhirnya terlihat kembali. Senyuman manis yang membuatnya gila. Walaupun hanya seulas senyum tipis, tapi tetap saja manis. Itu adalah senyuman tulus pertama yang Gwiboon tunjukkan.

 

“Ehm…oppa…kenapa oppa tidak mengajak Min Hwa kemari? Aku ingin sekali bisa bertemu dengannya langsung”

“Kau ingat Min Hwa..?”

“Tentu saja. Bahkan aku ingat ketika kau menari saat aku dan Min Hwa menyanyikan lagu three bears”

“Eoh? Kau ingat itu??”

“Ne..emm…aku ingin melihat tarianmu lagi, oppa”

“Yaa! Kenapa harus yang itu?”

“Yah yah yah…baiklah..jangan menatapku seperti itu”

 

Jonghyun kemudian berdiri didepan Gwiboon bersiap untuk menari dan bernyanyi.

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da” meliuk-liukkan tubuhnya saat menyanyikan lagu itu. Dan demi apa itu sangat lucu, kau tahu? Bahkan Gwiboon terkekeh geli ketika melihat tarian Jonghyun yang seperti anak kecil itu. Ck~

Tanpa menghentikan gerakannya, Jonghyun benar-benar bahagia saat melihat tawa pertama Gwiboon itu.

 

“Hahaha…oppa…kau sangat lucu”

“Sudah! Kau membuatku jadi tontonan..”

“Kekeke~”

 

Tanpa Gwiboon dan Jonghyun sadari, 2 pasang mata melihat mereka. Minho dan Jinki yang tengah melihat mereka hanya bisa tersenyum. Senang akhirnya tawa itu kembali muncul. Tawa yang sangat Minho rindukan. Walaupun wajah mereka terlihat senang karena melihat tawa Gwiboon, tapi tetap saja ada perasaan sedih dihati Jinki. Kenapa bukan dia yang bisa membuat Gwiboon tertawa? Jinki yang notabene adalah namjachingu Gwiboon tapi tak pernah bisa membuat Gwiboon tertawa seperti itu. Sedangkan Jonghyun, Gwiboon hanya mengenalnya lewat mimpi.

 

 

****

 

 

“Annyeong Gwiboon-ah…” sapa seorang namja tampan di ambang pintu kamar rawat Gwiboon. Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit.

“Annyeong oppa…” Gwiboon balik menyapa sembari tersenyum manis. Minho yang melihat kembali senyum itu juga ikut tersenyum. Sungguh. Ini sangat membuatnya bahagia. Senyum yang bertahun-tahun menghilang, sekarang kembali lagi.

 

“Hey…aku membawa seseorang untukkmu”

“Nu..”

“Annyeong eonni…eonni masih ingat aku? Aku Min Hwa..eonni sakit apa? Kenapa ada disini?” seorang anak kecil yang pernah ada dimimpi Gwiboon langsung memotong kalimat Gwiboon dan menghambur ke arahnya.

“Aigo..Min Hwa..oppa..” Gwiboon langsung memeluk Min Hwa. Matanya sampai terkaca-kaca saking terharu. Entahlah! Gwiboon merasa sangat menyayangi Min Hwa.

“Otte?? Kau senang??”

“Eumm…oppa…bolehkah aku pergi ke taman bersama Min Hwa?” mengangguk kemudian beralih menatap Minho.

“Aniyo. Kau harus banyak istirahat. Apa kau tidak mau pulang dari sini?”

“Oppa…ayolah..sekali ini..saja, ne? boleh yah?? Yah yah yah??” kembali bersikap manja. Sifat yang sangat sangat sangat Minho rindukan akhirnya kembali.

“Baiklah…”

 

 

 

****

 

 

Sudah 2 minggu ini, Jonghyun dan Gwiboon semakin akrab. Semakin lama semakin dekat. Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon.

 

 

@ taman rumah sakit

 

 

“Oppa…kenapa hari ini kau tidak mengajak Min Hwa? aku rindu dengan anak itu”

“Anni. Kalau Min Hwa kemari, kau tidak akan istirahat. Lain kali aku akan mengajakmu ke panti asuhan, ne?”

“Jeongmalyo? Tentu saja aku mau”

 

“Gwiboon…aku tahu ini mungkin terlalu cepat bagimu. Tapi aku tidak bisa memendamnya lagi”

 

Jonghyun menggenggam tangan Gwiboon yang duduk disebelahnya. Gwiboon langsung menoleh ke arah tangannya, kemudian menatap Jonghyun. Sungguh, ini membuatnya terkejut, kau tahu?

 

“Aku mencintaimu, Gwiboon. Sejak pertama kali bertemu denganmu dibus. Waktu itu kau mengambil tempat favoritku. Dan saat kau berada dalam mimpiku”

 

“Oppa…aku..”

 

“Aku tahu ini berat untukmu. Aku juga tahu kalau Jinki adalah namjachingumu. Aku mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Tapi aku sungguh sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu, Gwiboon”

 

“Oppa…aku tidak bisa menjawabnya sekarang”

 

“Gwaenchana..aku akan menunggumu, Gwiboon”

 

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sudah mendengar semua itu. Namja tampan yang bahkan tidak mampu membuat senyum itu kembali. Sakit. Sangat sakit saat mendengarnya. Walapun ia belum mendengar jawaban dari Gwiboon, tetap saja sakit. Yah…namja yang sekarang mati-matian menahan rasa perih yang sudah menggores hatinya adalah Jinki, yang notabene adalah namjachingu Gwiboon. Akankah ia harus melepasnya? Melepas cintanya? Sungguh, ia tidak siap.

 

 

****

 

 

Hari ini Gwiboon sudah diperbolehkan untuk pulang. Minho, Mr. Kim, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun sudah berada dirumah sakit untuk menjemput Gwiboon tentunya.

==SKIP==

 

 

@ rumah Gwiboon

 

 

Semua pelayan sudah menyambut kedatangkan mereka. Rumah yang tadinya sepi, sepertinya akan menjadi ramai sekarang. Beberapa balon sudah menghiasi ruangan tengah. Yah…pesta penyambutan kecil-kecilan yang dibuat para pelayan untuk agassinya. Untuk yeoja yang begitu banyak mengalami penderitaan.

 

Hanya canda dan gelak tawa yang menghiasi rumah Gwiboon. Mereka bahagia. Sungguh moment yang belum pernah ada sebelumnya dirumah itu. Suasana yang begitu hangat.

 

“Oppa…aku ingin istirahat” Gwiboon sedikit merasa pusing. Mungkin karena teralu lelah hari ini. Minho pun memapah Gwiboon pergi ke kamarnya. Walaupun sudah beberapa minggu menjalani perawatan dirumah sakit, tetap saja ia masih harus banyak istirahat, bukan? Koma selama 1 tahun bukan waktu yang singkat.

 

 

@ balkon kamar Gwiboon

 

 

Untung saja udara malam ini tidak begitu dingin. Tapi tetap saja selimut pink bermotif dolphin menutupi tubuh Gwiboon. Gwiboon dan Minho sekarang duduk disebuah sofa yang ada dibalkon kamar Gwiboon. Gwiboon menyandarkan kepalanya ke dada bidang Minho sembari memeluknya. Minho juga memeluk Gwiboon. Huuuhhh…sungguh. Gwiboon sangat merindukan pelukan ini. Pelukan hangat dari oppanya. Pelukan hangat yang sama dengan pelukan hangat eommanya.

 

“Oppa…aku sangat sangat sangat menyayangimu”

“Na do sayang…”

 

“Oppa…waktu aku masih tidur, aku bermimpi indaaahhh…sekali”

“Mimpi apa?”

“Aku bermimpi bertemu Jonghyun oppa, Min Hwa, dan juga…eomma”

“…….”

“Terakhir saat bertemu dengan eomma, eomma menyuruhku untuk pulang. Katanya eomma sangat menyayangiku dan juga oppa”

“Ne…oppa tahu”

 

“Oppa…”

“Ne..?”

“Seminggu yang lalu Jonghyun oppa menyatakan perasaannya padaku. Aku harus menjawab apa?”

“Apa kau juga menyukai Jonghyun, heum?”

“Mollayo. Tapi saat bersamanya, aku merasa senang, oppa. Seperti tidak ada beban sama sekali”

“Itu berarti kau menyukainya..”

“Oppa…jangan memencet hidungku..ish”

 

“Oppa…aku takut Jinki oppa terluka. Aku tidak mau menyakiti Jinki oppa”

“Bicarakan baik-baik dengannya. Aku yakin Jinki akan mengerti”

“Ne..”

“Boonie…sebenarnya oppa lebih menyukai Jinki. Kau tahu? Wajah Jonghyun itu mirip sekali seperti dino. Kau yakin mau menyukai namja berkepala dino itu, eoh?Kekeke~”

“Oppa…jangan menggodaku lagi..ish”

“Hahaha…sekarang tidur, ne? bukankah kau tadi merasa pusing?”

“Ne..tapi gendong..”

“Huuhh…dasar manja!”

“Biarin..”

 

Minho pun menggendong Gwiboon ala bridal stlye menuju tempat tidur. Akhirnya sifat manja itu kembali lagi.

 

“Aigo~ sepertinya badanmu bertambah berat, Boonie”

“Ish…oppa…”

“Hahaha…ne ne. Walaupun dongsaeng oppa ini gendut…tapi tetap akan menjadi yeoja tercantik”

“Ck~ oppa…menyebalkan”

“Hahaha…sudah! sekarang tidur. Jangan marah terus, nanti dongsaeng kesayangan oppa ini jadi jelek, ne? jumuseyo, sayang chu~” menoel hidung Gwiboon, kemudian melakukan ritual yang biasa ia lakukan pada Gwiboon, yaitu selalu mencium kening Gwiboon sebelum tidur.

“Ne..Boonie sayang oppa”

 

Huuhhhh…sungguh moment yang bisa membuat semua iri jika melihat hubungan adik-kakak seperti ini. Bahkan author sekalipun juga iri melihatnya. *curcol#abaikan*

 

 

 

****

 

 

 

@ Incheon Air port

 

 

 

“Oppa…kenapa harus pergi, eoh? Hiks hiks” Gwiboon menangis dipelukan Jinki saat ini. Yah…saat ini memang Minho, Taeyeon, dan juga Jonghyun mengantar kepergian Jinki. Jinki memutuskan untuk pergi dan meneruskan studynya di Paris. Ingin segera melepaskan cinta yang bukan untuknya. Ingin segera melupakan kenangan memilukan yang ia alami. Dan mungkin ingin segera menangis jika sudah mendarat disana nanti. Ini keputusan yang sangat berat yang Jinki ambil. Setelah menimbang dan memikirkannya selama seminggu ini.

 

“Mianhae, Boonie. Maafkan oppa, ne? aku harus meneruskan bisnis appa disana. Mianhae kalau ini begitu mendadak” bohong, eoh? Yah…mana mungkin Jinki megatakan alas an yang sebenarnya, eoh? Jinki yang memaksa appanya untuk pindah ke Paris. Yah…walapun memang benar nantinya cepat atau lambat Jinki harus meneruskan bisnis appanya.

 

“Hiks hiks..oppa jahat meninggalkanku” masih terisak dipelukan Jinki.

“Mianhae Gwiboon. Mianhae. Nanti disana aku akan selalu mengirimimu email, ne?jangan lupakan aku. Aku sangat menyayangimu” sungguh. Jinki juga tidak ingin meninggalkan Gwiboon. Sangat ingin menangis ketika melihat air mata itu turun dari pipi tirusnya. Jinki melepas pelukan Gwiboon lalu berjalan ke arah Jonghyun yang tak jauh darinya.

 

“Jonghyun-ssi…aku mohon, jaga Gwiboon dengan baik, ne? aku yakin kau akan selalu menjaganya. Jangan sakiti Gwiboon. Jangan biarkan ia menangis. Jangan biarkan air mata itu menetes lagi dari matanya. Cukup ini yang terakhir. Kalau kau sampai menyakitinya, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, arasseo?” walaupun tidak ada kata putus dari mulutnya, ini sudah cukup mewakilkan semua itu. Kata-kata yang ia lontarkan untuk Jonghyun sudah cukup untuk memutuskan hubungannya dengan Gwiboon.

 

“Ne..aku tahu. Gomawo Jinki. Aku tidak akan mengecewakanmu” Jonghyun hanya bisa berterima kasih dan kemudian menepuk bahu Jinki. Sedikit memberinya semangat.

 

“Baiklah…ini sudah waktunya aku berangkat. Minho…Taeyeon…sampai jumpa..semoga kalian bisa bersama, ne?” berpelukan sebentar dengan Minho dan Taeyeon.

 

“Apa maksudmu..?” Minho mengeryitkan alisnya bingung.

 

“Hahaha…bukan apa-apa. Boonie…jaga dirimu baik-baik, ne? jangan lupa untuk membalas email dariku nanti. Ow ya! Kalau Jonghyun macam-macam denganmu, beritahu aku. Aku akan menghajarnya nanti, ara?”

“Ne..oppa..aku menyayangimu”

“Na do..samapi jumpa semua…”

 

Pada akhirnya, ia tetap harus melepaskan cintanya. Cinta yang bukan untuknya. Cinta yang hanya tertuju pada orang lain. Akankah perasaan cinta yang ia rasakan saat ini akan hilang nanti? Akankah rasa sakitnya ini juga hilang dengan sendirinya? Huuhh…molla. hanya waktu yang bisa menentukan. Hanya waktu yang bisa merubah semua itu.

 

 

 

 

THE END

 

 

 

Gimana?? ancur yah endingnya?? gantungkah?? ahh…pokoknya utang aye yg ini udah lunas..

insyaAlloh….kalo sempet aye bakaln bikin part epilognya,, tapi kalo sempet, kekeke~

 

THANKS FOR READER YANG UDAH RCL…mianhae kalo ada typo ne…

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 7 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Degh!!

Bukankah tadi malam aku juga bermimpi seperti itu?? Ya, benar! Mimpi Min Hwa sama persis dengan mimpiku semalam. Dan nama yeoja itu…Kim Gwiboon. Sekarang aku ingat. Tapi…bagaimana bisa mimpiku sama dengan Min Hwa?? Apa ini hanya kebetulan?? Yah. Ini pasti hanya kebetulan.

“Oppa…”

“Oppa…”

“Eh?? Ne..??”

“Kenapa oppa melamun..??”

“Ah! Aniyo…bagaimana kalau kita main ayunan saja??”

“Ayo…”

===============

 

 

PART 7

 

 

 

Author POV

 

 

 

6 mounths later…

 

 

 

“Pagi Boonie…oppa kembali. Hari ini oppa membawa makanan kesukaanmu. Kau suka omelet kan?? Kenapa kau tidak bangun sayang?? Apa kau tidak suka manakannya?? Baiklah…kalau Boonie bangun nanti, oppa akan menuruti semua keinginanmu. Otteokae?? Cepatlah bangun sayang. Oppa merindukan senyummu, oppa rindu sifat manjamu, oppa sangat merindukanmu, sayang” Minho masih sabar mengajak Gwiboon bicara. Sudah 7 bulan Gwiboon tak kunjung sadar dari komanya. Minho juga masih bersikap dingin terhadap Appanya. Mr. Kim sendiri juga semakin merasa bersalah. Semakin lama perasaan bersalah itu semakin dalam. Apalagi ditambah sikap Minho yang juga semakin dingin terhadapnya.

 

 

***

 

 

“Gwiboonie…malam ini, aku dan Minho yang akan menjagamu. Kali ini aku membawa beberapa cerita dongeng. Kau mau kubacakan dongeng apa?? Ada Snow White, ada Cinderella, Hansel and Gretel, Little Red Riding Hood, The Little Mermaid. Kau mau yang mana?? Mmm…bagaimana kalau Cinderella saja?? Baiklah…suatu hari….bla bla bla” *author lagi males, skip aja yah*

Jinki terus bercerita sampai akhir. Minho dan Jinki bergantian membacakan dongeng untuk Gwiboon. Jinki pun sama halnya dengan Minho. Masih dengan sabar erawat dan menjaga Gwiboon. Terkadang, Jinki juga menangis diam melihat keadaan Gwiboon saat gilirannya berjaga dengan Taeyeon.

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Annyeong Min Hwa…boleh aku ikut bermain disini??” tanyaku saat melihat Min Hwa sedang bermain ayunan di taman.

“Annyeong eonni…boleh…eonni yang mendorongku yah??” jawab Min Hwa dengan aksen anak-anaknya dan memintaku mendorong ayunannya. Kekeke~ Min Hwa lucu sekali. Aku pun mendorong pelan ayunannya.

“Kau sedang menunggu oppamu lagi..?”

“Ne..eonni”

 

 

Jonghyun POV

 

 

Eoh?? Bukankah dia yeoja itu?? Aku melihat dua orang yeoja tertawa bersama bermain ayunan. Mereka terlihat senang sekali. Aku pun menghampiri mereka.

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa sudah datang?? Oppa…sinih! kita bermain bersama disini. Oppa masih ingat Gwiboon eonni kan??”

“Baiklah…ayo kita main”

 

Setelah bermain cukup lama, aku dan Gwiboon duduk di bangku yang ada ditaman. Sedangkan Min Hwa masih asik bermain.

“Gwiboon…a…kau tinggal dimana??”

“Kau mau datang kerumahku?? Nanti, akan ku ajak kau ke rumahku. Min Hwa anak yang lucu sekali. Kau oppanya kan?? Tapi kenapa wajahmu tidak mirip dengan Min Hwa??”

“Ahahaa…kau benar. Min Hwa memang anak yang lucu sekali. Dia juga cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya, seperti denganmu. Aku dan Min Hwa bukan saudara kandung. Min Hwa tinggal di panti asuhan. Walaupun Min Hwa bukan dongsaengku, tapi aku sangat menyayanginya”

“Jonghyunie oppa, Gwiboonie eonni, ayo kita main lagi” Min Hwa menarik tanganku dan juga tangan Gwiboon. Anak ini memang hiperaktif. Aku dan Gwiboon pun bermain lagi.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Engghhh…lagi-lagi suara alarm jam ku mengganggu tidurku. Kubuka mataku perlahan. Mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku kembali ingat dengan mimpiku tadi. Dan lagi-lagi aku bermimpi yeoja itu dan Min Hwa. Apa ini memang hanya sebuah kebetulan?? Kurasa tidak. Selama 6 bulan aku terus bertemu yeoja itu didalam mimpi. Bermimpi yeoja itu lagi untuk yang kesekian kalinya. Dan mimpi itu…seakan nyata. Terasa seperti aku benar-benar mengalaminya. Apa yeoja itu hantu?? Ahh…mana mungkin. Ayolah Jonghyun…itu sangat konyol. Huuhhh…memikirkannya membuat kepalaku jadi pusing. Lebih baik aku segera mandi.

 

 

***

 

 

Sudah beberapa hari ini aku tidak mengunjungi panti asuhan. Yah…itu karena tugas kuliahku yang harus segera dikumpulkan. Lebih baik aku kesana saja.

 

 

***

 

 

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa datang?? Aku kangen Jonghyunie oppa..”

“Oppa juga rindu padamu. Hari ini oppa bawa hadiah untukmu”

“Seonmul..??”

“Eumm…tadaaaaa” ku tunjukkan sebuah boneka dolphin padanya. Raut wajahnya terlihat senang sekali. Sebelum dating ke panti asuhan, aku menyempatkan mampir ke toko boneka. Yah…Min Hwa sangat menyukai boneka. Apalagi boneka berbentuk dolphin. Ini sudah yang kesekian kalinya aku memberikannya boneka dolphin.

“Kyaaaa….kyepta. asiiikkkk…gomawo oppa”

“Bagaimana kalau kita bermain di taman belakang??”

“Eumm…”

 

 

Di taman belakang panti asuhan

 

 

Aku dan Min Hwa sekarang duduk di sebuah bangku yang ada ditaman ini. Kulihat, Min Hwa hanya sibuk memainkan bonekanya. Ck..neomu kyeopta melihat wajahnya seperti itu.

“Jonghyunie oppa…kemarin waktu oppa tidak datang, aku bermimpi lagi. Aku dan Gwiboon eonni bermain ayunan di taman. Oppa juga ada. Gwiboon eonni sangat baik, oppa”

“Jeongmalyo??”

“Ne..aku suka Gwiboon eonni, oppa. Gwiboon eonni cantik kan oppa??”

“Eumm…kau benar. Gwiboon yeppeo. Neomu neomu yeppeo. Sangat manis”

“Jonghyunie oppa juga suka Gwiboon eonni..??”

“Mungkin…ayo kita kembali. Ini sudah siang. Kkaja”

“Eum..ne”

 

 

Author POV

 

 

****

 

 

“Gwiboonie…aku datang…apa kau mendengarku?? Yaa!! Cepatlah bangun…apa kau tidak rindu padaku?? Aku sangat merindukanmu, Gwiboon. Aku, Minho oppa, Jinki oppa, Kim ahjusshi sangat merindukanmu. Apa kau juga tidak rindu mereka?? Kau tahu?? Kampus terasa sepi tanpamu. Apa kau tahu Nicole seonsaengnim?? Semakin hari dia semakin menakutkan. Kerjaannya hanya marah-marah terus. Huhhh…Gwiboon, kapan kau akan bangun??” ujar Taeyeon sembari mengusap tangan Gwiboon. Hari ini giliran Taeyeon dan Minho yang menjaga Gwiboon. Minho hanya diam memandang ke arah kaca yang mengarah keluar. Membiarkan Taeyeon terus berbicara pada Gwiboon yang masih asik tertidur. Terus seperti itu sampai beberapa jam. Sesekali Minho hanya menghela nafas berat. Hal ini benar-benar sulit untuknya. Andai eommanya masih ada, ia pasti tidak akan merasakan kesulitan seperti ini. Menghadapi hal yang benar-benar sulit memang sangat berat. Dan sekarang, hanya tinggal Gwiboon satu-satunya kekuatan yang tersisa untuknya. Hanya Gwiboon satu-satunya alasan untuk Minho bertahan, berusaha kuat dan tegar selama ini.

 

“Taeyeon-ah…sudah siang. Kau makanlah dulu”

“Oppa sendiri tidak makan??”

“Nanti saja. Kau saja duluan”

“Anni. Aku tidak akan makan kalau oppa tidak makan. Jangan menyiksa terus dirimu sendiri, oppa. Aku yakin, Gwiboon tidak akan menyukai ini. Gwiboon pasti akan sedih kalau kau terus-terusan menyiksa dirimu sendiri”

“Huuhhhh….baiklah”

“Gwiboon…tidak apa-apa kan, kalau oppa tinggal sebentar?? Oppa akan segera kembali” mengelus rambut Gwiboon kemudian mencium keningnya sebelum meninggalkannya sendirian hanya untuk makan siang.

 

Minho pun akhirnya mau untuk makan siang. Walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak berselera makan. Dia hanya berpikir melakukan ini demi Gwiboon. Tidak ingin Gwiboon sedih. Tanpa mereka tahu, tangan Gwiboon bergerak. Bergerak walaupun hanya sebentar. Bukankah ini kemajuan??

 

 

Jonghyun POV 

 

 

Yeoja itu lagi. Yeoja manis itu sedang bermain bermasa Min Hwa. Melihat tawa mereka berdua membuatku senang. Apalagi ketika melihat yaoja itu tersenyum. Ada sesuatu yang bergetar disini. Perasaan dimana ingin selalu melihat senyumannya itu. Huuhhh…membuat hati ini damai. Aku pun menghampiri mereka berdua.

“Jonghyunie oppa…oppa terlambat” Min Hwa benar-benar lucu saat mempoutkan bibirnya. Kekeke~

“Mianhae Min Hwa…aa…annyeong…Gwiboon”

“Annyeong…Jonghyun”

“Gwiboonie eonni…sinih!” Min Hwa membisikkan sesuatu pada Gwiboon. Aku hanya mengerutkan alis menatap tajam ke arah mereka berdua.

“Oppa…karena oppa terlambat, jadi oppa harus dihukum. Oppa harus menari disini. Nanti aku dan Gwiboon eonni yang mennyanyi. Tapi oppa harus lucu”

“Mwo?? Ahh…shireo! oppa terlalu tampan untuk melakukan hal itu, Min Hwa”

“Oppaaaa….”

“Lakukan saja” aigoo…melihat Gwiboon bicara padaku sembari tersenyum membuat jantungku berdegup kencang sekali. Aiihh…apa ini yang namanya cinta?? Molla.

“Ahh…ne..ne..baiklah”

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom”

“Yaa! Kenapa harus lagu itu??”

“Kan biar lucu, oppa”

“Huuhhh…..”

“Kita mulai dari awal eonni”

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da”

 

Aiisshhh….ini sangat memalukan. Min Hwa malah tertawa melihat tarianku. Sedangkan Gwiboon hanya menahan tawa dan terus menyanyikan lagunya. >,

 

“Oppa…aku ingin ice cream” rengek Min Hwa sembari mengayunkan kakinya saat duduk dibangku taman. Huuhhh…sejak kapan anak ini jadi manja begini. Ck.. Aku hanya tersenyum semanis mungkin pada Min Hwa.

“Asiiikkk….ayo eonni”

 

Kami bertiga berjalan beriringan menuju tempat kedai ice cream. Min Hwa yang berada ditengah, menggandeng tanganku dan juga tangan Gwiboon. Min Hwa terlihat bahagia sekali.

“Jonghyunie oppa…Gwiboonie eonni…gomawo yah..Min Hwa hari ini senang…sekali. Dari dulu, Min Hwa ingin bisa berjalan menggandeng tangan appa dan eomma seperti ini…hehehe” Aku hanya diam dengan celotehannya kali ini. Yah…aku mengerti perasaannya.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Ennggghhh…kuedarkan pandanganku. Kubuka mataku perlahan. Huuhhh…hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata. Berharap mimpi itu bisa menjadi kenyataan.

 

 

***

 

 

@ bus menuju kampus

 

 

“Huuhhh…..” kuhela nafas panjang. Memandang ke arah kaca tranparan yang menunjukkan pinggiran kota. Menerawang jauh, memikirkan tentang yeoja itu. Mimpi yang hampir selalu sama. Mimpi yang terasa amat sangat nyata. Kira-kira…apa yeoja itu ada?? Sebenarnya siapa yeoja itu?? Kenapa bisa selalu ada di mimpiku?? Tapi…wajahnya sangat familiar. Apa memang aku pernah mengenalnya?? Aiisshhh…pertanyaan-pertanyaan ini selalu saja berputar diotakku. Membuatku pusing.

 

 

*****

 

 

1 mounth later…

 

 

Semakin lama, aku semakin akrab dengan yeoja itu. Setiap hari, berharap agar malam cepat tiba. Berharap agar segera bermimpi yeoja itu lagi. Aku ingin sekali bisa bertemu langsung dengannya. Semakin lama, semakin mengenal yeoja itu. Huuhh…sepertinya aku mulai menyukai yeoja itu. Apa aku gila?? Mungkin. Entahlah. Satu hal yang tak pernah kulupa darinya. Kau tahu itu apa?? Senyumannya. Senyuman yang selalu membuat jantungku berdetak cepat. Senyuman yang selalu membuat hatiku bergetar. Senyuman yang…errr…hampir membuatku gila. Hahhh…mungkin sekarang aku sudah gila dibuatnya. Ck.. ironiskah?? Menyukai seorang yeoja yang bahkan aku tak tahu dia nyata atau tidak. Molla. Mungkin hanya Tuhan yang tahu. *author juga tau*#abaikan

 

 

09.45 pm

 

 

Huuhh…terus membayangkan senyumannya saja sudah membuatku lupa waktu. Lebih baik aku tidur saja. Semoga pertemuan kali ini-walaupun hanya lewat mimpi-menyenangkan.

 

 

***

 

 

Eoh?? Kenapa aku ada disini?? Aku bukan berada ditaman, tapi disebuah jalan sepi yang dipinggirnya ada beberapa pohon sakura. Yeoja itu. Diseberang jalan, aku melihat yeoja itu duduk disebuah bangku panjang yang berada dibawah pohon sakura. Aku pun menghampiri yeoja itu dan duduk disampingnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis.

 

 

[Backsound As One – Mi Ahn Hae Ya Ha Neun Guh Ni/OST Sassy Girl Chun Hyang]

 

 

“Oh! Jonghyun, kau sudah datang??”

Aku hanya membalas senyumnya. Beberapa detik kemudian, dia kembali mengarah melihat ke depan. Hanya menatap rerumputan yang bergerak karena angin. Diam dan tersenyum lagi. Aigoo…neomu yeppeo! Sesekali matanya terpejam, menghirup udara segar, kemudian menhembuskannya seraya membuka matanya. Aku terus memperhatikannya. Setiap kali melihat senyumannya, hatiku serasa bergetar. Jantungku berpacu dengan sangat cepat.

 

“Jonghyun…pemandangan disini indah bukan..??” dia bertanya tanpa menoleh ke arahku. Masih tetap menatap rerumputan itu. Aku pun beralih ikut mentapa ke depan.

“Ne…sangat indah”

“Aku…ingin sekali bisa kembali ke rumah. Aku sangat merindukan oppa dan juga appaku” Apa maksudnya dia ingin kembali ke rumah?? Apa selama ini dia tidak bisa pulang?? Apa dia tidak tahu jalan pulang??

“Kenapa kau tidak bisa kembali..??”

“Molla. Aku ingin tapi ada sesuatu yang menahanku untuk pergi”

 

Kami berdua kembali diam. Hening. Tak ada satupun dari kami yang bicara. Hanya suara angin yang berhembus menerpa wajah kami. Cukup lama kami diam, tapi kemudian…

“Jonghyun…bisakah kau mengunjungiku saat aku kembali nanti..??”

“Ne…” kenapa saat dia bertanya seperti itu ada perasaan kehilangan disini?? Kenapa hatiku merasa aneh??

 

“Mmm…Jonghyun…”

“Ne..??”

“Bisakah aku meminjam bahumu..??”

“Kemarilah..” Yeoja itu pun membaringkan kepalanya bersandar dibahku. Ya Tuhan…bisakah waktu berhenti sekarang?? Sangat nyaman. Ingin sekali waktu berhenti agar terus seperti ini.

 

“Jonghyun…gomawo kau sudah mau menjadi temanku selama ini. Gomawo kau sudah mau menemaniku”

“Ne…cheonmaneyo”

Kami hanya diam. Diam menikmati suasana ini. Huhh…benar-benar enggan untuk mengganti posisi ini.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Eunnggghhh…sudah pagi. Aiisshhh…kenapa pagi cepat sekali datang sih?! Huuhh…aku pun bangun dan segera mandi.

 

 

****

 

 

Minho POV

 

 

1 mounth later…

 

 

Ya Tuhan…sampai kapan Gwiboon harus seperti ini?? Sampai kapan lagi Gwiboon akan tidur seperti ini??

“Gwiboonie…kapan kau akan bangun sayang?? Oppa merindukanmu. Apa kau tidak merindukan oppa, heum?? Oppa janji kalau Boonie bangun nanti, oppa tidak akan meninggalkanmu. Oppa tidak akan membiarkanmu sedih lagi. Oppa akan selalu menjagamu. Oppa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Bisakah kau bangun sekarang??”

 

Tes

Tes

Tes

 

Air mataku selalu saja tumpah. Rasanya benar-benar sakit.

“Minho…kau tidurlah! Ini sudah larut. Biar appa saja yang menjaga Gwiboon”

“Anni. Aku masih ingin menjaga Gwiboon”

“Minho…appa mohon. Kali ini saja biarkan appa yang menjaganya. Appa juga menyayangi Gwiboon. Appa juga ingin menjaganya sama sepertimu”

 

 

Author POV

 

 

Tak lama kemudian, Minho pun berdiri dari tempat duduknya. Masih membelakangi sang Appa.

“Hanya malam ini..!” seru Minho kemudian langsung keluar ruangan. Menunggu dan duduk didepan kamar ICU Gwiboon. Sesekali mengusap wajahnya yang kusut. Sementara sang Appa hanya diam menatap keadaan aegyanya yang tak kunjung sadar.

 

Tes

Tes

Tes

 

Semakin lama memandang Gwiboon, semakin pecah tangisan Appanya. Ck.. Ayah mana yang tega melihat anaknya terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan waktu yang cukup lama. Appanya sangat menyesal. Bahkan Mr. Kim selalu menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Gwiboon.

 

“Gwiboonie…maafkan appa. Appa sangat menyesal. Boonie bisa dengar suara appa kan?? Gwiboonie…appa tahu, appa bersalah padamu. Sangat bersalah padamu. Appa mohon, maafkan appa. Appa mohon…bangunlah sayang! Appa mohon…”

Seperti biasa, tak ada reaksi apapun. Hening. Hanya terdengar suara tangisan sang appa dan juga suara alat detak jantung Gwiboon.

 

“Gwiboonie…appa mohon, bangunlah sayang. Apa Gwiboonie tidak menyayangi appa lagi?? Apa Gwiboonie tidak menyayangi Minho lagi..?? apa Gwiboonie tidak kasihan dengan Minho yang selalu menangisi adiknya, menangisi Gwiboon??”

“Boonie…appa berjanji padamu. Appa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Apapun itu. Appa berjanji tidak akan menikah lagi. Appa janji…appa akan selalu meluangkan waktu untukmu, sayang. Jadi…bangunlah, nak. Appa mohon sayang…”

 

Omona…sepertinya Gwiboon mendengar ucapan sang appa. Tangan Gwiboon bergerak sedikit, saat tangannya digenggam oleh sang appa. Mungkinkah Gwiboon mendengarnya?? Molla. Mr. Kim kaget dan kemudian langsung berteriak memanggil nama Minho dan menekan tombol yang ada dikamar itu untuk memanggil dokter.

 

“Omo!! Gwiboon…MINHO…CEPAT KEMARI…MINHO…”

 

Minho yang mendengar teriakan dari sang appa langsung masuk dengan wajah yang…mungkin bisa dibilang khawatir.

“Waeyo appa?? Ada apa??”

 

 

Tap…Tap…Tap…

 

 

“Ada apa??” tanya dokter Kang yang memang saat itu sedang bertugas dan juga dia adalah dokter keluarga Kim.

“Tangan Gwiboon…tangannya bergerak. Tadi tangan Gwiboon bergerak, dokter Kang!” jawab Mr. Kim seraya memandang Gwiboon. Dokter Kang pun kemudian langsung memeriksa keadaan Gwiboon. Sedangkan Minho hanya bergumam memanggil nama Gwiboon sembari menatap Gwiboon dan tersenyum. Tanpa terasa, air mata itu turun dari mata belo yang dimiliki namja tampan itu. Bukankah ini awal yang bagus??

 

 

Keesokan harinya

 

 

Semenjak tadi malam, Mr. Kim dan juga Minho sama sekali tidak bisa tidur. Terus menjaga Gwiboon yang memang mungkin sedikit ada kemajuan. Yah…walaupun hanya sedikit, tapi itu sangat berarti untuk mereka. Mereka yang sangat menyayangi Gwiboon.

 

 

Minho POV

 

 

Gwiboonie…oppa senang. Oppa sangat senang sekali. Dokter Kang bilang…ini kemajuan untukmu, sayang.

 

 

Flashback

 

“Otteokae, dokter Kang..?? bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya appa.

“Bisa dibilang, ini kemajuan untuk Gwiboon. Sepertinya, perdarahan yang ada di otaknya sudah mulai mengecil. Sarafnya sudah mulai sedikit merespon. Paru-parunya juga sudah kembali normal. Selang pernafasannya juga bisa diganti. Aku akan memeriksanya lagi besok pagi. Mr. Kim…Minho…teruslah berdoa. Aku yakin, sebentar lagi Gwiboon akan segera sadar” ujar dokter Kang kemudian pergi.

 

Flashback End

 

 

Benarkah ini sayang?? Ya Tuhan…terima kasih. Yah…aku yakin Gwiboon akan segera sadar. Gwiboonie…oppa akan menunggu sampai hari itu tiba.

 

 

*****

 

 

Jonghyun POV

 

 

Sudah satu bulan ini aku tidak bermimpi tentang yeoja itu lagi. Waeyo?? Bukankah dulu aku selalu bermimpi tentangnya?? Saat itu…saat dimana hanya ada aku dan yeoja itu dimimpiku, itu adalah mimpi terakhir. Apakah mimpi itu sebuah perpisahan?? Aku mulai merindukannya. Aku sangat rindu dengan senyumnya. Senyum yang membuatku tergila-gila padanya. Yah…walaupun aku tahu ini tidaklah nyata.

 

 

Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…

 

 

Eoh?? Tumben anak ini menelponku. Segera kuangkat telponnya.

“Yeoboseyo…”

“Yeoboseyo oppa..”

“Ada ada kau menelponku..?”

“Nanti aku akan ke apartemenmu”

“Geuraeyo…aku harus pergi ke kampus. Bye”

 

 

Author POV

 

 

“Aisshhh…aku belum selesai bicara sudah ditutup” gerutu Taeyeon kesal sembari melutup ponselnya.

“Waeyo Taeyeon-ah..??” tanya Minho ketika keluar dari kamar Gwiboon dan tidak sengaja mendengar umpatan Taeyeon.

“Ah..anni. oppa mau kemana..?” jawab Taeyeon gugup.

“Aku mau keluar sebentar. Tolong jaga Gwiboon”

“Ne..”

 

 

***

 

 

Taeyeon POV 

 

 

Ting Tong…Ting Tong…Ting Tong…

 

 

Cklek

 

 

“Kau sudah datang rupanya..?! masuklah!” seru Jonghyun oppa menyuruhku masuk ke apartemennya.

“Eomma menyuruhku untuk mengantarkan ini padamu. Eomma juga menanyakanmu, kenapa kau sekarang jarang sekali mampir ke rumah” pekikku kemudian duduk di sofa miliknya setelah memberikan beberapa buah pemberian eommaku. Jonghyun oppa adalah sepupuku.

“Ahh..sampaikan terima kasihku untuk bibi. Akhir-akhir ini aku sibuk, Taeyeon-ah!”

“Apartemenmu tak ada yang berubah dari terakhir kali aku kemari”

“Ne..kau mau minum apa..??”

“Terserah oppa saja”

 

Terakhir ke apartemen Jonghyun oppa waktu ujian kelulusan dulu. Huhh…sudah lama sekali. aku pun berjalan masuk ke kamar Jonghyun oppa.

“Tidak ada yang berubah disini” gumamku seraya melihat ke seluruh kamarnya.

“Eoh?? Kau disini rupanya”

“Kamarmu tidak ada yang berubah oppa”

“Yah…bagaimana keadaan bibi..??”

“Eomma sehat..”

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

 

 

 

TBC

 

 

gimana?? makin gaje kan?? makin ancur yah??

thanks for reader yang setia RCL…

 

SONGFIC/Calling Out/2 of 2

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Annyeong chingudeul…..aku bawa part terakhirnya nih,, nggak tau deh endingnya ini kayak gimana,,

yang nggak suka nggak usah baca…NO BASH…NO SILENT READER…

semoga kalian suka…

Happy Reading for All…^^

 

Author               : Shin Hyu Kyung

Title                    : Calling Out

Genre                 : Angst, Romance

Rating                : PG-16

Length                : Twoshot

Main Cast          : Kim Kibum a.k.a Key, Kim Jonghyun / Kim Jung Soo

Suppourt Cast  : Lee Jinki, Choi Minho

A.N                       : FF ini terinspirasi dari lagunya F(x) – Calling Out,, baca ff ini sambil dengerin backsoundnya biar dapet feelnya ya,,kekeke~

 

 

 

 

***

 

Tok Tok Tok

 

 

“Key…Jinki hyung ingin bicara padamu” seru Minho seraya mengetuk pintu kamarku. Aku hanya diam membatu, memandang jendela kamarku.

 

 

Cklek

 

 

“Annyeong Key..bagaimana kabarmu..??”

“……”

“Aku kesini…hanya ingin memberikan sesuatu padamu”

“……”

“Beberapa hari sebelum Jonghyun pingsan waktu itu, dia menyuruhku memberikan ini padamu setelah ia pergi. Jonghyun sangat mencintaimu Key. Dia hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Tidak ingin membuatmu menjadi kasihan padanya”

“…..”

“Geuraeyo…aku permisi dulu Key..! aku harap…kau membaca surat dari Jonghyun”

 

Mendengar namanya kembali membuat hatiku sakit. Ku lirik surat yang diberikan dari Jinki. Setelah beberapa jam Jinki keluar dari kamarku, kugapai surat itu. Surat dengan amplop berwarna pink. Warna kesukaanku. Kubuka surat itu. Ada beberapa surat didalamnya. Kubaca satu persatu.

===================

 

[Backsound Sung Si Kyung – You Are My Sring]

 

 

Surat 1

 

To Key…my dear

 

Annyeong Key…

Errr…aku bingung harus menulis apa. Kekeke~

Ini pertama kalinya aku menulis surat untukmu. Jangan menertawakanku!!

Key…mianhae. Mungkin kata ini sudah terlambat untuk aku ucapkan padamu. Mianhae…selama 6 bulan terakhir aku tak pernah memberitahumu. Memberitahumu tentang penyakitku. Aku takut akan membuatmu khawatir. Aku takut akan membuatmu sedih. Aku takut…aku akan membebanimu dengan penyakitku ini. Aku tahu umurku tidak akan lama lagi, Key. Aku ingin…disaat terakhirku nanti, aku memberimu kenangan yang indah. Walaupun hanya secuil. Semoga…kenangan yang akan kuberikan nanti, bisa selalu tertanam dalam hatimu. Aku mencintaimu Key…

 

 

Surat 2

 

Annyeong yeobo…

Ini surat kedua yang kutulis untukmu. Mianhae nae Key…aku selalu membuatmu menunggu akhir-akhir ini. Sebenarnya…sebelum bertemu denganmu, aku selalu pergi ke rumah sakit untuk mengambil beberapa obat dan juga suntikan. Sepertinya…penyakitku ini sudah semakin parah. Mianhae…selama ini aku tak memperbolehkanmu untuk mampir ke apartemenku. Aku takut kau akan tahu penyakitku ini. Karena sampah obat dan juga suntikan masih tercecer di apartemenku. Kau tahu kan…aku selalu malas jika harus membersihkan apartemenku. Kekeke~

Saranghae nae Key…seribu kata saranghae rasanya masih tidak cukup untuk menunjukkan rasa cintaku padamu. Saranghae…jeongmal saranghaeyo…

 

 

Surat 3 

 

Annyeong honey…

Sekali lagi aku menulis surat yang ketiga ini untukmu. Key…saat kau membaca suratku ini, mungkin aku sudah pergi. Pergi meninggalkanmu. Pergi ke tempat dimana aku akan kekal disana. Apa kau tahu, Key?? Aku sangat bahagia bisa memilikimu. Kau selalu memberiku kekuatan untuk bisa bertahan. Bertahan dari rasa sakit yang selalu menjalar ditubuhku. Bisa melihatmu tertawa lepas, membuatku sangat bahagia. Saat bersamamu…rasa sakit ini seakan hilang. Sekali lagi mianhae nae Key…aku tak bisa menjagamu lebih lama lagi. Aku ingin sekali bisa menghentikan waktu. Aku ingin sekali bisa hidup lebih lama lagi agar bisa selalu melindungimu. Selalu berada disisimu. Mianhae…

Key…walaupun aku tak disisimu lagi, kau harus selalu bahagia! Kau harus selalu tersenyum! Kau harus kuat Key, ara!! Ingatlah satu hal, bahwa hatiku dan juga rasa cintaku akan selalu berada dalam hatimu. Walaupun ragaku mati…tapi rasa cintaku padamu tak akan pernah mati, Key. Suatu saat nanti…kau pasti menemukan namja yang lebih mencintaimu dan juga bisa menjagamu. Gomawo kau sudah membuatku bahagia diakhir hayatku.

Saranghaeyo nae Key…jeongmal saranghae…

 

From…Your Love

_Jongie_

 

 

Saat membaca surat darinya…membuatku mengalirkan air mata lagi.

“Kau benar-benar bodoh Jonghyun..hiks..hiks” Kubenamkan wajahku dilututku. Menangis sesunggukkan. Hanya menangis.

 

Flashback End

 

 

“Jongie…mungkin ini adalah yang terakhir kali aku mengunjungimu. Aku ingin sekali bisa menghilangkan rasa sakitku ini. Aku tidak akan melupakanmu. Aku hanya ingin meghilangkan rasa sakit yang selalu berada dalam hatiku ini”

“Jongie…nado saranghae…jeongmal saranghaeyo”

 

Bagaimanapun aku berusaha menjalani kehidupanku

Apabila aku merindukan cinta yang telah menyisakan luka

Air mataku mengalir tanpa aku sadari

 

~~

 

“Kau mau kemana Key..??” tanya Minho saat aku melewati ruang tengah. Minho adalah adik sepupuku. Dialah yang selama ini selalu menemaniku melewati penderitaan ini. Semenjak kematian Jonghyun, aku tak pernah banyak bicara lagi. Bahkan untuk sekedar tersenyum pun rasanya sangatlah sulit.

“Aku hanya ingin jalan-jalan saja” jawabku seraya menunjukkan senyumku. Senyum yang kupaksa untuk keluar.

“Mau kutemani..??”

“Aniyo…aku ingin jalan-jalan sendiri”

“Key…jangan lama-lama”

“Ne…” lagi-lagi aku mengeluarkan senyuman miris ini.  Sudah satu tahun lebih berlalu semenjak hari itu. Sampai sekarang, aku masih mencoba untuk tersenyum kembali. Terus mencoba bertahan.

 

 

***

 

 

Sudah lama aku tidak kemari. Berjalan dijalan yang pernah kulalui bersamanya. Sebuah jalan sepi, yang dipenuhi pepohonan. Dimusim yang sama aku kemari. Sebuah jalan dimana Jonghyun memberiku kenangan singkat. Jongie…sekarang aku berjalan sendirian disini tanpamu. Aku masih ingat kenangan terakhir yang kau berikan untukku. Apa kau tahu, Jjong?? Genggaman tanganmu waktu itu masih terasa hangat ditanganku sampai sekarang. Berjalan sendirian disini…seakan kau sekarang sedang menggenggam tanganku erat seperti waktu itu. Lagi-lagi aku tersenyum miris. Air mataku kembali mengalir. Sesekali, kuhapus air mataku. Tapi tetap saja aku kembali menangis. Seakan enggan untuk berhenti.

 

Jongie…aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Apa kau juga merindukanku, Jjong?? Bagaimana kabarmu disana?? Apa kau juga selalu memikirkanku?? Setiap hari…pikiranku selalu tertuju padamu. Bahkan setiap detik…yang teringat hanyalah namamu.

 

Dadaku kembali sesak. Kupukul pelan dadaku agar sesak ini hilang. Bukannya menghilang, rasa sesak ini semakin menjalar dihatiku. Semakin sakit. Air mataku juga terus saja mengalir tanpa henti.

 

 

Bruukkk

 

 

Aiihhh…appho. Tiba-tiba saja aku terjatuh karena menabrak seseorang.

“Kau tidak apa-apa..??” tanya orang itu. Suara itu…aku seperti mengenal suara itu. Saat kudongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya…buram. Babo!! Tentu saja buram. Air mataku masih menggenang dimataku. Kuhapus air mataku.

“Eoh..?? Kau menangis..?? mianhae…aku tidak sengaja menabrakmu” pekik orang itu lagi. Segera kulihat wajahnya.

 

Ya Tuhan!! Apa ini mimpi..?? jika ini benar mimpi…aku mohon Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi ini. Aku melihatnya lagi. Melihatnya berdiri di depanku.

“Kenapa kau menangis lagi..?? yaa!!” dia bertanya sekaligus kaget karena aku tiba-tiba memeluknya.

“Jongie…bogoshippeo” kataku seraya memeluknya erat.

“Nugu..?? siapa yang kau maksud Jongie..?? aku bukan Jongie. Aku Jung Soo. Kim Jung Soo” kulepas perlahan pelukanku. Kembali menatapnya lekat-lekat. Wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya, bahkan suaranya pun sama. Hanya rambutnya saja yang berbeda. Rambutnya berwarna hitam pekat.

 

 

Akhirnya aku menemukanmu, menemukan cinta yang telah lama hilang dari hidupku

Berkat dirinya…kini aku bisa melihatmu lagi

Melihat wajahmu, melihat senyum manismu yang selalu mengembang saat melihatku

Walau ragamu sama, aku akan tetap mencintaimu

Kenangan darimu…akan selalu ada dalam hatiku

Saranghae nae Jonghyun…

 

~~

 

Aku kembali berjalan dijalan ini. Sebuah jalan…dimana kau memberikan kenangan terakhir untukku. Sebuah jalan…yang mmempertemukanku dengannya. Tapi…kini aku tak sendiri. Aku bersamanya. Bersama dengan namja yang sangat mirip denganmu, Jjong. Namja bernama Kim Jung Soo. Sejak insiden waktu itu, aku semakin dekat dengannya. Sudah 4 bulan aku mengenalnya sebagai sosok Jung Soo. Bukan Jonghyun. Walaupun ragamu sama dengannya…tapi hatinya berbeda. Berkat dirinya…aku bisa melihatmu lagi. Melihat senyuman manismu lagi. Jonghyun…tak bisa kupungkiri, kalau hatiku masih tetap milikmu. Hatiku masih tetap enggan untuk meninggalkanmu. Hatiku masih merindukanmu.

 

“Memikirkan Jonghyun lagi..??” tanya Jung Soo membuyarkan lamunanku. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

“Gwaenchana…aku akan menunggu” pekik Jung Soo sembari menggenggam tanganku erat. Aku juga menyukaimu, Jung Soo. Hanya saja…aku tak bisa melupakan Jonghyun. Apa kau tahu, Jonghyun?? sekarang…aku bisa tersenyum kembali. Tersenyum tulus.

“Bagaimana kalau kita kesana..??” tanya Jung Soo seraya menunjuk ke arah sebuah bangku yang ada dibawah pohon.

“Eumm…” jawabku seraya menggangguk dan juga tersenyum padanya.

 

“Key…lihat kesini..!”

 

Jepreett(?)

 

“Yaa!!”

“Lihat!! Ekspresimu lucu sekali…kekeke~”

“Ayo..kita foto bersama!!”

“Anni…sinih!!” aku merebut kamera paraloid miliknya dan membalas memotretnya.

“Yaa!! Fotoku sudah banyak. Untuk apa kau memotretku..?? kemarikan kameranya”

“Anni…” ku foto lagi wajahnya. Jonghyun…sekarang rasa sakit itu perlahan menghilang. Berkat dirinya…sakit itu hilang. Saranghae Jung Soo…saranghae nae Jonghyun…

“Gomawo…Jung Soo”

“Untuk..??”

“Gomawo kau sudah membantuku melewati semuanya…gomawo”

 

Jepreett(?)

 

“Yaa!! Kenapa memotretku lagi..??”

“Fotomu masih kurang, Key!! Kekeke~ lihat!! Neomu kyeopta”

 

~~

 

Jonghyun POV

 

 

Jung Soo…tolong jaga Key ku baik-baik

Cintailah dia melebihi cintamu terhadap dirimu sendiri

Bahagiakan dia sampai akhir hidupmu

Buatlah dia agar selalu tersenyum

Kuserahkan Key ku padamu, Jung Soo

 

Key…aku yakin kau akan bahagia dengannya

Aku yakin kau akan terus tersenyum jika bersamanya

Gomawo Key…gomawo kau masih mencintaiku

Cintailah Jung Soo seperti mencintaiku

Nado…jeongmal saranghe nae Key…

 

 

 

THE END 

 

 

gimana?? gimana??? gimana?? endingnya jelek ya??

pasti ancur deh…mian ya…kalo endingnya jadi begini,,mian juga ya…kalo suratnya nggak bagus,, nggak bisa nulis surat soalnya,, kekeke~

thanks for reading…

KEEP RCL…..DON’T BE SILENT READER

^o^