Kim Jonghyun

All posts tagged Kim Jonghyun

[SWITCHGENDER] MY GUARDIAN ANGEL chap 2 of ?

Published 10 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Jreng Jreng Jreng…………

ANNYEONG ANNYEONG CHINGUDEUL…..

author gaje dateng lagi nih….hohoho

 

Bagi yang NGGAK SUKA FF ini….NGGAK USAH DIBACA… and NO BASH..!!

 

HAPPY READING CHINGUDEUL MAUPUN SR….^^

 

ya udah deh….

 

 

 

cekidoooottt…..

 

 

 

Author                : Shin Hyu Kyung

Title                     : My Guardian Angel

Genre                  : Romance, Comedy(?), Family etc

Rating                 : PG-16

Length                : Sampai ada tulisan end

Main Cast           : Kim Kibum a.k.a Kim Gwiboon, Kim Jonghyun, Choi Minho

Suppourt Cast   : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon, Lee Jinki a.k.a Jinki

Disclaimer          : FF ini mutlak milik saia. bukan dari hasil plagiat, copas, atau semacamnya. alur cerita hak paten milik saia. Kecuali tokoh hanya milik Tuhan…kalau ada kesamaan karakter atau maybe cerita…saia minta maaf.

 

 

 

 

Recap :  

 

“Jonghyun…aku minta maaf atas kejadian ini. Ini benar-benar memalukan”

“Gwaenchana, ahjusshi. Aku bisa mengerti”

“Dan…aku ada satu permintaan untukmu. Bisakah kau merubah sifat Gwiboon..?? aku sebagai ayahnya sudah kualahan dengan sikap-sikapnya yang selalu bersikap seenaknya sendiri. Aku ingin kau merubahnya agar dia bisa mandiri. Kau bisa kan, Jonghyun..??”

“Ne..aku akan mencobanya, ahjusshi” Ck.. terlalu percayakah pada calon menantunya?? Yah…tentu saja. Ayah Jonghyun adalah sahabat Mr. Kim. Tentu saja Mr. Kim akan percaya sepenuhnya pada Jonghyun.

“Nanti akan ku atur semua rencananya. Baiklah! Ayo kita mulai saja makan malamnya” beranjak dari kursi kerjanya kemudian pergi menuju meja makan yang sudah tersusun rapi beberapa makanan disana.

================

 

 

 

PART 2

 

 

 

 

Still Author POV

 

 

Sudah 3 jam mereka habiskan hanya untuk duduk dibangku panjang yang ada di sungai Han. Sesekali bersenda gurau menikmati semilir angin yang menerpa tubuh mereka.

“Minho-ah…aku lapar” merengek pada Minho sembari memberikan senyuman termanis yang ia punya. Ck..demi apa itu malah membuat Minho semakin menyukai Gwiboon.

“Baiklah…kita cari restoran yang nyaman, kkaja!” berdiri dari duduknya dan berjalan menuju motor sportnya yang tidak jauh terpakir disana. Sedangkan Gwiboon hanya mengekor dibelakang Minho.

 

~

~

 

“Minho-ah…gomawo untuk hari ini. Kau sudah membutuku kabur, kekeke~ mmm…aku akan membutuhkan bantuanmu lagi nanti, ne?”

“Hahaha…yah…baiklah. aku siap mengantarmu kemanapun. Masuklah! Appamu akan bertambah marah kalau kau tidak segera masuk”

“Kekeke~ baiklah…annyeong” melambai pada Minho kemudian masuk ke dalam rumahnya.

 

Mengambil nafas dalam-dalam…kemudian berjalan masuk. Yah…Gwiboon pasti takut dengan kemarahan sang appa. Tapi mau bagaimana lagi? Gwiboon sama sekali tidak menyukai acara perjodohan itu. Bukankah ini sudah jaman modern? Ck..

“Huhhh…kapan kau bisa melihat hatiku yang tulus menyukaimu, Gwiboon..?” gumam Minho setelah melihat Gwiboon masuk, kemudian menyalakan motor sportnya dan berlalu dari rumah itu.

 

 

@Kediaman rumah keluarga Gwiboon

 

 

 

Gwiboon POV

 

 

Cklek

 

“Agassi…tuan dan nyonya besar sudah menunggu anda di ruang tengah” saat akan membuka pintu, butler Cha sudah membukakan pintu untukku dan menyuruhku untuk menghadap appa. Huuhhh…appa pasti marah besar padaku. Aigoo…membayangkannya saja sudah membuatku merinding sendiri. Aku pun segera menuju ruang tengah.

 

~

~

 

“Appa…eomma…aku pulang” sapaku pada mereka yang tengah duduk di kursi.

“Kau ingat pulang juga, huh..?! ini sudah yang keberapa kalinya kau mempermalukan appa, huh..?!” aiisshh…ini mulai menakutkan. Appa sedikit meninggikan suaranya dan berdiri menatapku. Aku hanya bisa merundukkan kepalaku.

 

“Aku tidak ingin dijodohkan, appa”

“Haahhh…kau ini!! Appa sudah lelah dengan semua sikapmu itu, Gwiboon!! Besok pagi…kau akan pindah sekolah!! Tidak ada uang dan kartu kredit untukmu!! Dan mulai besok pagi kau harus tinggal luar dan bekerja di café teman appa setelah pulang sekolah!! Dapatkan uang jajanmu dengan hasil keringatmu sendiri!! Selama kau tidak bisa merubah kebiasaan burukmu, kau tidak boleh menggunakan fasilitasmu seperti biasa!!”

 

“MWO..?? Appa!! Jadi Appa mengusirku..?? appa tidak serius kan?? aku hanya tidak ingin dijodohkan, appa!!”

“Yeobo…kau tidak serius kan menyuruh Gwiboon kita tinggal diluar..? andwae..!! eomma tidak mengijinkan!!”

“Baiklah!! Appa akan memberikan pilihan untukmu. Tetap tinggal dirumah dan sekolah disekolahmu, tapi kau harus menuruti semua perintah appa termasuk kau harus menerima perjodohan itu. Atau kau pergi dari rumah ini dan merubah sifat-sifatmu itu dan bekerja mencari uang sendiri”

“MWO..?? SHIREO!! Aku tidak mau dijodohkan!! Baiklah, kalau itu yang appa inginkan!! Aku akan keluar dari rumah ini!! Akan aku buktikan pada appa kalau aku bisa berubah dan juga mendapatkan jodohku sendiri!!”

 

Shit!! Bagaimana bisa appa memberikan pilihan seperti pada anaknya sendiri..?? cih! Jangan-jangan aku bukan anaknya..? aiishh…apa yang kau pikirkan, Gwiboon..!! aku pun berlari dan masuk ke kamarku.

 

 

BLAM

 

 

Aiisshhh…ini membuatku kesaaaalllll. Baik!! Akan aku buktikan pada appa kalau aku bisa berubah!! Aku bisa menemukan jodohku sendiri tanpa harus dijodohkan!! Hahhh…..ini menyebalkaaannnn.

 

 

Author POV 

 

 

“Yeobo…aku tidak habis pikir. Bagaimana bisa kau menyuruh anak kita untuk tinggal diluar sana..?! kau tahu kan?? Diluar sana itu sangat berbahaya bagi Gwiboon. Apa lagi dia yeoja!! Anni!! Aku tidak mengijinkan Gwiboon untuk tinggal diluar!!” menyilangkan kedua tangannya didada dan memunggungi sang nampyeon.

 

“Huuhhh…dengarkan aku, yeobo! Gwiboon akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang mengganggunya karena ada yang menjaganya nanti. Aku tidak mungkin mencelakakan anakku sendiri, bukan? Aku hanya ingin Gwiboon berubah jadi lebih baik. Kita sudah memanjakannya terlalu berlebihan. Dia harus bisa bertanggung jawab dan bekerja keras. Dia harus bisa bersikap dewasa sekarang. Ini juga akan membantunya untuk mengurus perusahaan nantinya. Jadi…jangan terlalu khawatir untuk ini, oke!” memegang lengan anaenya dan meyakinkannya agar tidak terlalu cemas. Ck..bagaimana tidak cemas, heum?? Anak sematawayangnya harus tinggal sendirian diluar sana tanpa fasilitas apapun dari orang tuanya.

 

“Percaya padaku, ne??”

“Huuhhh…baiklah! tapi kau harus perhatikan baik-baik keselamatan anak kita! Aku tidak mau terjadi sesuatu hal sedikitpun yang terjadi pada anak kita!!”

“Baik…aku bisa jamin itu, yeobo”

 

 

****

 

 

Keesokan harinya…

 

 

Gwiboon sudah mengepak dan menaruh pakaiannya ke dalam koper yang cukup lumayan besar. Ck..

“Gwiboon…mana ponselmu?!”

“Untuk apa, appa..??” menyerahkan ponselnya pada sang appa.

“Selama kau tidak tinggal dirumah ini, kau tidak boleh memakai fasilitas apapun dari pemberian appa. Termasuk dengan ponselmu ini!!”

 

“MWO..?? appa!! Kenapa harus ponsel juga..??” merengek meminta appanya agar mengembalikan ponselnya. Ck..menjadi miskin untuk sementara, ne?

“Yeobo…jangan keterlaluan!! Bagaimana aku bisa menghubungi Gwiboon nanti..?!” Mrs. Kim semakin kesal dengan rencana nampyeonnya itu.

“Anni!! Ini sudah keputusanku!! Kapan kau bisa mandiri kalau kau terus saja meminta bantuan pada Minho..? kau kira appa tidak tahu kelakuanmu selama ini, huh..?!” suara Mr. Kim semakin meninggi. Yah…tidak ada yang berani melawan perintah Mr. Kim kalau sudah begini. Bahkan Mrs. Kim tak berani berkutik.

 

“Dua hari kedepan kau masih diantar oleh supir Jang. Tapi setelah itu…kau harus berangkat sendiri ke sekolahmu yang baru. Dan masalah tempat tinggalmu…kau bisa membicarakannya dengan teman appa nanti. Dia akan membantumu selama kau bekerja di café nanti. Ingat!! Jika kau ingin kembali kerumah ini…jangan berulah lagi!! Jaga sikapmu dan rubah sifat-sifat burukmu itu!! Dan…yeobo, jangan pernah membantunya sedikitpun!! Supir Jang…tolong antar Gwiboon ke tempat kerjanya”

 

“Baik, tuan. Mari, Agassi..” supir Jang membawa koper Gwiboon yang cukup besar itu ke dalam bagasi mobil. Sedangkan Gwiboon masih berada di ruang kerja appanya bersama dengan Mrs. Kim dan juga butler Cha.

“Appaa…ponselnyaaa…” masih merengek meminta sang appa untuk mengembalikan ponselnya. Ck..sebegitu berharganyakah ponselnya itu??

“Sekali tidak tetap tidak!! Bukankah kau sudah memilih jalan ini..?! jadi..buktikan!! jangan hanya bicara!! Cepat sanah! Sebelum appa menambah hukumanmu!!” menyuruh aegyanya untuk segera berangkat.

 

“Aisshh…eommaa…” mempoutkan bibirnya kemudian memeluk erat Mrs. Kim. Yah…Gwiboon pasti akan sangat merindukan eommanya. Kemudian pergi menyusul supir Jang yang sudah menunggunya di depan rumah tanpa berpamitan pada sang appa. Kesalkah?? Tentu saja.

 

“Aiisshh…keterlaluan!! BLAM~” merajuk kemudian pergi ke kamarnya dengan menutup keras pintu kerja nampyeonnya. Sedangkan sang pemilik ruangan itu hanya tersenyum. Anni. Lebih tepatnya menyeringai.

 

“Kepala pelayan Cha…awasi terus keadaan Gwiboon. Jangan sampai lengah mengawasinya dan jangan sampai terjadi apa-apa padanya. Aku tidak mau hal itu terjadi. Dan…tolong bawakan aku lemon tea hangat” memutar kursinya yang menghadap kaca transparan lebar yang menampakkan mobil yang tengah Gwiboon naiki itu berlalu dari rumahnya. Ck..apa dia bisa disebut appa yang kejam?? Tentu saja tidak. Bahkan dia juga khawatir dengan Gwiboon-aegya tersayangnya. Dia tidak setega itu. Membiarkan aegyanya tinggal diluar sana sendirian. Tapi hanya ini satu-satunya cara agar Gwiboon bisa berubah. Setidaknya itu yang ada dipikiran Mr. Kim saat ini.

 

“Baik, tuan besar” segera berlalu dari hadapan sang majikan dan kemudian menjalankan tugasnya.

“Baiklah…sekarang giliranmu, Jonghyun. Kuserahkan Gwiboon padamu!” bergumam sendiri sembari masih menatap kaca transparan di depannya itu.

 

 

***

 

 

“Kita sudah sampai, Agassi” pekik supir Jang kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Gwiboon. Gwiboon pun langsung turun dan masuk ke sebuah café dimana dia akan bekerja disana nantinya. Sebuah café yang cukup besar dengan interior café yang sangat klasik berpadu dengan suasananya yang cukup nyaman.

 

Ting…Ting…

 

Bunyi lonceng kecil yang pertama menyambut Gwiboon saat masuk ke café itu.

“Selamat datang…” sapa seorang pelayan sembari tersenyum ramah pada Gwiboon.

“Mmm…aku ingin bertemu pemilik café ini”

“Anda Kim Gwiboon..?”

“Ne..”

“Mari, saya antar. Manager sudah menunggu anda”

 

 

Gwiboon POV 

 

 

“Kau Kim Gwiboon..?” seorang namja bertanya padaku yang kuyakin dia adalah pemilik café ini. Tubuhnya tidak kelihatan. Namja itu duduk memunggungiku. Aiishh…tidak sopan.

“Ne..” namja itu kemudian memutar kursinya menghadap ke arahku. Namja itu…terlihat masih muda. Bukankah appa bilang dia rekan bisnis appa..? apa mungkin dia anak dari rekan appa?? Ahh…lupakan. Wajahnya biasa saja. Tidak lebih tampan dari Brad Pitt. Memakai kacamata oakley currency frame warna hitam, rambut brunette, dengan setelan kemeja berwarna cream, dan…wajahnya seperti dinosaurus.

“Aku Kim Jonghyun. Ikut aku…” namja itu berdiri dan kemudian langsung keluar dari ruangannya. Namja yang dingin.

 

“Masuklah..” namja itu menyuruhku masuk ke dalam mobil audynya.

“Kita mau kemana..?” bertanya padanya saat mobilnya sudah melesat dari parkiran café.

“Ke apartementku..” menjawabnya datar tanpa menoleh ke arahku.

“Untuk apa..?” aku bingung sekarang. Untuk apa dia membawaku ke apartementnya?

“Bisakah kau tidak terus-terusan bertanya..?!” aiishh…aku, Kim Gwiboon, tidak pernah diperakukan begini oleh namja. Biasanya aku yang bersikap seperti ini pada namja yang memuja-mujaku. Haahhh…apa ini karma untukku?!

 

~

~

 

Setelah sampai di apartementnya, namja itu langsung masuk dan menaiki anak tangga. Aku mengikutinya. Tentu saja setelah dia menyuruhku untuk mengikutinya.

“Ini kamarku…dan sebelahnya adalah kamarmu” Eoh?? Aku tinggal satu apartement dengannya?? What the hell is this??

“Aku…tinggal satu apartement denganmu?”

“Hanya sementara. Setelah kau mendapatkan uang, kau bisa menyewa tempat tinggal sendiri. Aku hanya menampungmu sementara” mwo?? Menampungku?? Hey…apa aku semiskin itu sekarang?? Hahhh…aku tidak percaya hal ini terjadi padaku.

 

“Dan…satu lagi. Di dalam kamarmu sudah ada baju dan seragam sekolahmu yang baru. Pakai itu saat bekerja besok setelah pulang sekolah di café. Dan…kau bekerja sebagai pelayan disana ~Blam” setelah memberitahuku dia langsung masuk ke kamarnya.

 

MWO??? PELAYAN??? What the Hell..?? aku, Kim Gwiboon, bekerja sebagai pelayan di café milik namja dingin itu?? Aiiisshh…harga diriku hancur sudah.

 

Sekarang aku sudah berada di dalam kamarku. Kamar ini tidak seluas kamarku dirumah. Memandang lekat-lekat baju yang akan kupakai bekerja besok. Aigo…rasanya aku ingin menangissss. Apa yang harus aku lakukan?? Aiisshhh…appa benar-benar kejam. Apa aku kabur saja dengan Minho?? Aiisshh…ponselku disita oleh appa. Bagaimana bisa aku menghubungi Minho?? Aku juga tidak ingat nomer ponselnya. Haaaahhhh…menyebalkan. Lebih baik aku menelpon appa saja. Ini tidak mungkin terjadi padaku. Ini pasti salah. Aku segera berlari menuruni anak tangga menuju ruang tengah. Yah…apartement ini cukup besar untuk seorang penghuni didalamnya.

 

Eoh??

 

Tut Tut Tut Tut Tut Tut Tut…

 

Aiisshhh…ada apa dengan telepon ini?? Teleponnya tidak berfungsi. Kuedarkan pandanganku tapi tak menemukan telepon sama sekali. Apa dirumah ini tidak ada telepon, huh?? Aiishhh…

Aku pun menaiki anak tangga menuju kamar namja itu.

 

 

Tok tok tok

 

 

“Ada apa..?” membuka pintu dengan memasang tampang datarnya. Aiisshh…menyebalkan sekali namja ini.

“Apa diapartementmu ini tidak ada telepon yang bisa digunakan??”

“Untuk apa..? kau mau menelpon Minho?? Appamu sudah menceritakan semuanya. Selama kau disini…kau tidak boleh melawan perintahku. Karena kau sekarang adalah tanggung jawabku. Aku memang sengaja memutuskan sambungan teleponnya. Kau tidak boleh menelpon Minho, ara?!”

 

 

Blam~

 

 

Hah?? Memangnya dia siapa?? Aku tidak boleh menelpon Minho?? Aiisshhh…namja yang aku kira dingin sekarang berubah jadi menyebalkan.

 

 

Tok Tok Tok

 

 

“Ada apa lagi..?!” menyembulkan kepalanya, menatap malas ke arahku. Hahh…rasanya aku ingin sekali mencolok matanya itu. -_-“

“Aku ingin menelpon appa, bukan Minho” mengedipkan mataku berkali-kali agar dia mau meminjamkan ponselnya. Dan jurusku berhasil. Kekeke~ dia menyodorkan ponselnya padaku.

 

 

Author POV

 

 

Tut…Tut…Tut…

 

“Yeoboseyo…appa”

“Gwiboon…otteokae?? bagaimana dengan rumah barumu sekarang??”

“Aiisshh…appa…appa tidak benar-benar menyuruhku untuk tinggal dengan namja ini kan?” memastikan sesuatu yang sudah pasti jawabannya pada sang appa sembari melirik Jonghyun yang menatapnya sambil menyederkan tubuhnya diambang pintu. Ck~

 

“Ne…kau akan lebih aman bersamanya”

“Mwo..?? Appa tidak takut kalau dia melakukan sesuatu padaku..??” berbisik sambil menutupi bibirnya saat mengatakan ‘dia melakukan sesuatu denganku’. Takut kalau Jonghyun mendengarnya.

“Hahahaha…tidak mungkin, sayang. Dia namja yang baik”

“Baik apanya..?? dia menyebalkan appa” mendelik ke arah Jonghyun.

“Nanti kau juga akan terbiasa dengannya”

“Appa…teganya appa menyuruhku bekerja sebagai pelayan. Tidakkah ada pekerjaan lain yang cocok untukku..? misalnya manager atau yang lain, asalkan jangan pelayan appa”

 

Tanpa Gwiboon sadari, Jonghyun terus tersenyum memandangi Gwiboon yang terus merengek protes pada appanya. Kyeopta!!

 

“Mianhae, sayang…itu bukan wewenang appa. Selama disana…jaga kelakuanmu. Ingat..kau harus menepati janjimu untuk berubah sebelum kembali lagi kerumah. Jaga dirimu baik-baik dan jangan telpon appa lagi, ara! Tut tut tut” menutup flip ponselnya dengan pandangan nanar. Menatap Jonghyun tajam sembari menyerahkan ponselnya. Benar-benar kesal dengan sikap Jonghyun. Berjalan lunglai menuju kamarnya. Aigoo…mulai sekarang hidupku akan menderita. Tuhan…apa salahku sehingga berada disini??

 

Sementara Jonghyun…dia hanya senyum-senyum sendiri sembari merebahkan tubuhnya dikasur king sizenya. Apa dia gila?? Anni. Dia hanya sedang jatuh cinta, kau tahu? Aku..akan membuatmu jatuh cinta padaku, Kim Gwiboon, batin Jonghyun.

 

 

TBC

 

 

Gimana??? makin gajekah?? pendekkah??

kekeke~ mian yah kalo banyak typo disini

THANKS BUAT READER YANG UDAH MAU RCL….

 

[SWITCHGENDER] MY GUARDIAN ANGEL chap 1 of ?

Published 10 Januari 2012 by shinhyukyung

 

ANNYEONG ANNYEONG CHINGUDEUL…..

author gaje dateng lagi nih….hohoho

 

Bagi yang NGGAK SUKA FF ini….NGGAK USAH DIBACA… and NO BASH..!!

 

HAPPY READING CHINGUDEUL MAUPUN SR….^^

 

ya udah deh….

 

 

 

cekidoooottt…..

 

 

 

Author                : Shin Hyu Kyung

Title                     : My Guardian Angel

Genre                  : Romance, Comedy(?), Family etc

Rating                 : PG-16

Length                : Sampai ada tulisan end

Main Cast           : Kim Kibum a.k.a Kim Gwiboon, Kim Jonghyun, Choi Minho

Suppourt Cast   : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon, Lee Jinki a.k.a Jinki

Disclaimer          : FF ini mutlak milik saia. bukan dari hasil plagiat, copas, atau semacamnya. alur cerita hak paten milik saia. Kecuali tokoh hanya milik Tuhan…kalau ada kesamaan karakter atau maybe cerita…saia minta maaf.

 

 

 

 

 

 

Part  1

 

 

 

Author POV

 

 

“Agassi…ini sudah pagi. Ayah anda sudah menunggu di meja makan. Agassi…” pekik seorang pelayan seraya membangunkan nona nya untuk segera bangun.

“Ahh…5 menit lagi” seru sang nona yang masih betah meringkup(?) di kasur king size miliknya. Ck.. Benar-benar yeoja malas.

“Agassi…ppali ireona. Nanti anda bisa terlambat untuk pergi ke sekolah. Ayo Agassi…” kata sang pelayan sembari menarik tangan nonanya agar segera bangun.

“Aiisshhh…kau ini!! Ne ne…aku bangun!!” seru sang nona seraya berdiri kemudian mandi.

 

 

***

 

 

“Pagi appa…pagi eomma…” sapa sang nona seraya mengecup pipi masing-masing pada orang tuanya yang berada di meja makan.

“Pagi sayang…” sapa sang eomma.

“Kau ini..!! ini sudah jam berapa..?? seharusnya seorang yeoja itu bangun lebih pagi..!!” omel sang appa yeoja itu. Sang nona hanya bisa mengerucutkan bibirnya seraya mendengarkan omelan dari sang appa.

“Sudahlah yeobo…Gwiboonie…cepat habiskan sarapanmu, kemudian berangkat sekolah” bela sang eomma dan berbicara lembut pada Gwiboon. Ya. Nama yeoja itu Kim Gwiboon, anak sematawayang dari Group Kim Corporation yang mempunyai beberapa perusahaan terkemuka. Gwiboon memang selalu dimanja dan selalu diperlakukan bagaikan seorang putri kerajaan.

 

“Eomma…Appa…Gwiboon berangkat dulu ya??” pamit Gwiboon pada orang tuanya sembari kembali mengecup pipi appa dan eommanya.

“Ne…hati-hati sayang. Ingat! Pulang sekolah..harus langsung pulang” kata sang eomma mengingatkan kemudian mengecup kening Gwiboon. Sedangkan sang appa hanya mengecup keningnya tanpa mengucapkan apapun. Setiap pergi kemanapun, Gwiboon selalu diantar oleh supir pribadinya.

“Kau itu selalu memanjakannya”

“Mau bagaimana lagi. Gwiboon kan putri kita satu-satunya. Uang tidaklah penting! Yang penting adalah kebahagian Gwiboon”

“Huuhhh…aku berangkat dulu”

“Hati-hati, yeobo”

 

 

***

 

 

Setelah tiba disekolahnya, Gwiboon langsung keluar dari mobilnya-yang tentu saja dibukakan oleh supirnya-kemudian berjalan dengan anggun menuju kelasnya. Gwiboon bersekolah di Shining High School. Sekolah paling elit yang ada di Seoul.

“Gwiboon…jamkanman!!” teriak seorang namja tampan yang berlari menghampiri Gwiboon. Sahabat baik sekaligus namja yang menyukai Gwiboon sedari dulu. Semua siswa tahu kalau namja itu menyukai Gwiboon. Bahkan Gwiboon pun juga tahu kalau namja tampan itu menyukainya. Tapi Gwiboon hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tak lebih dari itu.

“Pagi..Minho” sapa Gwiboon seraya tersenyum manis padanya.

“Pagi..Gwiboon..” sapa Minho-namja tampan itu- seraya menyamakan langkahnya dengan langkah Gwiboon. Mereka memang selalu berjalan bersama menuju kelas mereka. Yah…sudah 2 tahun mereka selalu berada dikelas yang sama. Entahlah. Mereka berjodoh mungkin?

 

Semua mata kini tengah mengarah pada dua sejoli itu. Yah…pemandangan seperti itu selalu membuat mata para siswa mengarah pada mereka. Kharisma dari namja tampan dan juga kecantikan dan keanggunan yang terpancar dari sang diva ketika mereka berjalan bersama.

“Mereka cocok sekali…”

“Aiihhh…aku iri pada Gwiboon…”

“Lihat…mereka sangat serasi”

“Namja tampan dan juga yeoja cantik..”

 

Seruan demi seruan selalu ada ketika mereka berjalan bersama. Tapi…tidak sedikit juga yang merasa risih atau muak melihat mereka berdua.

“Aiiisshhh…mereka memuakkan”

“Gwiboon itu tidak cocok untuk Minho yang tampan..”

“Isshh…Gwiboon itu terlalu cantik untuk Minho”

“Mereka tidak cocok..”

“Gwiboon angkuh..”

 

Gwiboon dan Minho sama sekali tidak memperdulikan seruan-seruan itu. Sangat tidak penting jika meladeni orang-orang tidak berguna itu. Setidaknya itu yang ada dipikiran mereka.

 

 

***

 

 

Teng…Teng…Teng…Teng…

 

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa pun berbondong-bondong(?) untuk pulang. Ada beberapa diantara siswa yang setelah bel pulang mengikuti kelas ekstra. Salah satunya adalah Gwiboon. Gwiboon selalu mengikuti kelas dance seusai bel pulang. Sedangkan Minho, dia mengikuti kelas dance dan juga kelas olahraga. Gwiboon, Minho, dan juga beberapa anak lain yang mengikuti kelas dance berkumpul di ruang khusus kelas dance.

“Pagi anak-anak…” sapa seorang yeoja paruh baya seraya memasuki ruangan.

“Pagi…Hyo Yeon seonsaengnim” sapa murid-murid yang ada diruangan itu.

“Sebagai pemanasan…Minho dan Gwiboon…peragakan tarian kalian” seru Hyo Yeon seonsaeng.

“Ne..” jawab Gwiboon dan Minho bersamaan. Gwiboon dan Minho pun meliuk-liukkan(?) tubuh mereka seirama dengan music yang mengiringi mereka. Mereka benar-benar sangat serasi. Itulah yang ada dipikiran siswa yang mengikuti kelas dance bersama mereka saat ini.

 

Prok prok prok

 

Tepuk tangan dari semua siswa dan juga dari Hyo Yeon seonsaeng membahana(?) di ruangan itu.

 

 

***

 

 

“Minho-ah…hari ini kau ada acara tidak??” tanya Gwiboon saat berjalan keluar dari ruangan kelas dance.

“Anni…memangnya kenapa??” jawab Minho dan balik bertanya.

“Bagaimana kalau kau temani aku belanja..?? otteokae??”

“Joayo…”

“Minho-ah…aku naik mobilmu saja ya??”

“Geurae. Geunde(tapi)…lalu bagaimana dengan supirmu??”

“Kita tinggal saja…”

“Huuhhh…terserah kau sajalah”

 

Setelah keluar dari ruangan kelas dance, mereka berjalan menuju tempat dimana mobil sport Porsche Carrera GT milik Minho diparkir. Saat melewati mobil BMW milik Gwiboon, Minho sengaja menutup atap mobilnya agar tidak ketahuan sang supir.

“Bye…supir Jang, kekeke~” pekik Gwiboon ketika melewati supirnya sembari terkekeh pelan. Sedangkan Minho hanya tersenyum melihat tingkah Gwiboon. Selain manja, Gwiboon memang selalu bertingkah kekanak-kanakan, dan juga selalu bersikap semaunya sendiri. Ck.. Itulah akibatnya jika memanjakan seorang anak terlalu berlebihan.

 

Setelah sampai di pusat perbelanjaan Seoul, Gwiboon dan Minho langsung berjalan-jalan sembari mencari apa yang mereka inginkan.

“Minho…kemari” seru Gwiboon sembari menarik tangan Minho ke sebuah toko pakaian. Minho hanya tersenyum ketika tangannya ditarik. Huhh…sepertinya Minho memang benar-benar menyukai Gwiboon.

 

Gwiboon mencoba beberapa helai baju dan menunjukkannya pada Minho. Minho hanya menggelengkan dan menganggukkan kepalanya seakan dia memang tahu fashion. *plakk…digampar minho*#abaikan

“Kurang bagus”

“Cocok”

“Bagus”

“No”

“Terlalu seksi”

Hanya seruan-seruan seperti itu yang kemuar dari mulut Minho. Setelah membeli beberapa helai baju, Gwiboon langsung menyeret Minho ke toko pakaian yang lain. Minho hanya mendesah pelan.

 

 

Beberapa jam kemudian…

 

 

Setelah berjam-jam mereka berbelanja, berburu(?) banyak pakaian, mereka memutuskan untuk pulang karena hari juga sudah malam. Mereka menenteng beberapa kantong pakaian dimasing-masing tangan mereka. Saat berjalan menuju pintu keluar, Minho tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah benda kecil yang terpajang dietalase sebuah toko aksesoris.

“Gwiboon…jamkanman!! kau tunggu disini dulu. Aku mau membeli sesuatu”

“Jangan lama-lama”

 

Minho langsung berlari ke arah toko tadi.

“Eoseo oseyo. Anda mencari sesuatu, tuan??” tanya sang pemilik toko tersebut.

“Tadi aku melihat ada gantungan ponsel yang berbentuk kucing. Apa gantungan itu masih ada, ahjusshi??” jawab Minho sembari mencari benda yang menarik perhatiannya tadi.

“Ohh…yang ini??” tanya sang pemilik toko memastikan.

“Ne…geunde…apa pasangan gantungan itu ada, ahjusshi??”

“Ada..”

“Tolong bungkus yang itu, ahjusshi”

 

 

***

 

 

“Gwiboon…dari mana saja kau??” tanya sang appa ketus ketika Gwiboon melewati ruang tengah.

“Eh…malam appa…dari toko baju” jawab Gwiboon tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ck. Benar-benar seenaknya sendiri.

“Kau tahu ini sudah jam berapa, huh?? Bukankah eomma sudah bilang padamu?? Harus langsung pulang!! Kenapa kau meninggalkan supir Jang tanpa bilang padanya, huh?! Cepat masuk kamarmu!!” bentak sang appa pada Gwiboon. Gwiboon kesal dan mengumpat tidak jelas sembari berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

“Aiisshhh…appa menyebalkan!!” batin Gwiboon sembari menghentak-hentakkan kakinya pertanda ia kesal.

 

 

****

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Agassi…ireona, ayah anda sudah menunggu dibawah. Agassi…agassi…” suara pelayan itu mengganggu tidurku. Aiisshhh… kubuka mataku perlahan, kemudian melihat jam spongebobku. Jam 06.45 pagi. Aiisshhh…aku pasti kena omelan appa lagi. Aku pun bergegas untuk bersiap-siap.

 

 

***

 

 

“Pagi appa…pagi eomma…” sapaku kemudian mengecup pipi appa dan eomma. Yah…ini memang rutinitasku setiap pagi. Aku duduk di kursiku, kemudian memulai makan karena makanannya memang sudah tersaji disana. Ku lirik appa yang sedang meminum tehnya. Eoh?? Tumben appa tidak memarahiku pagi ini??

 

Setelah selesai sarapan pagi, aku pun bersiap untuk berangkat ke sekolah.

“Eomma…appa…Gwiboon berangkat” pekikku sembari mencium pipi mereka sekali lagi.

“Hati-hati sayang. Malam ini, Gwiboon langsung pulang yah??” kata eomma sembari mengelus rambutku.

“Malam ini kita kedatangan tamu” sahut appa. Eoh?? Tamu??

“Tamu..?? nugu appa??” tanyaku.

“Nanti kau juga akan tahu. Jadi, pulang sekolah kau harus langsung pulang. Tidak ada alas an apapun!” jawab appa. Aiisshh…

“Ne…” seruku sembari meniup poniku ke atas pertanda bahwa aku kesal.

 

 

***

 

 

“Gwiboon, bagaimana kalau nanti kita jalan-jalan?? Hari ini aku yang traktir” ajak Minho sembari duduk di depan bangkuku.

“Aku tidak bisa. Kata appa, hari ini akan ada tamu. Jadi aku harus langsung pulang. Huuhhh…dirumah sangat membosankan” ujarku sembari menyangga dagu ku dengan tanganku.

“Geuraeyo…mungkin lain kali kita bisa jalan-jalan. Jangan cemberut seperti itu. Kau tambah cantik kalau seperti itu”

“Jadi menurutmu selama aku tidak cantik??”

“Aniyo. Hanya saja…sekarang lebih cantik”

“Huhhh…sejak kapan si kodok jadi gombal begini..??”

“Kekeke~ sejak aku menyukaimu”

“Jangan memulainya lagi, Minho”

“Joayo…”

 

 

***

 

 

Huhh…sangat membosankan. Karena siang ini tidak ada kelas dance, aku harus pulang.

“Aku pulang…” eoh?? Harum?? Baru hampir sampai diruang tengah, aku sudah mencium bau masakan. Pasti eomma.

“Mmm…harum sekali eomma. Ahh…eomma masak banyak hari ini?? Tumben”

“Ah…kau sudah pulang?! Malam ini kan akan ada tamu special, jadi eomma harus masak banyak”

“Tamu special?? Nugu eomma??”

“Nanti kau pasti akan tahu sendiri sayang”

“Huuhhh…whatever lah! Aku ke kamar dulu eomma…chu~”

“Ne…”

 

Tamu special?? Kira-kira siapa ya?? Ahh…mungkin rekan kerja appa. Huhhh…lebih baik aku mandi saja.

 

 

2 jam kemudian…

 

 

Huuhhh…segarnya. Setelah melakukan ritual(?) mandiku, aku segera berpakaian. Memilih pakaian yang cocok untuk hari ini. Ku pakai baju yang baru saja aku beli kemarin bersama Minho. Cardigan putih, tanktop coklat abu-abu, dan juga setelan hot pants jeans coklat.

“Mmm…yeppeo” gumamku seraya melihat penampilanku sendiri didepan cermin.

 

Saat aku akan membuka pintu, langkahku terhenti seketika saat aku tidak sengaja mendengar percakapan pelayan yang melewati kamarku.

“Katanya nona akan dijodohkan lagi..”

“Jeongmalyo..??”

“Ne…aku dengar acara perjodohannya nanti. Makanya sekarang Nyonya besar memasak sendiri”

 

Mwo?? Mereka bilang apa tadi?? Ku pastikan lagi info yang tidak sengaja aku dengar tadi dengan memanggil dua pelayan itu.

“Yaa!! Kalian..” panggilku pada dua pelayan itu.

“Eh! Agassi memanggil kami??” tanya salah satu pelayan sembari berjalan ke arahku.

“Hmm…kalian tadi bicara apa??”

“Eh?? Maksud Agassi??” aiihhh…dua pelayan ini benar-benar babo.

“Bukankah tadi kalian bicara soal perjodohan??”

“Ah..eh..itu..ng…”

“Jawab atau kupecat kalian!!”

“Saya mendengarnya dari kepala pelayan Cha kalau Agassi akan dijodohkan dan acara perjodohannya nanti malam”

“Mwo?? Aiisshh…kenapa tidak ada yang memberitahuku??”

“Ayah dan Ibu anda takut kalau anda akan membuat masalah lagi. Jadi mereka merahasiakan kabar ini dari anda, Agassi”

“Mwoya?? Aiissshhh…mimpi apa aku semalam?? Kenapa harus dijodohkan lagi??” aku pun segera kembali ke kamarku.

 

Aiisshh…kenapa harus dijodohkan lagi?? Huhh…hari ini benar-benar sial. Yah…aku memang sudah pernah dijodohkan beberapa kali. Dan tentu saja aku dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis appa. Dan kalian tahu apa yang aku lakukan sampai perjodohan itu gagal?? Yang pertama, aku kabur sebelum acara perjodohan berlangsung. Mungkin appa sangat malu karena ulahku. Jadi perjodohan itu gagal. Yang kedua, aku menolak mentah-mentah didepan orang tua namja yang akan dijodohkan denganku alias rekan bisnis appa. Hasilnya, mereka-rekan bisnis appa- merasa malu karena anaknya ditolak mentah-mentah olehku. Yang ketiga, saat acara perjodohan berlangsung, aku mengumumkan semua kenakalan yang pernah ku perbuat di depan orang tuanya. Alhasil, orang tuanya merasa anaknya pasti akan menderita kalau bersamaku. Dan perjodohan itu batal. Jangan tanya kenakalan apa yang kuperbuat selama ini!! Dan yang keempat, aku malah melakukan hal yang memalukan saat makan malam di depan rekan bisnis appa. Yah…apa lagi kalau bukan masalah table manners. Mereka-rekan bisnis appa- pasti berpikir kalau aku tidak diajari tata krama saat berada dimeja makan. Dan hasilnya, perjodohan lagi-lagi batal. Sebenarnya aku sendiri merasa malu dengan hal itu. Aku, seorang Kim Gwiboon melakukan hal yang memalukan dimeja makan?? Ayolah…kalau bukan karena acara perjodohan sialan itu aku tidak akan pernah mau melakukan hal itu.

 

Dan sekarang?? Appa dan Eomma melakukan acara perjodohan tanpa sepengetahuanku. Apa mereka tidak kapok juga selalu menjodohkanku?? Apa mereka takut kalau aku tidak akan menikah?? Hello…wajahku cantik, postur tubuhku bagus, aku pintar dan juga kaya. Bahkan aku terlihat sempurna. Jadi mana mungkin aku tidak menikah?? apa mereka tidak percaya padaku kalau aku bisa mendapatkan namja yang baik?? Aisshhh…semua ini membuatku pusing. Lalu sekarang…cara apa yang harus kupakai agar perjodohan ini batal?? Apa mungkin aku kabur saja?? Yah…sepertinya hanya cara itu yang tepat. Ku ambil ponselku yang ada di kasur king sizeku, kemudian kutelpon seseorang yang bisa membantuku untuk kabur.

 

“Yeoboseyo…Minho-ah, aku butuh bantuanmu sekarang”

“…….”

“Jemput aku di depan gerbang rumahku”

“Cepat!! Kutunggu kau disana”

“…….”

 

Setelah menelpon Minho, aku mengambil sepatu knee boots coklat tua milikku kemudian melemparnya ke bawah dari atas balkon kamarku. Yah…arah balkon yang ada dikamarku ini memang mengarah ke taman yang ada dirumahku. Disana ada jalan rahasia yang kutemukan sewaktu kecil dulu. Tidak ada yang tahu jalan rahasia itu kecuali aku sendiri tentunya. Entahlah!! Aku sendiri tidak tahu bagaimana ada jalan rahasia dirumah ku yang ukurannya memang tidak bisa dibilang kecil.

 

“Selamat sore, Agassi” sapa pelayan saat berpapasan denganku. Aku hanya tersenyum. Bersikap tenang seperti biasanya. Setelah pelayan tadi pergi, aku pun melanjutkan aksiku. Mengendap-endap agar tidak ketahuan. Sesekali aku bersikap seperti tidak ada apa-apa saat beberapa pelayan melewati dan menyapaku. Kembali mengendap-endap lagi. Aiisshh…WTH?? aku sekarang sudah seperti maling dirumahku sendiri?? Ohh…menyebalkan. >,

“Anda mau kemana, Agassi..??” tanya seorang pelayan yang aku tahu dia adalah butler. Yah…aku hafal dengan suaranya. Dia dibelakangku. Aiisshh…semoga aku tidak ketahuan olehnya. Aku pun berbalik ke arahnya.

“Ohh…anni. aku hanya ingin jalan-jalan saja. Memangnya tidak boleh..??”

“Aniyo, Agassi. Cwesonghamnida…saya permisi dulu”

“Hmm…”

Fyuhhh…untung saja butler itu tidak curiga saat melihatku mengendap-endap tadi.

 

~~~

 

Akhirnya aku sampai juga di taman belakang rumahku setelah menghadapi beberapa rintangan(?) tadi. Aku pun mengambil sepatu knee boots yang aku lempar tadi dari balkon kamarku. Berlari menuju pintu gerbang rumahku. Good!! Saat aku membuka pintu gerbang, Minho sudah stand by di depan rumahku dengan motor sportnya. Tanpa ba bi bu lagi, akupun langsung naik ke motornya.

 

 

Minho POV

 

 

Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…

 

Kulihat layar ponselku. Eoh?? Gwiboon menelponku?? Segera ku angkat telpon darinya.

 

“…….”

“Bantuanku..?? bantuan apa..??”

“…….”

“Baiklah”

“…….”

“Ne..”

 

Tanpa ba bi bu lagi, aku pun langsung mengambil jaket kulit hitamku dan mengambil kunci motorku yang ada di meja. Yah…lebih baik memakai motor saja biar sempat sampai.

 

~~

 

Setibanya aku di depan pintu gerbang rumah Gwiboon, aku tidak melihatnya disini. Kemana Gwiboon yah?? Kutunggu sampai akhirnya sosok itu muncul. Aigo…NEOMU YEPPEO!! Gwiboon pun langsung naik ke motorku yang akhirnya membuatku sadar dari lamunanku.

 

“Kita mau kemana..??” tanyaku sembari menyerahkan sebuah helm padanya.

“Kemana saja asal kita pergi dari rumahku” jawabnya sembari memakai helm yang kuberi tadi.

“Pegangan” seruku kemudian melajukan motorku pergi dari rumahnya.

 

 

Degh Degh Degh

 

 

Aigoo…saat tangan Gwiboon memegang pinggangku, rasanya ada yang menggelitik dadaku. Jantungku juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Yah…walapun hanya sekedar memegang pinggangku dan mengeratkan tangannya dijaketku *bukan memeluk*, tapi itu mampun membuatku berdebar seperti ini. Aisshh…

 

~

~

 

Ku hentikan laju motorku saat tiba di tempat tujuan kami. Aku mengajaknya ke sungai Han.

“Kenapa mengajakku kemari..??” Gwiboon bertanya lalu kemudian duduk di sebuah bangku panjang yang ada disekitar tepi sungai Han. Aku pun menghampirinya dan duduk disebelahnya.

“Aku tiddak tahu harus kemana. Yang terpikir olehku hanya tempat ini” menjawab seraya melihat Gwiboon. Huhh…yeoja ini selalu saja bisa membuatku ingin selalu memandangnya. Kami diam untuk beberapa saat sampai aku memulai pembicaraan.

 

“Sebenarnya ada apa..?? ada masalah..??”

“Huuhhh….appa dan eomma menjodohkanku lagi hari ini. Makanya aku kabur denganmu. Hanya cara ini yang terpikir olehku”

“Mwo..?? dijodohkan lagi..?? apa orang tuamu tidak bosan menjodohkanmu terus..?? yaa!! Makanya…sebaiknya kita pacaran saja, agar orang tuamu tidak menjodohkanmu lagi”

“Yaa!! Aiisshh…bicara apa kau ini??” Gwiboon memukul kepalaku. Aiisshhh…

“Aiisshh…yaa!! aku kan hanya bicara. Jangan memukulku. Pukulanmu itu sakit, Gwiboon” Gwiboon menatapku tajam. Aigo…tak bisakah kau membuka sedikit hatimu Gwiboon?? Aku benar-benar menyukaimu.

“Kali ini siapa namjanya..??”

“Molla. Aku tidak tahu. Eomma dan appa merahasiakannya karena takut aku akan menggagalkan acara perjodohannya lagi. Ahh…aku yakin perjodohan kali ini akan gagal total. Kekeke~”

 

 

Author POV

 

 

Sementara dirumah Gwiboon

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

“Silahkan masuk, tuan. Tuan besar sudah menunggu anda di ruang tamu, mari” sapa seorang pelayan pada seorang namja tampan, rambut berwarna kecoklatan, kulit putih, dan bertubuh atletis, dengan setelan kaos yang dibalut dengan jas dan juga skinny jeans yang ia pakai. Benar-benar HANDSOME. Para yeoja yang melihatnya mungkin akan terpesona dengan penampilannya.

“Ne…gamsahamnida”

 

~~~

 

“Ahh…kau sudah datang. Silahkan duduk. Orang tuamu mana..??” tanya Mr. Kim yang notabene adalah ayah dari Gwiboon.

“Cwesonghamnida, ahjusshi. Appa dan eomma ada kepentingan mendadak sehingga malam ini tidak bisa hadir disini. Appa dan eomma hanya menitipkan salamnya untuk ahjusshi dan juga ahjumma”

“Yah…tidak masalah. Kepala pelayan Cha…”

“Ne…tuan besar”

“Tolong panggil Gwiboon agar segera turun. Katakan ada tamu spesial untuknya”

“Ne…”

 

 

Beberapa menit kemudian…

 

 

“Tuan besar…cwesonghamnida tuan. Gwiboon Agassi tidak ada dikamarnya. Kami sudah mencarinya diseluruh ruangan, tapi kami tidak menemukannya, tuan. Maafkan saya. Saya tidak bisa menjaga Gwiboon Agassi, tuan”

“MWO..??” Setelah mendengar penjelasan dari butlernya, Mrs. Kim kaget bukan main. Walaupun ini bukan yang pertama kalinya Gwiboon kabur karena perjodohannya, Mrs. Kim tetap khawatir. Wajar saja. Gwiboon adalah putri tunggalnya. Anak semata wayangnya. Sedangkan Mr. Kim benar-benar marah dan juga kesal.

“Aiisshhh…anak itu kabur lagi” gumam Mr. Kim seraya memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pening akibat ulah aegyanya itu.

“Ya Tuhan…Gwiboon. kepala pelayan Cha, cepat cari Gwiboon. Aku takut terjadi sesuatu padanya” seru Mrs. Kim cemas dan hampir menangis.

“Tidak perlu. Gwiboon tidak mungkin pergi jauh dan tidak akan terjadi apa-apa dengannya” timpal Mr. Kim geram.

“Tapi yeobo…”

“Percayalah padaku. Anak itu pasti akan pulang sebentar lagi. Tidak akan terjadi apa-apa pada anak kita” Mr. Kim mencoba untuk menenangkan Mrs. Kim yang dilanda kecemasan.

 

“Jonghyun…ikutlah denganku sebentar” Mr. Kim menyuruh Jonghyun-namja tampan bertubuh atletis itu untuk mengikutinya. Mr. Kim mengajak Jonghyun untuk ke ruang kerjanya.

 

~

~

 

“Jonghyun…aku minta maaf atas kejadian ini. Ini benar-benar memalukan”

“Gwaenchana, ahjusshi. Aku bisa mengerti”

“Dan…aku ada satu permintaan untukmu. Bisakah kau merubah sifat Gwiboon..?? aku sebagai ayahnya sudah kualahan dengan sikap-sikapnya yang selalu bersikap seenaknya sendiri. Aku ingin kau merubahnya agar dia bisa mandiri. Kau bisa kan, Jonghyun..??”

“Ne..aku akan mencobanya, ahjusshi” Ck.. terlalu percayakah pada calon menantunya?? Yah…tentu saja. Ayah Jonghyun adalah sahabat Mr. Kim. Tentu saja Mr. Kim akan percaya sepenuhnya pada Jonghyun.

“Nanti akan ku atur semua rencananya. Baiklah! Ayo kita mulai saja makan malamnya” beranjak dari kursi kerjanya kemudian pergi menuju meja makan yang sudah tersusun rapi beberapa makanan disana.

 

 

 

TBC

 

 

gimana??? masih mau lanjut ff ini??? kalo masih mau lanjutt….RCL yah….kalo perlu yang panjangggg….kekeke~

mian yah kalo banyak typo disini

thanks for reader yang udah mau buat RCL…^^

 

Spesial Days/ 1s

Published 10 Januari 2012 by shinhyukyung

 

ANNYEONG ANNYEONG……

author gaje dateng lagi nih….hohoho

sesuai janji….aye bawa FF abal-abal nih….spesial natal dan tahun baru…

 

Bagi yang NGGAK SUKA FF AYE….NGGAK USAH DIBACA

 

 

HAPPY READING CHINGUDEUL MAUPUN SR….^^

 

ya udah deh….

 

 

 

cekidoooottt…..

 

 

 

Author                : Shin Hyu Kyung

Title                     : Special Days 

Genre                  : Romance, Fluff(?)

Rating                 : PG-17

Length                 : Oneshot

Main Cast            : Kim Kibum/Key, Kim Jonghyun

Suppourt Ca       : Lee Taemin, Choi Minho, Lee Jinki

Disclaimer          : Ini FF mutlak milik saia. Bukan dari hasil PLAGIAT/COPAS atau semacamnya. FF ini murni hasil dari otak saia sendiri. Jika ada kesamaan tokoh atau cerita, itu berarti unsur KETIDAKSENGAJAAN.

 

 

 

 

Seorang namja sedang berjalan menuju arah taman. Menenteng beberapa buku yang akan ia baca kali ini. Sebut saja Kim Keybum. Seorang namja biasa dan pendiam. Tidak ada yang spesial darinya. Bahkan penampilan fisik atapun materi juga biasa-biasa saja.

 

Membuka buku yang baru setengah ia baca. Selalu seperti itu. Apa dia kutu buku? Anni. Dia bukan kutu buku. Dia hanya suka membaca disaat ada waktu luang saja. Dia bukan maniak buku ataupun seorang yang kutu buku. Just like!

 

“Key hyung, nanti sore bisakah hyung temani aku membeli sesuatu..? kau tau kan, seminggu lagi adalah hari natal. Aku ingin memberikan sesuatu untuk Minho hyung” seorang namja cantik dan imut, sebut saja Taemin, menghampiri Key dan duduk disebelahnya. Namja cantik yang sudah dianggap Key sebagai dongsaengnya sendiri. Maklum saja. Mereka sama-sama sudah tidak mempunyai orang tua dan apartemen mereka bersebelahan. Hanya saling mengisi kekosongan dihatinya. Tapi bedanya…Taemin sudah mempunyai kekasih. Taemin juga cantik dan imut. Nama kekasihnya adalah Choi Minho. Namja tampan dan tinggi yang cukup populer. Berbeda sekali dengannya yang mempunyai wajah yang biasa dan juga tidak pernah mempunyai kekasih. Huuuhhh…sepertinya natal tahun ini Key akan sendirian lagi. Tahun kemarin Taemin merayakan natal bersama kekasihnya. Dan tentu saja sekarang juga sama, bukan?

 

“Baiklah..” hanya menjawab dengan singkat setelah menghela nafas.

 

 

****

 

 

“Key hyung…kira-kira apa yang harus kuberikan pada Minho hyung?” bertanya sembari melihat-lihat barang yang ada dirak toko hadiah itu. Sebuah toko yang khusus menjual hadiah. Banyak barang yang terlihat bagus. Tentu saja. Seminggu lagi akan natal, bukan?

 

“Mmm…apa ya??” Key juga ikut bingung ketika melihat begitu banyak barang yang cocok untuk hadiah natal.

 

 

 

Brukk~

 

 

 

Auuww…

 

“Kau tidak apa-apa?? Mian…aku tidak sengaja menabrakmu” seorang namja bertubuh kekar sudah menabrak Key yang notabene tubuhnya kecil sampai terjatuh dan pantatnya membentur lantai.

 

“Gwa..gwaenchana” tergagap setelah mendongak siapa yang menabraknya kemudian menunduk dan berdiri. Gugup. Key sangat gugup sekarang ini. Bagaimana tidak, eoh? Namja bertubuh kekar itu adalah Kim Jonghyun. Namja tampan yang merebut hatinya sejak 1 tahun yang lalu. Namja yang sangat populer dikampusnya. Minho juga berteman dengan Jonghyun.

 

“Mian ne? kau benar-benar tidak apa-apa?” Jonghyun bertanya sekali lagi untuk memastikan Key benar tidak apa-apa. Bukankah ia hanya terjatuh, eoh?

 

“A..aku..tidak apa-apa” masih gugup. Sungguh, ia tidak berani bertatapan langsung dengan mata Jonghyun. Mata yang mampu menghipnotisnya. Ck~

 

“Baiklah..aku permisi kalau begitu. Sampai jumpa..sampai jumpa Taemin..” tersenyum ramah kemudian meninggalkan mereka.

 

“Sampai jumpa hyung” membalas sapaan Jonghyun sebelum dia pergi. Dan Key? Bahkan Key masih menundukkan kepalanya.

 

 

****

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

“NE…TUNGGU SEBENTAR” Key berteriak sembari berlari menuju pintu apartemennya.

 

Cklek~

 

“Ne..?”

“Ada surat untuk anda”

“Surat? Dari siapa?”

“Maaf. saya tidak tahu siapa pengirim surat ini. Saya hanya bertugas mengirimnya”

“Gamsahamnida”

 

Aneh. Surat tanpa nama. Siapa yang mengiriminya surat, eoh? Terakhir Key menerima surat saat orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu. Itupun surat dari samchonnya.

 

 

Dear Key

 

Annyeong…ini pertama kalinya aku mengirimimu sebuah surat. Kau merasa ini aneh? Tapi aku tidak. Hari ini…kau terlihat cantik. Kalau kau tersenyum…kau pasti akan terlihat lebih cantik lagi. Aku suka senyummu.

 

From: D

 

 

D?? siapa D?? dan senyum? Bahkan Key sudah lupa caranya tersenyum dengan baik sejak 5 tahun lalu. Sejak kematian orang tuanya. Sejak ia hanya sendirian sekarang ini. Selama ini memang yang Key tunjukkan hanyalah senyuman-senyuman tipis. Bukan senyuman tulus yang keluar dari hatinya.

 

 

****

 

 

Seorang namja cantik sedang berjalan dengan menenteng buku yang baru saja ia pinjam diperpustakaan kampus. Berjalan melewati lapangan yang sedang dipakai untuk bermain basket. Berjalan sembari membaca sebuah surat. Surat misterius yang ia dapat kemarin sore.

 

“KEY…AWAS..”

 

 

Bugh~

 

 

Key langsung pingsan ketika sebuah bola basket melayang mengenai kepalanya. Dongwoon yang tadi sempat meneriaki Key bingung karena Key pingsan.

“Biar aku yang membawanya” seorang namja tampan langsung menggendong Key ala bridal style menuju ruang kesehatan.

 

 

~

~

 

 

Eungh…sedikit demi sedikit, mata lentiknya terbuka. Kepalanya masih terasa pening akibat insiden tadi. Mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan bernuansa putih. Bau obat dan alkohol langsung menyeruak ke dalam indra penciumnya.

 

“Key hyung…kau sudah sadar? Kau tidak apa-apa? Bagaimana kepalamu?” Taemin langsung bertanya ketika menyadari kalau Key baru saja sadar.

“Eumm…aku tidak apa-apa. Hanya masih terasa sedikit pusing” menjawab seraya memegangi kepalanya.

 

“Taemin-ah…kau yang membawaku kemari??”

“Aniyo. Aku tidak tahu siapa yang membawamu kemari, hyung. Aku baru saja kesini karena diberi tahu kalau kau terkena bola basket dan pingsan”

 

 

****

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

“NE…jamkanman”

 

 

Cklek~

 

 

“Eoh?? Tidak ada orang? Surat??” saat Key melihat kebawah akan menutup pintu apartementnya, ia menemukan sebuah surat. Kali ini tidak ada kurir yang mengantarnya. Setelah menutup pintu, Key duduk disofa kemudian membuka surat itu.

 

 

Dear Key

 

Annyeong…bagaimana keadaanmu, Key? Apa kepalamu masih terasa sakit? Aku harap kau baik-baik saja, ne? kau seperti malaikat ketika kau tertidur. Begitu damai. Sampai-sampai…membuat orang yang memandangnya bisa terhipnotis olehmu. Kau begitu cantik, Key. Bisakah kau tersenyum, untukku? Aku rindu dengan senyummu.

 

From: D

 

 

D?? lagi-lagi D? lagi-lagi membicarakan senyumnya? apa namja yang berinisial D ini yang membawanya ke ruang kesehatan? Kenapa namja ini selalu menuliskan kata ‘senyum’? apa Key kenal dengan namja ini? Berjalan masuk menuju kamarnya, dan meletakkan surat itu ke dalam laci mejanya. Surat pertama juga ia taruh di laci mejanya.

 

 

****

 

 

Hari ini setelah mata kuliahnya selesai, Key untuk duduk di bangku dekat lapangan. Hari ini lapangan begitu ramai. Ramai dengan teriakan-teriakan yeoja-yeoja.

 

“Kyaaaa….Jonghyun sunbae…”

“Jonghyun oppa..semangat..”

“Jonghyun oppa..kereenn..”

 

Seruan-seruan yang mampu membuat Key hanya bisa menunduk sedih. Yah…namja yang begitu begitu populer karena kepiawaiannya bermain basket dan juga posisinya sebagai ketua tim basket. Walaupun tubuhnya tidak lebih tinggi dari Minho, tetap saja pesonanya sangat…siapa yang tidak akan menyukai namja itu, eoh? Namja tampan dan bertubuh atletis, serta baik dan ramah pada setiap orang. Namja yang membuat Key jatuh hati satu tahun yang lalu. Kenapa Key tidak ikut meneriaki Jonghyun, eoh? itu karena Key tidak akan pernah mampu untuk melakukannya. Tersenyum manis saja ia tidak pernah, apa lagi berteriak seperti itu didepan Jonghyun? Ayolah…itu akan sangat memalukan bagi Key. Walaupun pada kenyataannya Jonghyun tidak akan melihatnya.

 

“Huuhhh…” hanya mampu menghela nafas kemudian melanjutkan acara membacanya.

 

 

****

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

Cklek~

 

 

Lagi-lagi Key menemukan sebuah surat. Sepertinya surat yang sama seperti dua hari yang lalu.

 

 

Dear Key

 

Annyeong…maaf aku selalu mengirimimu surat seperti ini. Hari ini…walaupun hanya melihatmu diam dan membaca buku, itu cukup membuatku bahagia. Kau begitu cantik. Bahkan bidadari pun pasti akan kalah jika dibandingkan denganmu. Kau pasti mengira aku berbohong, bukan? Yah…sepertinya memang begitu. Tapi itu memang kenyataannya. Kenyataan bahwa kau begitu cantik. Aku masih menunggu senyummu, Key.

 

From: D

 

 

Lagi-lagi D? sebenarnya siapa namja ini? Kenapa selalu membicarakan senyumnya, eoh? kembali meletakkan surat itu ke laci mejanya.

 

 

****

 

 

 

24 December

 

 

Key melihat sebentar kalender yang ada dikamarnya. Menghela nafas, kemudian berangkat menuju kampus. Besok sudah hari natal. Dan natal besok pasti akan menjadi hari biasa lagi. Sepertinya tidak akan ada hari yang spesial untuknya. Walaupun hari natal sekalipun.

 

 

@ kampus

 

 

“Junghie-ah…kalian akan pergi kemana natal besok?”

“Molla. Kata Jong Suk oppa itu surprise. Kekeke~ ahh…aku tidak sabar dengan natal besok. Semoga dia mengajakku ke tempat yang sangat romantis. Kalau kau?”

“Mmm…aku dan keluargaku mungkin akan pergi ke Busan. Menghabiskan malam natal bersama keluarga pasti akan sangat menyenangkan”

“Ne..kau benar”

 

 

Key semakin tidak fokus membaca karena mendengar percakapan temannya. Bukan tidak fokus karena mereka berisik, tapi tidak fokus karena mereka membicarakan natal besok. Tempat duduk Key tepat dibelakang dua yeoja tersebut. Yah…tentu saja, hampir semua orang mungkin akan merayakan natal dengan suka cita. Malam natal yang dihabiskan dengan orang yang kita sayangi. Bersenang-senang, bersenda gurau, tertawa bersama, saling bertukar kado natal, membuka kado bersama-sama…huuhhh…itu semua adalah hal yang tidak bisa Key lakukan. Tidak akan ada lagi merayakan natal bersama keluarganya. Bahkan pasangan pun Key tidak punya.

 

“Selamat pagi..” akhirnya suara seonsaengnim terdengar juga. Merasa lega karena seonsaengnim baru saja menghentikan cerita dari dua yeoja didepannya tadi.

 

~~~~

 

Setelah mata kuliah selesai, Key langsung pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan beberapa buku yang ia pinjam kemarin.

 

 

Brukk~

 

 

“Mianhae…kau tidak apa-apa?” seorang namja tampan bertubuh kekar

“Eoh?

 

 

****

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

 

Cklek~

 

 

Lagi-lagi Key menemukan surat dan…sebuah mawar putih??

 

 

Dear Key

 

Annyeong…Kau sudah menerima mawar putih dariku, bukan? Harumkah? Mawar ini seperti dirimu. Mawar yang melambangkan kesucian. Mawar yang sangat indah, bukan? Hari ini kau sangat cantik. Kau pasti bosan jika terus mendengar pujianku itu. Tapi aku tidak akan pernah bosan untuk mengatakan itu padamu, Key. Aku masih sangat ingin melihat senyummu kembali. Bisakah? Bisakah harapanku itu terwujud?

Besok, temui aku di taman dekat panti asuhan yang ada di Namsan jam 7 malam. Aku harap kau datang.

 

From: D

 

Namsan? Panti asuhan? Bukankah itu…itu adalah panti asuhan dimana Key dulu pernah tinggal. Yah…Key memang berasal dari panti asuhan. Orang tua Key yang meninggal 5 tahun yang lalu adalah orang tua angkat Key. Orang tua yang jauh lebih menyayanginya ketimbang orang tua kandungnya. Orang tua yang sudah menelantarkannya.

 

Key kembali menaruh surat itu dilaci meja yang sama. Ini sudah surat kelima yang dikirim oleh namja misterius itu. Huuuhhh…sungguh. Key bingung saat ini. Apa dia harus datang? Entahlah.

 

 

****

 

 

25 December

 

 

Hari natal telah tiba. Hari dimana semua orang berbagi kasih sayang mereka. Tapi tidak untuk Key. Hanya mengela nafas, kemudian beranjak menuju dapur untuk membuat sarapan.

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

 

“Eoh? Pagi-pagi begini?”

 

Cklek~

 

 

Tidak ada orang dan…surat lagi? Key mengambil surat itu dan kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak sarapannya.

 

 

Dear Key

 

Pagi, Key. Bagaimana tidurmu semalam? Bagaimana pagimu hari ini? Semoga hari ini juga menjadi hari yang spesial untukmu. Ini mungkin surat terakhir yang kukirim padamu. Dan aku harap, kau datang malam ini. Aku tunggu kau disana.

 

From: D

 

 

Surat terakhir? Apa mungkin ia orang yang Key kenal? Tapi siapa? Huuhhh…ini sungguh membuat Key bingung.

 

****

 

05.45 pm

 

Key memutuskan untuk pergi ke Namsan. Pergi ke tempat dimana namja itu ingin bertemu. Dan juga tempat dimana banyak kenangan yang ada disana. Mungkin sedikit bernostalgia nanti.

 

 

@ Namsan

 

 

Menyusuri jalanan pertokoan yang tidak terlalu ramai. Yah…sama seperti dulu ketika ia masih disana. Mungkin semua orang sedang merayakan natal bersama dirumah mereka masing-masing. Entahlah. Mengeratkan syal rajut dilehernya dan juga membenarkan topi rajutnya hingga menutupi telinga. Natal selalu dihiasi dengan musim dingin. Tapi natal kali ini…belum ada salju yang turun. Biasanya salju akan turun sebelum natal tiba.

 

 

Langkah Key terhenti tepat didepan sebuah bangunan yang cukup tua. Sebuah rumah tempat tinggalnya dulu waktu kecil. Rumah yang penuh dengan kenangan. Terlihat dari luar cahaya lampu dan juga cahaya dari lampu kerlap kerlip pohon natal. Yah…rumah panti asuhan Key dulu. Tidak ada yang berubah dari rumah tua itu. Semuanya masih tetap sama. Kembali berjalan melewati panti asuhan menuju taman. Taman dimana namja itu mengajak Key bertemu.

 

 

 

@ taman

 

 

 

Langkah Key terhenti ketika melihat area taman. Taman ini sudah disulap menjadi taman yang sangat indah. Taman yang dipenuhi dengan lampu kerlap kerlip. Ada seorang namja yang duduk disebuah meja bundar dengan memegang sebuah gitar. Tidak terlihat wajah namja itu, karena tubuhnya menghadap memunggungi Key. Didekat meja terdapat pohon natal yang sudah dihias dengan sangat indah. Dan disekitar meja itu juga bertabur lampu kerlap kerlip yang siap mengiringi langkah Key menuju meja itu. KYEOPTA.

 

 

Saat Key kembali berjalan mendekat pada namja itu, tiba-tiba terdengar suara gitar. Suara gitar yang mengalun dengan indah. Menghentikan langkah Key.

 

 

Kyeoure taeeonan areumdaun dangsineun

Nuncheoreom kkaekkeuthan namanui dangsin 

 

 

 

 

Degh

 

 

Lagu ini…bukankah lagu ini…

 

 

~~~~

 

 

Seorang anak kecil berumur 7 tahun sedang menangis disebuah taman dekat panti asuhan. Duduk berjongkok dan menangis tersedu-sedu. Mengabaikan tatapan beberapa orang yang melewatinya. Mengabaikan salju yang turun malam itu. Bukankah sekarang hari natal? Kenapa tidak ada yang peduli dengannya?

 

“Huhuhuhuhu…hiks..hiks..huhuhuhu..hiks”

 

 

“Kenapa kau menangis?” seorang anak kecil yang berumur 10 tahun berdiri didepan anak kecil yang menangis itu. Karena namja kecil itu tidak kunjung berhenti menangis, anak kecil itu kemudian ikut berjongkok sembari mengusap ngusap kepalanya agar berhenti menangis.

 

“Ssstts…uljima..kau mau susu kotak ini?” anak kecil itu menyodorkan susu kotak yang ia bawa. Namja kecil itu hanya mendongak menatap anak kecil itu. Pipi tirusnya basah karena air matanya. Tangisannya berhenti.

 

“Kau mau ini?” sekali lagi bertanya pada namja kecil itu.

 

“Eumm…” menganggukkan kepalanya lucu, mengelap ingusnya dengan bajunya, kemudian menerima susu kotak itu, dan menyesapnya. Ck~

 

“Kenapa kau menangis? Ini kan hari natal”

 

“Tidak ada yang memberiku ucapan selamat ulang tahun”

 

“Hari ini ulang tahunmu?”

 

“Ne..eomma selalu menyanyikan lagu ulang tahun untukku, tapi sekarang eomma tidak lagi menyanyikannya untukku. Huhuhu…hiks..huhuu” namja kecil itu kembali menangis ketika mengingat eommanya.

 

 

 

Kyeoure taeeonan areumdaun dangsineun

Nuncheoreom kkaekkeuthan namanui dangsin

 

 

Gyeoure taeeonan sarangseureon dangsineun

Nuncheoreom malgeun namanui dangsin

 

 

Tangisan namja kecil itu sedikit demi sedikit berubah menjadi isakan ketika mendengar anak kecil didepannya bernyanyi.

Hajiman bom, yeoreumgwa gaeul, gyeoul

Eonjena malgo kkaekkeuthae

 

 

Gyeoure taeeonan areumdaun dangsineun

Nunchereom kkaekkeuthan namanui dangsin

 

Hajiman bom, yeoreumgwa gaeul, kyeoul

Eonjena malgo kkaekkeuthae

 

Suaranya begitu merdu. Sampai-sampai membuat namja kecil itu tersenyum.

 

Gyeoure taeona areumdaun dangsineun

Nuncheoreom kkaekkeuthan namanui dangsin

 

 

Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida

Saengil chukhahamnida. Dangsinui saengireul

 

Semakin melebarkan senyumnya. Menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi.

 

Happy Birthday To You

Happy Birthday To You

 

Happy Birthday To You

Happy Birthday To You

 

 

Prok Prok Prok~

 

 

Langsung bertepuk tangan setelah anak kecil itu selesai bernyanyi. Aigo…Kyeopta~

 

“Namamu siapa?”

“Bummie..”

“Bummie senang sekarang?”

“Eumm..ne, Dino hyung”

“Dino?”

“Eumm…wajahmu seperti dinosaurus”

“Hahahaha…tapi aku kan tampan”

“Ne…dino hyung tampan”

 

~~~~

 

 

 

Kyeoure taeeonan areumdaun dangsineun

Nuncheoreom kkaekkeuthan namanui dangsin

 

Gyeoure taeeonan sarangseureon dangsineun

Nuncheoreom malgeun namanui dangsin

 

“Dino hyung…” bergumam seraya berjalan mendekat ke arah namja yang memunggunginya itu.

 

Hajiman bom, yeoreumgwa gaeul, gyeoul

 

Eonjena malgo kkaekkeuthae

 

Gyeoure taeeonan areumdaun dangsineun

Nunchereom kkaekkeuthan namanui dangsin

Hajiman bom, yeoreumgwa gaeul, kyeoul

Eonjena malgo kkaekkeuthae

 

 

Gyeoure taeona areumdaun dangsineun

 

Nuncheoreom kkaekkeuthan namanui dangsin

Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida

Saengil chukhahamnida. Dangsinui saengireul

 

 

Happy Birthday To You

Happy Birthday To You

 

Happy Birthday To You

Happy Birthday To You

 

“Dino hyung…” kembali memanggil nama namja itu sembari berlari dan langsung memeluknya dari belakang setelah namja itu selesai bernyanyi.

“Kau benar Dino hyung?” bertanya untuk memastikan ini bukanlah mimpi.

“Kau ingat aku?” namja itu langsung melepas pelukan Key kemudian berputar arah menghadap ke arah Key.

 

“Jonghyun hyung??” Key sangat terkejut ketika melihat namja yang menjadi teman kecilnya dulu adalah Jonghyun yang notabene namja yang disukai Key.

“Ne..wae? kau tidak suka?”

“A..aniyo. Jadi…kau adalah Dino hyung?”

“Eumm..aku adalah anak kecil yang dulu memberimu susu kotak. Itu pertama kalinya kita bertemu disini. Bummie…maukah kau menjadi kekasih Dino?”

“A..aku…aku…”

“Dino mencintai Bummie. Maukah Bummie menerima pernyataan cinta Dino?”

“Eumm…” menganggukkan kepalanya pelan.

 

Jonghyun langsung memeluk Key.

 

“Selamat ulang tahun, Bummie”

“Gomawo, Dino hyung”

“Aku punya sesuatu untukmu” melepas pelukannya kemudian mendudukkan Key.

“Tutup matamu” menyuruh Key menutup mata kemudian menaruh sebuah kotak dengan pita pink diatas meja.

“Sekarang buka matamu..”

“Ini…kado untukku?”

“Ne..bukalah”

 

Key membuka kotak itu perlahan.

 

“Ini…” Key menggantungkan ucapannya saat melihat isi kotak itu.

 

~~~~

 

“Wahh…hyung, lihat ini!!” Bummie menarik tangan Dino saat melihat sebuah waterglobe dietalase toko mainan yang ada di Namsan. Waterglobe dengan dua buah boneka beruang kecil memakai syal dan topi yang sedang berpelukan, boneka salju, dan juga butiran-butiran yang mirip dengan salju didalamnya.

“Kau suka?”

“Ne..” mengangguk semangat.

“Tapi aku tidak punya uang untuk membelinya” mengatakannya dengan raut muka sedih. Tentu saja anak sekecil itu belum mempunyai uang yang cukup untuk membeli sebuah mainan.

“Nanti kalau eomma sudah memberiku uang, aku pasti akan membelikannya untukmu, ne?”

“Eumm…ne”

“Ayo pulang. Nanti ibu panti asuhan pasti akan mencarimu”

“Ayo”

 

2 hari kemudian

 

“Eomma…aku minta uang untuk membeli mainan”

“Bukankah mainanmu sudah banyak, Jonghyun?”

“Anni. Ini untuk temanku. Aku ingin membelikannya sebagai kado ulang tahun”

“Huuhhh…minta antar supir Jang, ne?” sang eomma hanya menghela nafas kemudian memberinya sejumlah uang yang cukup banyak. Yah…Jonghyun berasal dari keluarga yang berkecukupan.

“Gomawo, eomma”

 

Setelah membeli waterglobe itu, Jonghyun langsung pergi menuju panti asuhan dimana Bummie tinggal. Dan saat disana, ibu panti asuhan memberitahu Jonghyun kalau Bummie sudah pindah dan tinggal bersama orang tua barunya. Jonghyun kemudian pulang dengan wajah ditekuk. Dia sangat sedih. Dan saat itulah, Jonghyun berjanji pada dirinya sendiri. Berjanji saat besar nanti, dia akan mencari Bummie sampai ketemu.

 

~~~~

 

“Kau masih ingat dengan ini?”

“Tentu saja aku ingat. Ini waterglobe yang aku janjikan saat kita kecil. Setelah membeli waterglobe itu, aku langsung pergi menuju panti asuhan. Tapi sayangnya…kau sudah pindah”

“Gomawo Dino hyung”

“Kau yang menghias taman ini?”

“Sebenarnya Jinki dan Minho yang membantuku menghias taman ini. otte?”

“Sangat indah..”

“Minumlah..”

“Susu kotak? gomawo”

“Aku senang bisa melihat senyummu kembali”

 

Akhirnya Jonghyun melihat senyum itu lagi. Senyum yang sejak kecil menjadi semangat untuknya hingga menemukan namja kecilnya sekarang.

 

“Mmm…hyung, bagaimana kau bisa menemukanku?”

“Sebenarnya sangat sulit menemukanmu. Kau mengganti namamu, tanggal lahirmu, bahkan kau pindah dua kali. 5 bulan terakhir aku baru bisa menemukanmu”

“Ne..orang tua angkatku yang menggantinya. Setelah appa dan eomma meninggal 5 tahun lalu, aku pindah ke apartemenku yang sekarang”

 

Setelah menceritakan itu, Key langsung menundukkan kepalanya. Menyakitkan jika harus mengingat kembali masa-masa itu. Masa dimana ia sendirian. Jonghyun yang melihat perubahan raut wajah Key langsung berdiri disamping Key.

 

“Bummie…maukah kau berdansa denganku?” menyodorkan tangannya kepada Key.

“Eoh?” hanya mendongak menatap wajah Jonghyun.

“Tidak ada musik bukan berarti tidak bisa dansa, bukan? Heum?” menyakinkan Key untuk menerima uluran tangannya.

 

Perlahan tangan Key meraih tangan Jonghyun. Berdansa tanpa musik yang nyata, musik yang hanya mereka rasakan dihati mereka masing-masing. Berdansa di taman yang sudah disulap Jonghyun menjadi taman yang begitu indah.

 

Eoh? Key mendongak ke atas menatap hamparan langit. Butiran-butiran putih seperti kristal jatuh dengan perlahan. Salju. Salju pertama turun saat malam natal. Bukankah ini indah?

 

Tak lama kemudian, Jonghyun menghentikan gerakan tubuhnya. Menatap lekat namja cantik yang ada didepannya. Namja yang semakin terlihat cantik jika dibandingkan saat masih kecil. Dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Key. Semakin dekat hingga nafas terasa. Saling memejamkan mata saat merasakan sentuhan itu. Sentuhan dibibir mereka. Sentuhan yang lembut seperti butiran salju yang turun. Sama-sama menikmati ciuman yang mereka lakukan. Manis. Terasa begitu manis. Tidak ada hawa nafsu sama sekali. Berciuman disaat malam natal dan salju pertama turun, bukankah ini romantis?

 

Perlahan Jonghyun melepaskan tautan bibir mereka.

 

“Saengil chukka hamnida, Bummie. Dan…selamat natal. saranghae” menyunggingkan sebuah senyuman manis pada Key.

“Gomawo. Selamat natal dan…na do saranghae, Dino hyung” membalas tersenyum manis kepada Jonghyun. Kali ini senyum yang lebih lebar dari yang tadi. Senyum termanis yang pernah Jonghyun lihat selama ini. Senyum termanis yang muncul dari bibir Key setelah 5 tahun.

 

“Bagaimana kalau sekarang kita makan? Aku membawa sebuah cake untukmu” membawa kembali duduk dimeja dekat pohon natal tadi, kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang berisikan cake. Walaupun hanya sebuah cake yang tidak terlalu besar dan tidak membuat mereka kenyang, tapi itu mampu membuat mereka tersenyum ketika memakannya bersama-sama. Sepertinya Key akan terus tersenyum mulai sekarang.

 

Terima kasih Tuhan..ini hadiah natal terindah dan paling membahagiakan dalam hidupku. Terima kasih sudah membuat hari ini menjadi hari paling spesial dalam hidupku. Malam natal yang begitu indah.

 

 

 

****

 

 

 

Seminggu kemudian…..

 

 

 

Semenjak malam natal waktu itu, Key selalu tersenyum. Seluruh kampus sudah tahu tentang hubungan Key dan Jonghyun. Banyak yang merasa iri karena sudah kalah dari Key. Namja yang notabene adalah namja yang biasa-biasa saja bisa mendapatkan namja populer seperti Jonghyun. Dan tidak sedikit juga yang merasa bahwa mereka pasangan yang serasi. Tapi mereka tidak peduli dengan hal itu. Mereka tidak pernah mengumbar kemesraan didepan umum. Hanya bergandengan tangan dan makan bersama itu sudah cukup.

 

Kini tidak ada lagi hari-hari biasa yang Key jalani. Hari-hari itu sudah berubah menjadi hari-hari yang spesial. Hari-hari dimana dipenuhi dengan senyum manis Key.

 

 

 

@ taman kampus

 

 

 

“Bummie…nanti malam datanglah ke bukit Namsan, ne?”

“Untuk apa kesana?”

“Pokoknya nanti malam kau harus kesana”

“Baiklah..”

 

Apa Key lupa kalau nanti malam adalah malam tahun baru, eoh? Sepertinya memang begitu.

 

 

@ apartement Key

 

 

Saat Key baru saja akan keluar untuk pergi ke bukit yang ada di Namsan, tiba-tiba da yang memencet bel apartementnya.

 

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

 

 

Mungkin itu Jonghyun yang menjemputnya.

 

 

Cklek

 

“Annyeong…”

“Eoh? Jinki sunbae..”

“Jonghyun menyuruhku untuk menjemputmu. Dia masih ada urusan sedikit. Mmm..kita berangkat sekarang?”

“Oh, ne”

 

 

 

@ bukit Namsan

 

 

 

“Turunlah”

“Eoh? Sunbaenim tidak ikut kesana?”

“Nanti aku akan menyusul. Ada urusan yang harus aku urus dulu”

“Ne..”

 

 

Setelah mobil Jinki berlalu dari pandangan Key, Key langsung berjalan menuju bukit. Berjalan sembari mengeratkan mantel dan juga syal yang melekat ditubuhnya. Salju masih turun. Langkah Key tiba-tiba terhenti saat melihat cahaya.

 

 

[Backsound Kana Nishino – Kimitte]

 

 

Kembali melangkah tanpa mengalihkan pandangannya pada cahaya itu. Langkahnya terhenti didepan sebuah pohon besar yang dipenuhi dengan cahaya lampu yang indah. Yah…cahaya yang Key lihat adalah cahaya lampu dari pohon besar didepannya itu. Melihat kagum pada pohon indah itu. Key tidak pernah melihat pohon besar yang dihias sedemikian rupa dengan lampu-lampu seperti pohon natal sebelumnya. Ini bahkan lebih indah dari pada pohon natal.

 

~~~

 

Kali ini sudah berada dibawah pohon besar tadi. Masih terpukau dengan hiasan cahay lampu yang ada diatasnya. Lampu-lampu warna warni yang menggantung diatasnya. Melihat sekitar, tapi tidak menemukan Jonghyun. Apa Jonghyun belum datang, eoh? Kembali mengedarkan pandangannya dan berhenti tepat pada batang pohon besar itu. Mata kucingnya menangkap sesuatu yang terukir dipohon itu. Tulisan yang mampu membuatnya tersenyum manis.

 

“Dino loved forever Bummie”

 

Hanya tulisan sederhana yang mampu menciptakan semburat warna merah dipipi tirusnya.

 

“Kau suka, Bummie?” suara seorang namja yang langsung membuat Key berbalik arah pada suara itu.

“Eumm…” mengangguk pelan seraya tersenyum manis pada Jonghyun, namjanya.

 

Jonghyun berjalan pelan ke arah Key. Menggenggam tangannya sembari menatap lekat mata kucing Key.

 

“Bummie…maukah kau menjadi nae namja selamanya? Maukah kau menjadi nae anae? Will you marry with me?” Jonghyun berlutut sembari membuka sebuah kotak kecil yang berisi cincin emas putih yang sangat indah. Ini sebuah lamaran, eoh? Sungguh. Demi apa ini langsung membuat Key membulatkan matanya. Bukannya Key tidak senang dengan semua itu. Hanya saja, bukankah Key dan Jonghyun baru menjalani hubungan mereka, eoh? Ini terlalu cepat bagi Key.

 

“Hyung…bukankah kita…ini terlalu cepat” Key bingung.

 

“Wae?? Bagiku menunggumu bertahun-tahun itu sudah cukup lama. Kau tidak mau menikah denganku?”

“Bu..bukan begitu. Aku…aku hanya..”

 

“Kau masih butuh waktu lagi? Baiklah!” saat Jonghyun berbalik arah akan beranjak pergi, Key langsung menarik tangan Jonghyun.

“Ja..jamkanman. bu..bukan itu maksudku”

“So..?”

“Ne..”

“Iya apa?”

“A..aku..mau”

“Mau apa?”

“A..aku…aku…akumaumenikahdengamu” langsung bicara cepat tanpa jeda. Ck~ gugup eoh? Sangat. Key sangat sangat sangat gugup saat ini.

“Hahahahaha…” eoh? Jonghyun tertawa??

“Waeyo? Kenapa kau malah tertawa?”

“Aniyo. Ekspresimu sangat lucu, kau tahu? Ini pertama kalinya aku melihat ekspresi seperti ini. Kekeke~”

“Isshh..” kesal eoh? Tentu saja. Key hanya bisa menunduk dan kesal dengan Jonghyun.

 

“Bummie…dengarkan aku baik-baik. Sekalipun kau menolakku, aku akan terus mengejarmu. Aku akan terus mencintaimu dan aku akan terus menunggumu sampai kau mau menikah denganku. Will you marry me?” meraih dagu Key agar menatapnya dan kembali bertanya.

“Eumm…I will, hyung” mengangguk mantap sembari tersenyum.

 

Jonghyun merogoh saku celananya dan mengeluarkan kalung. Mengambil cincin yang ada dikotak kecil tadi, memasukkan cincin itu kedalam kalungnya, kemudian memakaikannya ke leher Key.

 

“Aku tidak akan menikahimu besok, bulan depan, atau bulan berikutnya. Kita akan menikah saat kau sudah lulus kuliah nanti”

“Eoh? Lalu kenapa melamarku sekarang?”

“Agar kau tidak bisa pergi dariku lagi. Ini adalah simbol kalau Kim Keybum hanya milik Kim Jonghyun. Simbol Kim Keybum adalah calon istri Kim Jonghyun. Ingat itu baik-baik”

“Hyung juga memakai ini?” bertanya sembari memegang kalung cincin yang dililitkan dilehernya tadi.

“Tentu saja. Ini..” menunjukkan kalung cincin yang sama dilehernya.

 

“Saranghae, hyung”

“Na do. Jeongmal saranghae, nae Bummie”

 

Jonghyun memeluk Key dengan erat. Key pun juga sama. Membalas pelukan Jonghyun. Sungguh. Ini sangat membuat Key bahagia. Perlahan, Jonghyun melepaskan pelukannya. Menatap lekat mata kucing Key. Semakin lama semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Key. Semakin dekat..dekat..sampai deru nafas mereka terasa.

 

 

Chu~

 

 

Sama-sama saling memejamkan mata ketika bibir mereka saling bertautan satu sama lain. Jonghyun menarik pinggang Key agar tubuh mereka merapat. Tidak ada lagi jarak diantara mereka sekarang. Melumat habis bibir cerry Key yang semakin terasa manis itu. Menyesap aroma tubuh masing-masing. Key bergerak mengalungkan tangannya ke leher Jonghyun. Sepertinya Key sudah mulai terbuai dengan ciuman yang entah sejak kapan berubah menjadi panas itu. Menggigit bibir bawah Key agar membuka mulutnya.

 

“Heummhhh…eummhh” desahan akhirnya lolos juga dari mulut Key ketika rongga mulutnya yang berhasil diterobos oleh Jonghyun.

 

 

Dduuuuaaaarrrrrr…..

Dduaaarr…

Dduaaaarrrr…

 

 

Suara kembang api sontak langsung menghentikan ciuman panas mereka. Dan lihat sekarang wajah Key seperti apa? Seperti kepiting yang sudah direbus matang. Malu eoh? Tentu saja. Ini adalah hal yang paling berani yang pernah Key lakukan. Ck~

 

Dduuuuaaaarrrrrr…..

Dduaaarr…

Dduaaaarrrr…

 

Menggenggam tangan Key kemudian mendongak ke arah kembang api. Key jua melakukan hal sama. Jonghyun melepas genggaman tangannya kemudian beralih merangkul bahu Key agar merapat pada tubuhnya. Sedangkan Key menyandarkan kepalanya dibahu Jonghyun. Sungguh sangat indah dan membahagiakan. Melihat dan merayakan tahun baru bersama Jonghyun sungguh sangat membuat Key bahagia.

 

“Happy new year, Bummie…aku akan selalu membuat hari-harimu spesial”

“Happy new year, hyung..saranghae”

“Na do..”

 

Dduuuuaaaarrrrrr…..

Dduaaarr…

Dduaaaarrrr…

 

 

 

THE END

 

 

Gimana??? ancur banget yah???

mian yah kalo banyak typo disini….

Semoga kalian suka and HAPPY NEW YEAR….\(⌒˛⌒ )/

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 8 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

==================

 

 

 

PART 8

 

 

 

***

 

 

“Eoh?? Rumah sakit..?? bukankah kita mau ke rumah temanmu itu..??” tanya Jonghyun oppa setibanya kami dirumah sakit.

“Dia ada disini oppa, kkaja!” jawabku kemudian turun dari mobil.

 

Setibanya kami di kamar ICU Gwiboon, kami hanya berdiri diluar kamarnya. Menatap Gwiboon yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dari balik kaca transparan.

“Dia…”

“Ne..dia temanku pemilik kalung itu oppa”

“Gwiboon…apa yang terjadi padanya, Taeyeon-ah??”

“Bagaimana kau bisa tahu namanya..?? Kau kenal dengannya..??”

“Entahlah”

“Maksud oppa..?”

“Sudah hampir satu tahun aku mengenalnya lewat mimpi. Sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang terjadi pada Gwiboon..??”

“Satu bulan lagi sudah hampir setahun Gwiboon koma. Gwiboon mengalami kecelakaan. Ada perdarahan di otaknya yang mengakibatkan Gwiboon koma sampai sekarang”

 

“Eh..Taeyeon-ah?? Kenapa kau diluar..?? dia…nuguya??” tanya Minho oppa yang tiba-tiba keluar dari kamar rawat Gwiboon.

“Ahh…dia sepupuku, oppa” jawabku.

“Ehm…cheoneun, Kim Jonghyun imnida. Bangapseumnida…” seru Jonghyun oppa memperkenalkan diri kemudian bow.

 

 

****

 

 

Author POV 

 

 

Sudah beberapa hari ini Jonghyun selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Gwiboon sejak Taeyeon mengajaknya. Yah…hanya sekedar berdiri di depan kaca transparan yang menampakkan tubuh Gwiboon yang masih terbaring lemah diranjang kamar ICU.

 

 

Cklek

 

 

“Eoh?? Jonghyun..?? sejak kapan kau disini..?? kenapa tidak masuk ke dalam..??” seorang namja tampan bermata belo tiba-tiba membuka pintunya dan mendapati Jonghyun yang mematung memandang dongsaengnya dari balik kaca transparan itu. Tidak jadi keluar dan malah menyuruh Jonghyun untuk masuk ke dalam. Hanya diam ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam kamar Gwiboon. Lebih memilih berkutat pada pikiran masing-masing. Entahlah! Ini sedikit canggung. Apalagi Minho yang baru mengenal Jonghyun.

 

“Ehem…kau…teman Gwiboon..??” bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada dongsaengnya.

“Mmm…mungkin. aku sendiri tidak tahu apa hubunganku dengan Gwiboon” menjawab dengan santai dan datar. Mereka berdua masih berbicara tanpa berpaling dari tubuh Gwiboon.

“Apa maksudmu..?” masih dengan posisi yang sama.

 

“Aku…mengenal dan juga bertemu dengan Gwiboon lewat mimpi” kini memilih untuk memandang namja tampan disebelahnya sembari mengerutkan alisnya. Bingungkah?? Mungkin.

“Kau pasti bingung. Pertama kali aku bertemu dengannya…saat Gwiboon berada satu bus denganku. Ekspresinya saat itu sangat dingin. Kemudian saat aku kembali dari kampus, aku bertemu dengannya lagi untuk yang kedua kalinya. Yah…mungkin Gwiboon tidak sadar saat aku terus memperhatikannya. Ketika dia akan turun, Gwiboon menabrak seseorang dan menjatuhkan sesuatu miliknya. Dan aku yang memungutnya. Ini..” menyodorkan kalung pemberian eommanya-yang notabene adalah milik Gwiboon. Minho membulatkan matanya. Ternyata kalung yang selama ini ia cari ada pada namja ini eoh??

 

“Ini…” bergumam sembari mengambil kalung milik dongsaengnya.

“Aku mengambilnya saat akan turun dari bus. Setahun yang lalu…aku bermimpi. Aku bermimpi anak kecil yang aku kenal bermain disebuah taman dengan Gwiboon. Awalnya aku menganggap mimpi ini hanya mimpi biasa. Tapi tak ku sangka…anak kecil itu juga bermimpi hal yang sama denganku. Dan sejak saat itulah aku mengenalnya. Dan mimpi it uterus berlanjut sampai…saat terakhir aku bertemu dengannya sebulan yang lalu. Aku benar-benar kaget saat melihat keadaan Gwiboon saat ini” bercerita panjang lebar dan masih menatap Gwiboon.

“Lalu…apa dimimpimu…Gwiboon tersenyum??” beralih memandang dongsaengnya sebelum bertanya pada Jonghyun.

“Yah…tentu saja. Bahkan dia sering sekali tersenyum”

 

“Benarkah..??” bertanya sembari tersenyum miris.

“Waeyeo..??” akhirnya kini tatapannya beralih pada Minho.

“Pada saat ulang tahunnya yang ke 13, Eomma kami mengalami kecelakaan pesawat saat take off menuju Seoul. Eomma sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak beberapa lama kemudian, nyawa eomma sudah tidak tertolong lagi. Hanya aku dan appa yang pergi ke rumah sakit. Appa bahkan sempat melarangku untuk memberitahu Gwiboon. Ketika aku pulang, Gwiboon berlari ke arahku dengan tangan berdarah dan memelukku sembari menangis, kemudian pingsan. Dan sejak saat itulah dia tak pernah tersenyum lagi. Bahkan dia seperti menutup dirinya. Selalu menunjukkan ekspresi dinginnya. Tapi…perlahan…akhirnya dia bisa membuka dirinya untuk mempunyai teman” masih menatap Minho dengan tatapan yang sulit diartikan. Merasa kasiankah?? Molla.

 

Setelah bercerita, mereka berdua memilih untuk diam dan memandang Gwiboon. Hening. Tanpa mereka tahu, sepasang mata yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu kamar Gwiboon tengah memperhatikan mereka. Yah…lebih tepatnya mendengar pembicaraan mereka. Saat Jinki hendak masuk, dia tidak sengaja mendengarnya. Lebih memilih diam dan bersandar pada dinding sebelah pintu kamar Gwiboon. Merasa ada yang janggal ketika mendengar cerita mereka. Bukan cerita Minho. Dia sudah tahu awal mula Gwiboon bersikap dingin. Tapi…merasa janggal saat mendengar cerita Jonghyun tadi. Entahlah! Terasa enggan masuk, tapi…dia ingin melihat Gwiboon. Bukankah dia kekasihnya?? Ya! Kekasihnya.

 

 

Ceklek

 

 

“Ohh…kau sudah datang, Jinki?!” tanya Minho saat melihat Jinki membuka pintu kamar Gwiboon.

“Bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya balik Jinki seraya mendekat ke arah Gwiboon.

“Dokter Kang tadi sudah memeriksanya. Yah…keadaannya fisiknya semakin membaik” jawab Minho.

“Dia…” setelah memandang Gwiboon, Jinki langsung menoleh ke arah Jonghyun.

“Oh! Cheoneun…Kim Jonghyun imnida. Aku…teman Gwiboon”

“Ehem…cheoneun…Lee Jinki imnida”

 

 

****

 

 

[Backsound Sung Si Kyung – Dazzling Confession/ OST Queen of Reversals]

 

Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon. Sampai suatu malam, dia melihat Jinki yang tengah tertidur dengan menggenggam tangan Gwiboon.

 

 

Jonghyun POV

 

 

Saat melihat tangannya digenggam oleh tangan lain, rasanya benar-benar sakit. Entah kenapa aku selalu ingin berada seperti posisi Jinki saat ini. Yah…aku tahu Jinki adalah namjachingunya. Aku tahu dia sangat mencintai Gwiboon. Terlihat dari caranya menatap Gwiboon. Apa perasaanku sekarang sudah berubah lebih dari menyukainya?? Sepertinya memang begitu. Gwiboon…kapan kau akan bangun dan melihatku?? Aku tahu aku tidak pantas berkata seperti itu. Dan aku tahu dia sudah mempunyai Jinki. Tapi…aku selalu berharap dia bisa melihatku. Melihat perasaanku saat ini. Kugenggam kalung Gwiboon ini. Yah…aku meminta kembali kalung Gwiboon yang sudah kuberikan pada Minho. Aku ingin mengembalikannya sendiri saat Gwiboon bangun nanti.

 

 

Author POV

 

 

Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit. Dan dokter Kang yang kini tengah memeriksanya.

“Otteokae uisa..??” tanya Minho ketika dokter Kang selesai memeriksa Gwiboon.

“Respiratornya bisa dilepas hari ini. Pernafasannya sudah normal kembali. Sekarang haya tinggal mununggu Gwiboon sadar. Bersabarlah Minho. Aku permisi dulu” ujar dokter Kang sembari menepuk pundak Minho pelan.

“Ne…gamsahamnida uisa” pekik Minho sembari membungkuk pada dokter Kang.

 

 

***

 

 

Gwiboon POV 

 

 

“Gwiboonie…Boonie sayang…Bonnie…” itu suara eomma. Eomma…ya…aku yakin itu eomma. Aku terus berlari mencari eomma.

“Eomma…eomma dimana?? Eomma…” terus berlari sampai…eoh?? kenapa aku tiba-tiba ada disini?? Bukankah aku tadi…dan sekarang…aku berada di padang bunga krisan putih. Eoh?? Dari kejauhan…aku melihat sosok wanita yang tengah melambai-lambaikan tangannya padaku. Apa dia eomma??

 

“Eomma…” dia benar eomma kan??

“Eomma…” aku berlari kemudian memeluknya.

“Boonie sayang…” pelukan ini…pelukan hangat yang selama ini sangat aku rindukan. Ya Tuhan…aku mohon…hentikan waktu sekarang juga. Eomma…

 

“Boonie merindukan eomma..?”

“Eumm…jeongmal bogoshippeoyo…” mengangguk sebentar dan mengeratkan pelukanku.

“Boonie sayang eomma..?”

“Eumm…Boonie sangat sayang eomma..eomma jangan pergi lagi…”

“Anni sayang..kita duduk disana ne?” eomma menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di padang bunga krisan ini.

 

 

~

~

 

 

[Backsound If – Taeyeon SNSD]

 

Aku dan eomma hanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh kami. Tidur dipangkuan eomma, memandang hamparan bunga krisan putih kesukaan eomma yang tampak begitu indah, sembari mengelus rambutku benar-benar membuatku tenang. Andai saja waktu bisa berhenti.

 

“Boonie…”

“Ne eomma…”

“Boonie tidak merindukan Minho oppa..?”

“Sangat eomma…andai Minho oppa juga disini bersama kita ya eomma, pasti akan sangat menyenangkan”

“Kalau rindu…Boonie harus pulang ne?”

“Anni…aku ingin disini bersama eomma. Aku ingin ikut eomma..”

 

“Boonie…apa Boonie tidak kasian dengan Minho oppa? Minho oppa setiap malam selalu menangis merindukan Boonie tidak juga pulang. Apa Boonie tidak menyayangi Minho oppa??”

“Anni…aku sangat menyayangi Minho oppa, eomma. Tapi aku juga rindu eomma. Aku tidak mau berpisah dengan eomma”

“Apa Boonie ingin meninggalkan Minho oppa..? meninggalkan Appa, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun..? apa Boonie ingin meninggalkan mereka..? apa Boonie tidak menyayangi mereka..?”

 

“Eomma…hiks..hiks”

“Sssttss…uljima ne? jangan menangis sayang…nanti eomma juga ikut sedih”

“Eomma…aku tidak ingin berpisah dengan eomma lagi. Aku tidak ingin eomma pergi lagi..”

“Boonie…dengarkan eomma sayang. Eomma tidak akan meninggalkanmu. Eomma akan selalu menjagamu, eomma akan selalu mengawasimu, eomma akan selalu melihatmu, dan eomma akan selalu berada disini, dihati Boonie, ne? eomma akan selalu hidup dihati Boonie dan juga Minho oppa. Jadi…Boonie pulang ne? jangan membuat mereka khawatir. Kalau Boonie sedih, eomma juga ikut sedih. Kalau Boonie sakit, eomma juga ikut sakit. Kalau Boonie bahagia, eomma juga akan ikut bahagia. Jadi…bisakah Boonie pulang??”

 

“Eomma…”

“Eomma janji sayang. Seperti kata eomma tadi. Eomma akan selalu mengawasimu, menjagamu, melihatmu, dan juga selalu berada disisimu, ne? otte?”

“Eomma…”

“Ne…”

“Boleh aku tidur dipangkuan eomma??”

“Ne sayang…”

“Eomma…aku sangat menyayangi eomma. Sampai kapanpun hanya eomma satu-satunya eomma Gwiboon”

“Eomma juga sangat menyayangi Gwiboon melebihi apapun”

 

 

~

~

 

 

 

Author POV

 

 

Tit…Tit…Tit…

 

 

Hening. Hanya suara bunyi alat detak jantung yang memenuhi kamar rawat Gwiboon saat ini. Hanya ada seorang namja tampan yang masih setia menjaganya tanpa kenal lelah. Menggenggam tangan Gwiboon dan sesekali mengelus pipi tirus Gwiboon.

 

Namja tampan itu sedikit kaget saat merasakan tangan Gwiboon bergerak. Yah bergerak.

 

“Gwiboonie sayang…” terus memperhatikan yeoja cantik yang masih terbaring lemah itu.

Semakin lama…mata lentik itu bergerak. Sedikit demi sedikit…matanya terbuka.

“Dokter Kang…Gwiboon sadar…Gwiboon sadar dokter Kang…” panggil Minho sembari memencet tombol yang ada di kamar rawat Gwiboon untuk memanggil dokter.

 

“Boonie…Boonie…”

 

 

Tap Tap Tap…

 

 

“Minho…bisakah kau tunggu diluar? Aku harus memeriksanya dulu”

“Tapi dokter…”

“Minho…”

 

 

~

~

 

“Otteokae, uisa..?”

“Dokter Kang…bagaimana anakku?”

 

Sekarang Appa Gwiboon, Minho, Jinki, Taeyeon, dan Jonghyun sudah ada didepan kamar rawat Gwiboon. Semuanya cemas. Apa benar Gwiboon sudah sadar? Apa benar Gwiboon sudah membuka matanya?

 

“Karena terlalu lama koma, otaknya masih belum sepenuhnya sembuh. Perdarahan yang ada diotaknya sudah hilang. Gwiboon juga sudah sadar kembali. Sekarang dia sedang tidur. Otaknya masih lemah. Jadi aku sarankan, jangan membuatnya terlalu berpikir keras. Usahakan buat dia senyaman mungkin dan tidak memikirkan apa-apa dulu. Jangan mengingatkan masalah yang pernah ia alami dulu. Aku yakin Gwiboon akan segera pulih. Jadi jangan terlalu khawatir. Aku permisi dulu”

 

“Ne…gamsahamnida dokter Kang”

 

Setelah mendengar hal itu, Minho langsung menghambur masuk. Tidak peduli dengan siapapun, kecuali Gwiboon. Just Gwiboon.

 

 

 

~

~

 

 

 

Eungghhh…cahaya sedikit demi sedikit masuk kemata yeoja cantik itu. Bau obat langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumnya. Matanya pun sedikit demi sedikit terbuka. Buram. Itu hal pertama yang ia lihat saat ini. Yah…tentu saja.

 

“Boonie…kau sudah bangun, sayang?” suara bass itu…suara itu bukankah milik oppanya? Apa orang yang ada dihadapannya saat ini adalah oppanya? Matanya masih buram. Belum bisa melihat dengan jelas. Hanya sebuah gambaran yang masih samar.

 

“Oppa…” memanggil lirih. Suara Gwiboon sangat pelan tapi masih terdengar oleh Minho.

“Ne..Boonie, oppa disini, sayang” tangannya menggenggam tangan Gwiboon dan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap rambut Gwiboon lembut.

 

Tak lama kemudian…penglihatannya sedikit beringsut normal. Sudah bisa melihat dengan jelas semuanya. Mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Melihat orang-orang yang ada dalam kamarnya. Semuanya tersenyum melihat Gwiboon sudah sadar.

 

“Oppa…aku ingin minum” suaranya masih pelan. Masih terdengar lemah.

“Pelan-pelan…” Minho menyodorkan gelas yang berisi air mineral+sedotan ke mulut Gwiboon.

 

“Boonie…kau ingat dengan mereka?”

 

Gwiboon langsung memandang mereka satu persatu. Saat mencoba mengingat, kepalanya tiba-tiba sedikit terasa pening. Memandang kembali wajah mereka satu persatu.

 

“Appa…Taeyeon…Jinki oppa…dan…dan…Jonghyun-ssi”

“Kau…ingat dengan Jonghyun?”

“Eumm…” Gwiboon hanya mengangguk lemah. Yah…ia ingat semuanya. Ingat dengan memorinya bersama Jonghyun.

 

 

 

 

1 bulan kemudian…

 

 

 

 

Semakin hari, keadaan Gwiboon semakin membaik. Otak dan tubuhnya sudah berfungsi secara normal sekarang. Yah…tapi tetap saja, yang menjaga Gwiboon tetap bergantian. Terlalu banyak orang juga tidak baik bagi kesehatan Gwiboon, kan?

 

Hening. Hanya ada Jonghyun dan Gwiboon. Karena tidak ada yang bisa menjaga Gwiboon, Minho meminta Jonghyun untuk menjaga Gwiboon. Minho dan Jinki tidak bisa karena ada ujian. Yah…mereka harus ikut ujian itu kalau mereka ingin lulus. Sudah beberapa kali mereka bolos kuliah untuk menjaga Gwiboon.

 

“Jonghyun-ssi…bisakah kita keluar? Aku sangat bosan..”

“Keluar..? kau kan masih sakit, Gwiboon. Andwae”

“Ayolah…aku mohon…aku sudah sehat. Kan ada kau yang akan menjagaku. Jadi aku tidak akan apa-apa, ne? boleh yah?”

“Huuhhh…baiklah..”

 

~~~~

 

Jonghyun dan Gwiboon duduk dibangku panjang disebuah taman yang ada dirumah sakit. Hening. Lagi-lagi hanya diam. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Hanya menikmati udara pagi yang cukup segar.

 

“Mmm…Jonghyun-ssi…bagaimana kau bisa tahu aku ada dirumah sakit?”

“Itu semua berkat Taeyeon. Karena Taeyeon, aku bisa menemukanmu”

“Taeyeon..?”

“Ne…dia adalah adik sepupuku”

 

“Ini…” Jonghyun menyodorkan sebuah kalung emas putih, dengan bandul dolphin berwarna pink berkilau. Bukankah kalung itu…Gwiboon langsung membelalakkan matanya. Sangat terkejut.

“Omo~ ini…”

“Bukankah itu kalungmu..?”

“Ne…tapi…bagaimana bisa kalungku ini ada padamu?”

“Apa kau ingat pernah naik bus?”

“Ne..”

“Waktu itu kau bertabrakan dengan seseorang ketika akan turun, bukan?”

“Ne..”

“Kalungmu jatuh dan aku mengambilnya. Besoknya aku berniat mengembalikannya padamu, tapi ternyata kau tidak naik bus itu lagi”

 

 

Grep~

 

 

“Jeongmal gomawo…hiks..hiks..gomawo” Gwiboon langsung memeluk Jonghyun sembari menangis.

“Ssstts…uljima. kenapa kau menangis? Kalung ini kan sudah ada padamu?” mengusap punggung Gwiboon. Menenangkannya agar berhenti menangis. Saat Gwiboon melepaskan pelukannya, Jonghyun langsung menghapus air mata Gwiboon dengan ibu jarinya. Huuhhh…sangat tidak ingin melihat yeoja didepannya ini menangis.

 

“Ehm…sebagai tanda terima kasih untukku…bisakah kau memanggilku oppa?? Bukankah aku lebih tua darimu, eoh?”

“Baiklah…oppa…”

 

Eoh? Jonghyun tidak salah lihat kan? Gwiboon tersenyum padanya. Senyuman manis yang ia rindukan akhirnya terlihat kembali. Senyuman manis yang membuatnya gila. Walaupun hanya seulas senyum tipis, tapi tetap saja manis. Itu adalah senyuman tulus pertama yang Gwiboon tunjukkan.

 

“Ehm…oppa…kenapa oppa tidak mengajak Min Hwa kemari? Aku ingin sekali bisa bertemu dengannya langsung”

“Kau ingat Min Hwa..?”

“Tentu saja. Bahkan aku ingat ketika kau menari saat aku dan Min Hwa menyanyikan lagu three bears”

“Eoh? Kau ingat itu??”

“Ne..emm…aku ingin melihat tarianmu lagi, oppa”

“Yaa! Kenapa harus yang itu?”

“Yah yah yah…baiklah..jangan menatapku seperti itu”

 

Jonghyun kemudian berdiri didepan Gwiboon bersiap untuk menari dan bernyanyi.

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da” meliuk-liukkan tubuhnya saat menyanyikan lagu itu. Dan demi apa itu sangat lucu, kau tahu? Bahkan Gwiboon terkekeh geli ketika melihat tarian Jonghyun yang seperti anak kecil itu. Ck~

Tanpa menghentikan gerakannya, Jonghyun benar-benar bahagia saat melihat tawa pertama Gwiboon itu.

 

“Hahaha…oppa…kau sangat lucu”

“Sudah! Kau membuatku jadi tontonan..”

“Kekeke~”

 

Tanpa Gwiboon dan Jonghyun sadari, 2 pasang mata melihat mereka. Minho dan Jinki yang tengah melihat mereka hanya bisa tersenyum. Senang akhirnya tawa itu kembali muncul. Tawa yang sangat Minho rindukan. Walaupun wajah mereka terlihat senang karena melihat tawa Gwiboon, tapi tetap saja ada perasaan sedih dihati Jinki. Kenapa bukan dia yang bisa membuat Gwiboon tertawa? Jinki yang notabene adalah namjachingu Gwiboon tapi tak pernah bisa membuat Gwiboon tertawa seperti itu. Sedangkan Jonghyun, Gwiboon hanya mengenalnya lewat mimpi.

 

 

****

 

 

“Annyeong Gwiboon-ah…” sapa seorang namja tampan di ambang pintu kamar rawat Gwiboon. Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit.

“Annyeong oppa…” Gwiboon balik menyapa sembari tersenyum manis. Minho yang melihat kembali senyum itu juga ikut tersenyum. Sungguh. Ini sangat membuatnya bahagia. Senyum yang bertahun-tahun menghilang, sekarang kembali lagi.

 

“Hey…aku membawa seseorang untukkmu”

“Nu..”

“Annyeong eonni…eonni masih ingat aku? Aku Min Hwa..eonni sakit apa? Kenapa ada disini?” seorang anak kecil yang pernah ada dimimpi Gwiboon langsung memotong kalimat Gwiboon dan menghambur ke arahnya.

“Aigo..Min Hwa..oppa..” Gwiboon langsung memeluk Min Hwa. Matanya sampai terkaca-kaca saking terharu. Entahlah! Gwiboon merasa sangat menyayangi Min Hwa.

“Otte?? Kau senang??”

“Eumm…oppa…bolehkah aku pergi ke taman bersama Min Hwa?” mengangguk kemudian beralih menatap Minho.

“Aniyo. Kau harus banyak istirahat. Apa kau tidak mau pulang dari sini?”

“Oppa…ayolah..sekali ini..saja, ne? boleh yah?? Yah yah yah??” kembali bersikap manja. Sifat yang sangat sangat sangat Minho rindukan akhirnya kembali.

“Baiklah…”

 

 

 

****

 

 

Sudah 2 minggu ini, Jonghyun dan Gwiboon semakin akrab. Semakin lama semakin dekat. Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon.

 

 

@ taman rumah sakit

 

 

“Oppa…kenapa hari ini kau tidak mengajak Min Hwa? aku rindu dengan anak itu”

“Anni. Kalau Min Hwa kemari, kau tidak akan istirahat. Lain kali aku akan mengajakmu ke panti asuhan, ne?”

“Jeongmalyo? Tentu saja aku mau”

 

“Gwiboon…aku tahu ini mungkin terlalu cepat bagimu. Tapi aku tidak bisa memendamnya lagi”

 

Jonghyun menggenggam tangan Gwiboon yang duduk disebelahnya. Gwiboon langsung menoleh ke arah tangannya, kemudian menatap Jonghyun. Sungguh, ini membuatnya terkejut, kau tahu?

 

“Aku mencintaimu, Gwiboon. Sejak pertama kali bertemu denganmu dibus. Waktu itu kau mengambil tempat favoritku. Dan saat kau berada dalam mimpiku”

 

“Oppa…aku..”

 

“Aku tahu ini berat untukmu. Aku juga tahu kalau Jinki adalah namjachingumu. Aku mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Tapi aku sungguh sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu, Gwiboon”

 

“Oppa…aku tidak bisa menjawabnya sekarang”

 

“Gwaenchana..aku akan menunggumu, Gwiboon”

 

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sudah mendengar semua itu. Namja tampan yang bahkan tidak mampu membuat senyum itu kembali. Sakit. Sangat sakit saat mendengarnya. Walapun ia belum mendengar jawaban dari Gwiboon, tetap saja sakit. Yah…namja yang sekarang mati-matian menahan rasa perih yang sudah menggores hatinya adalah Jinki, yang notabene adalah namjachingu Gwiboon. Akankah ia harus melepasnya? Melepas cintanya? Sungguh, ia tidak siap.

 

 

****

 

 

Hari ini Gwiboon sudah diperbolehkan untuk pulang. Minho, Mr. Kim, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun sudah berada dirumah sakit untuk menjemput Gwiboon tentunya.

==SKIP==

 

 

@ rumah Gwiboon

 

 

Semua pelayan sudah menyambut kedatangkan mereka. Rumah yang tadinya sepi, sepertinya akan menjadi ramai sekarang. Beberapa balon sudah menghiasi ruangan tengah. Yah…pesta penyambutan kecil-kecilan yang dibuat para pelayan untuk agassinya. Untuk yeoja yang begitu banyak mengalami penderitaan.

 

Hanya canda dan gelak tawa yang menghiasi rumah Gwiboon. Mereka bahagia. Sungguh moment yang belum pernah ada sebelumnya dirumah itu. Suasana yang begitu hangat.

 

“Oppa…aku ingin istirahat” Gwiboon sedikit merasa pusing. Mungkin karena teralu lelah hari ini. Minho pun memapah Gwiboon pergi ke kamarnya. Walaupun sudah beberapa minggu menjalani perawatan dirumah sakit, tetap saja ia masih harus banyak istirahat, bukan? Koma selama 1 tahun bukan waktu yang singkat.

 

 

@ balkon kamar Gwiboon

 

 

Untung saja udara malam ini tidak begitu dingin. Tapi tetap saja selimut pink bermotif dolphin menutupi tubuh Gwiboon. Gwiboon dan Minho sekarang duduk disebuah sofa yang ada dibalkon kamar Gwiboon. Gwiboon menyandarkan kepalanya ke dada bidang Minho sembari memeluknya. Minho juga memeluk Gwiboon. Huuuhhh…sungguh. Gwiboon sangat merindukan pelukan ini. Pelukan hangat dari oppanya. Pelukan hangat yang sama dengan pelukan hangat eommanya.

 

“Oppa…aku sangat sangat sangat menyayangimu”

“Na do sayang…”

 

“Oppa…waktu aku masih tidur, aku bermimpi indaaahhh…sekali”

“Mimpi apa?”

“Aku bermimpi bertemu Jonghyun oppa, Min Hwa, dan juga…eomma”

“…….”

“Terakhir saat bertemu dengan eomma, eomma menyuruhku untuk pulang. Katanya eomma sangat menyayangiku dan juga oppa”

“Ne…oppa tahu”

 

“Oppa…”

“Ne..?”

“Seminggu yang lalu Jonghyun oppa menyatakan perasaannya padaku. Aku harus menjawab apa?”

“Apa kau juga menyukai Jonghyun, heum?”

“Mollayo. Tapi saat bersamanya, aku merasa senang, oppa. Seperti tidak ada beban sama sekali”

“Itu berarti kau menyukainya..”

“Oppa…jangan memencet hidungku..ish”

 

“Oppa…aku takut Jinki oppa terluka. Aku tidak mau menyakiti Jinki oppa”

“Bicarakan baik-baik dengannya. Aku yakin Jinki akan mengerti”

“Ne..”

“Boonie…sebenarnya oppa lebih menyukai Jinki. Kau tahu? Wajah Jonghyun itu mirip sekali seperti dino. Kau yakin mau menyukai namja berkepala dino itu, eoh?Kekeke~”

“Oppa…jangan menggodaku lagi..ish”

“Hahaha…sekarang tidur, ne? bukankah kau tadi merasa pusing?”

“Ne..tapi gendong..”

“Huuhh…dasar manja!”

“Biarin..”

 

Minho pun menggendong Gwiboon ala bridal stlye menuju tempat tidur. Akhirnya sifat manja itu kembali lagi.

 

“Aigo~ sepertinya badanmu bertambah berat, Boonie”

“Ish…oppa…”

“Hahaha…ne ne. Walaupun dongsaeng oppa ini gendut…tapi tetap akan menjadi yeoja tercantik”

“Ck~ oppa…menyebalkan”

“Hahaha…sudah! sekarang tidur. Jangan marah terus, nanti dongsaeng kesayangan oppa ini jadi jelek, ne? jumuseyo, sayang chu~” menoel hidung Gwiboon, kemudian melakukan ritual yang biasa ia lakukan pada Gwiboon, yaitu selalu mencium kening Gwiboon sebelum tidur.

“Ne..Boonie sayang oppa”

 

Huuhhhh…sungguh moment yang bisa membuat semua iri jika melihat hubungan adik-kakak seperti ini. Bahkan author sekalipun juga iri melihatnya. *curcol#abaikan*

 

 

 

****

 

 

 

@ Incheon Air port

 

 

 

“Oppa…kenapa harus pergi, eoh? Hiks hiks” Gwiboon menangis dipelukan Jinki saat ini. Yah…saat ini memang Minho, Taeyeon, dan juga Jonghyun mengantar kepergian Jinki. Jinki memutuskan untuk pergi dan meneruskan studynya di Paris. Ingin segera melepaskan cinta yang bukan untuknya. Ingin segera melupakan kenangan memilukan yang ia alami. Dan mungkin ingin segera menangis jika sudah mendarat disana nanti. Ini keputusan yang sangat berat yang Jinki ambil. Setelah menimbang dan memikirkannya selama seminggu ini.

 

“Mianhae, Boonie. Maafkan oppa, ne? aku harus meneruskan bisnis appa disana. Mianhae kalau ini begitu mendadak” bohong, eoh? Yah…mana mungkin Jinki megatakan alas an yang sebenarnya, eoh? Jinki yang memaksa appanya untuk pindah ke Paris. Yah…walapun memang benar nantinya cepat atau lambat Jinki harus meneruskan bisnis appanya.

 

“Hiks hiks..oppa jahat meninggalkanku” masih terisak dipelukan Jinki.

“Mianhae Gwiboon. Mianhae. Nanti disana aku akan selalu mengirimimu email, ne?jangan lupakan aku. Aku sangat menyayangimu” sungguh. Jinki juga tidak ingin meninggalkan Gwiboon. Sangat ingin menangis ketika melihat air mata itu turun dari pipi tirusnya. Jinki melepas pelukan Gwiboon lalu berjalan ke arah Jonghyun yang tak jauh darinya.

 

“Jonghyun-ssi…aku mohon, jaga Gwiboon dengan baik, ne? aku yakin kau akan selalu menjaganya. Jangan sakiti Gwiboon. Jangan biarkan ia menangis. Jangan biarkan air mata itu menetes lagi dari matanya. Cukup ini yang terakhir. Kalau kau sampai menyakitinya, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, arasseo?” walaupun tidak ada kata putus dari mulutnya, ini sudah cukup mewakilkan semua itu. Kata-kata yang ia lontarkan untuk Jonghyun sudah cukup untuk memutuskan hubungannya dengan Gwiboon.

 

“Ne..aku tahu. Gomawo Jinki. Aku tidak akan mengecewakanmu” Jonghyun hanya bisa berterima kasih dan kemudian menepuk bahu Jinki. Sedikit memberinya semangat.

 

“Baiklah…ini sudah waktunya aku berangkat. Minho…Taeyeon…sampai jumpa..semoga kalian bisa bersama, ne?” berpelukan sebentar dengan Minho dan Taeyeon.

 

“Apa maksudmu..?” Minho mengeryitkan alisnya bingung.

 

“Hahaha…bukan apa-apa. Boonie…jaga dirimu baik-baik, ne? jangan lupa untuk membalas email dariku nanti. Ow ya! Kalau Jonghyun macam-macam denganmu, beritahu aku. Aku akan menghajarnya nanti, ara?”

“Ne..oppa..aku menyayangimu”

“Na do..samapi jumpa semua…”

 

Pada akhirnya, ia tetap harus melepaskan cintanya. Cinta yang bukan untuknya. Cinta yang hanya tertuju pada orang lain. Akankah perasaan cinta yang ia rasakan saat ini akan hilang nanti? Akankah rasa sakitnya ini juga hilang dengan sendirinya? Huuhh…molla. hanya waktu yang bisa menentukan. Hanya waktu yang bisa merubah semua itu.

 

 

 

 

THE END

 

 

 

Gimana?? ancur yah endingnya?? gantungkah?? ahh…pokoknya utang aye yg ini udah lunas..

insyaAlloh….kalo sempet aye bakaln bikin part epilognya,, tapi kalo sempet, kekeke~

 

THANKS FOR READER YANG UDAH RCL…mianhae kalo ada typo ne…

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 7 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Degh!!

Bukankah tadi malam aku juga bermimpi seperti itu?? Ya, benar! Mimpi Min Hwa sama persis dengan mimpiku semalam. Dan nama yeoja itu…Kim Gwiboon. Sekarang aku ingat. Tapi…bagaimana bisa mimpiku sama dengan Min Hwa?? Apa ini hanya kebetulan?? Yah. Ini pasti hanya kebetulan.

“Oppa…”

“Oppa…”

“Eh?? Ne..??”

“Kenapa oppa melamun..??”

“Ah! Aniyo…bagaimana kalau kita main ayunan saja??”

“Ayo…”

===============

 

 

PART 7

 

 

 

Author POV

 

 

 

6 mounths later…

 

 

 

“Pagi Boonie…oppa kembali. Hari ini oppa membawa makanan kesukaanmu. Kau suka omelet kan?? Kenapa kau tidak bangun sayang?? Apa kau tidak suka manakannya?? Baiklah…kalau Boonie bangun nanti, oppa akan menuruti semua keinginanmu. Otteokae?? Cepatlah bangun sayang. Oppa merindukan senyummu, oppa rindu sifat manjamu, oppa sangat merindukanmu, sayang” Minho masih sabar mengajak Gwiboon bicara. Sudah 7 bulan Gwiboon tak kunjung sadar dari komanya. Minho juga masih bersikap dingin terhadap Appanya. Mr. Kim sendiri juga semakin merasa bersalah. Semakin lama perasaan bersalah itu semakin dalam. Apalagi ditambah sikap Minho yang juga semakin dingin terhadapnya.

 

 

***

 

 

“Gwiboonie…malam ini, aku dan Minho yang akan menjagamu. Kali ini aku membawa beberapa cerita dongeng. Kau mau kubacakan dongeng apa?? Ada Snow White, ada Cinderella, Hansel and Gretel, Little Red Riding Hood, The Little Mermaid. Kau mau yang mana?? Mmm…bagaimana kalau Cinderella saja?? Baiklah…suatu hari….bla bla bla” *author lagi males, skip aja yah*

Jinki terus bercerita sampai akhir. Minho dan Jinki bergantian membacakan dongeng untuk Gwiboon. Jinki pun sama halnya dengan Minho. Masih dengan sabar erawat dan menjaga Gwiboon. Terkadang, Jinki juga menangis diam melihat keadaan Gwiboon saat gilirannya berjaga dengan Taeyeon.

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Annyeong Min Hwa…boleh aku ikut bermain disini??” tanyaku saat melihat Min Hwa sedang bermain ayunan di taman.

“Annyeong eonni…boleh…eonni yang mendorongku yah??” jawab Min Hwa dengan aksen anak-anaknya dan memintaku mendorong ayunannya. Kekeke~ Min Hwa lucu sekali. Aku pun mendorong pelan ayunannya.

“Kau sedang menunggu oppamu lagi..?”

“Ne..eonni”

 

 

Jonghyun POV

 

 

Eoh?? Bukankah dia yeoja itu?? Aku melihat dua orang yeoja tertawa bersama bermain ayunan. Mereka terlihat senang sekali. Aku pun menghampiri mereka.

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa sudah datang?? Oppa…sinih! kita bermain bersama disini. Oppa masih ingat Gwiboon eonni kan??”

“Baiklah…ayo kita main”

 

Setelah bermain cukup lama, aku dan Gwiboon duduk di bangku yang ada ditaman. Sedangkan Min Hwa masih asik bermain.

“Gwiboon…a…kau tinggal dimana??”

“Kau mau datang kerumahku?? Nanti, akan ku ajak kau ke rumahku. Min Hwa anak yang lucu sekali. Kau oppanya kan?? Tapi kenapa wajahmu tidak mirip dengan Min Hwa??”

“Ahahaa…kau benar. Min Hwa memang anak yang lucu sekali. Dia juga cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya, seperti denganmu. Aku dan Min Hwa bukan saudara kandung. Min Hwa tinggal di panti asuhan. Walaupun Min Hwa bukan dongsaengku, tapi aku sangat menyayanginya”

“Jonghyunie oppa, Gwiboonie eonni, ayo kita main lagi” Min Hwa menarik tanganku dan juga tangan Gwiboon. Anak ini memang hiperaktif. Aku dan Gwiboon pun bermain lagi.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Engghhh…lagi-lagi suara alarm jam ku mengganggu tidurku. Kubuka mataku perlahan. Mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku kembali ingat dengan mimpiku tadi. Dan lagi-lagi aku bermimpi yeoja itu dan Min Hwa. Apa ini memang hanya sebuah kebetulan?? Kurasa tidak. Selama 6 bulan aku terus bertemu yeoja itu didalam mimpi. Bermimpi yeoja itu lagi untuk yang kesekian kalinya. Dan mimpi itu…seakan nyata. Terasa seperti aku benar-benar mengalaminya. Apa yeoja itu hantu?? Ahh…mana mungkin. Ayolah Jonghyun…itu sangat konyol. Huuhhh…memikirkannya membuat kepalaku jadi pusing. Lebih baik aku segera mandi.

 

 

***

 

 

Sudah beberapa hari ini aku tidak mengunjungi panti asuhan. Yah…itu karena tugas kuliahku yang harus segera dikumpulkan. Lebih baik aku kesana saja.

 

 

***

 

 

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa datang?? Aku kangen Jonghyunie oppa..”

“Oppa juga rindu padamu. Hari ini oppa bawa hadiah untukmu”

“Seonmul..??”

“Eumm…tadaaaaa” ku tunjukkan sebuah boneka dolphin padanya. Raut wajahnya terlihat senang sekali. Sebelum dating ke panti asuhan, aku menyempatkan mampir ke toko boneka. Yah…Min Hwa sangat menyukai boneka. Apalagi boneka berbentuk dolphin. Ini sudah yang kesekian kalinya aku memberikannya boneka dolphin.

“Kyaaaa….kyepta. asiiikkkk…gomawo oppa”

“Bagaimana kalau kita bermain di taman belakang??”

“Eumm…”

 

 

Di taman belakang panti asuhan

 

 

Aku dan Min Hwa sekarang duduk di sebuah bangku yang ada ditaman ini. Kulihat, Min Hwa hanya sibuk memainkan bonekanya. Ck..neomu kyeopta melihat wajahnya seperti itu.

“Jonghyunie oppa…kemarin waktu oppa tidak datang, aku bermimpi lagi. Aku dan Gwiboon eonni bermain ayunan di taman. Oppa juga ada. Gwiboon eonni sangat baik, oppa”

“Jeongmalyo??”

“Ne..aku suka Gwiboon eonni, oppa. Gwiboon eonni cantik kan oppa??”

“Eumm…kau benar. Gwiboon yeppeo. Neomu neomu yeppeo. Sangat manis”

“Jonghyunie oppa juga suka Gwiboon eonni..??”

“Mungkin…ayo kita kembali. Ini sudah siang. Kkaja”

“Eum..ne”

 

 

Author POV

 

 

****

 

 

“Gwiboonie…aku datang…apa kau mendengarku?? Yaa!! Cepatlah bangun…apa kau tidak rindu padaku?? Aku sangat merindukanmu, Gwiboon. Aku, Minho oppa, Jinki oppa, Kim ahjusshi sangat merindukanmu. Apa kau juga tidak rindu mereka?? Kau tahu?? Kampus terasa sepi tanpamu. Apa kau tahu Nicole seonsaengnim?? Semakin hari dia semakin menakutkan. Kerjaannya hanya marah-marah terus. Huhhh…Gwiboon, kapan kau akan bangun??” ujar Taeyeon sembari mengusap tangan Gwiboon. Hari ini giliran Taeyeon dan Minho yang menjaga Gwiboon. Minho hanya diam memandang ke arah kaca yang mengarah keluar. Membiarkan Taeyeon terus berbicara pada Gwiboon yang masih asik tertidur. Terus seperti itu sampai beberapa jam. Sesekali Minho hanya menghela nafas berat. Hal ini benar-benar sulit untuknya. Andai eommanya masih ada, ia pasti tidak akan merasakan kesulitan seperti ini. Menghadapi hal yang benar-benar sulit memang sangat berat. Dan sekarang, hanya tinggal Gwiboon satu-satunya kekuatan yang tersisa untuknya. Hanya Gwiboon satu-satunya alasan untuk Minho bertahan, berusaha kuat dan tegar selama ini.

 

“Taeyeon-ah…sudah siang. Kau makanlah dulu”

“Oppa sendiri tidak makan??”

“Nanti saja. Kau saja duluan”

“Anni. Aku tidak akan makan kalau oppa tidak makan. Jangan menyiksa terus dirimu sendiri, oppa. Aku yakin, Gwiboon tidak akan menyukai ini. Gwiboon pasti akan sedih kalau kau terus-terusan menyiksa dirimu sendiri”

“Huuhhhh….baiklah”

“Gwiboon…tidak apa-apa kan, kalau oppa tinggal sebentar?? Oppa akan segera kembali” mengelus rambut Gwiboon kemudian mencium keningnya sebelum meninggalkannya sendirian hanya untuk makan siang.

 

Minho pun akhirnya mau untuk makan siang. Walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak berselera makan. Dia hanya berpikir melakukan ini demi Gwiboon. Tidak ingin Gwiboon sedih. Tanpa mereka tahu, tangan Gwiboon bergerak. Bergerak walaupun hanya sebentar. Bukankah ini kemajuan??

 

 

Jonghyun POV 

 

 

Yeoja itu lagi. Yeoja manis itu sedang bermain bermasa Min Hwa. Melihat tawa mereka berdua membuatku senang. Apalagi ketika melihat yaoja itu tersenyum. Ada sesuatu yang bergetar disini. Perasaan dimana ingin selalu melihat senyumannya itu. Huuhhh…membuat hati ini damai. Aku pun menghampiri mereka berdua.

“Jonghyunie oppa…oppa terlambat” Min Hwa benar-benar lucu saat mempoutkan bibirnya. Kekeke~

“Mianhae Min Hwa…aa…annyeong…Gwiboon”

“Annyeong…Jonghyun”

“Gwiboonie eonni…sinih!” Min Hwa membisikkan sesuatu pada Gwiboon. Aku hanya mengerutkan alis menatap tajam ke arah mereka berdua.

“Oppa…karena oppa terlambat, jadi oppa harus dihukum. Oppa harus menari disini. Nanti aku dan Gwiboon eonni yang mennyanyi. Tapi oppa harus lucu”

“Mwo?? Ahh…shireo! oppa terlalu tampan untuk melakukan hal itu, Min Hwa”

“Oppaaaa….”

“Lakukan saja” aigoo…melihat Gwiboon bicara padaku sembari tersenyum membuat jantungku berdegup kencang sekali. Aiihh…apa ini yang namanya cinta?? Molla.

“Ahh…ne..ne..baiklah”

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom”

“Yaa! Kenapa harus lagu itu??”

“Kan biar lucu, oppa”

“Huuhhh…..”

“Kita mulai dari awal eonni”

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da”

 

Aiisshhh….ini sangat memalukan. Min Hwa malah tertawa melihat tarianku. Sedangkan Gwiboon hanya menahan tawa dan terus menyanyikan lagunya. >,

 

“Oppa…aku ingin ice cream” rengek Min Hwa sembari mengayunkan kakinya saat duduk dibangku taman. Huuhhh…sejak kapan anak ini jadi manja begini. Ck.. Aku hanya tersenyum semanis mungkin pada Min Hwa.

“Asiiikkk….ayo eonni”

 

Kami bertiga berjalan beriringan menuju tempat kedai ice cream. Min Hwa yang berada ditengah, menggandeng tanganku dan juga tangan Gwiboon. Min Hwa terlihat bahagia sekali.

“Jonghyunie oppa…Gwiboonie eonni…gomawo yah..Min Hwa hari ini senang…sekali. Dari dulu, Min Hwa ingin bisa berjalan menggandeng tangan appa dan eomma seperti ini…hehehe” Aku hanya diam dengan celotehannya kali ini. Yah…aku mengerti perasaannya.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Ennggghhh…kuedarkan pandanganku. Kubuka mataku perlahan. Huuhhh…hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata. Berharap mimpi itu bisa menjadi kenyataan.

 

 

***

 

 

@ bus menuju kampus

 

 

“Huuhhh…..” kuhela nafas panjang. Memandang ke arah kaca tranparan yang menunjukkan pinggiran kota. Menerawang jauh, memikirkan tentang yeoja itu. Mimpi yang hampir selalu sama. Mimpi yang terasa amat sangat nyata. Kira-kira…apa yeoja itu ada?? Sebenarnya siapa yeoja itu?? Kenapa bisa selalu ada di mimpiku?? Tapi…wajahnya sangat familiar. Apa memang aku pernah mengenalnya?? Aiisshhh…pertanyaan-pertanyaan ini selalu saja berputar diotakku. Membuatku pusing.

 

 

*****

 

 

1 mounth later…

 

 

Semakin lama, aku semakin akrab dengan yeoja itu. Setiap hari, berharap agar malam cepat tiba. Berharap agar segera bermimpi yeoja itu lagi. Aku ingin sekali bisa bertemu langsung dengannya. Semakin lama, semakin mengenal yeoja itu. Huuhh…sepertinya aku mulai menyukai yeoja itu. Apa aku gila?? Mungkin. Entahlah. Satu hal yang tak pernah kulupa darinya. Kau tahu itu apa?? Senyumannya. Senyuman yang selalu membuat jantungku berdetak cepat. Senyuman yang selalu membuat hatiku bergetar. Senyuman yang…errr…hampir membuatku gila. Hahhh…mungkin sekarang aku sudah gila dibuatnya. Ck.. ironiskah?? Menyukai seorang yeoja yang bahkan aku tak tahu dia nyata atau tidak. Molla. Mungkin hanya Tuhan yang tahu. *author juga tau*#abaikan

 

 

09.45 pm

 

 

Huuhh…terus membayangkan senyumannya saja sudah membuatku lupa waktu. Lebih baik aku tidur saja. Semoga pertemuan kali ini-walaupun hanya lewat mimpi-menyenangkan.

 

 

***

 

 

Eoh?? Kenapa aku ada disini?? Aku bukan berada ditaman, tapi disebuah jalan sepi yang dipinggirnya ada beberapa pohon sakura. Yeoja itu. Diseberang jalan, aku melihat yeoja itu duduk disebuah bangku panjang yang berada dibawah pohon sakura. Aku pun menghampiri yeoja itu dan duduk disampingnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis.

 

 

[Backsound As One – Mi Ahn Hae Ya Ha Neun Guh Ni/OST Sassy Girl Chun Hyang]

 

 

“Oh! Jonghyun, kau sudah datang??”

Aku hanya membalas senyumnya. Beberapa detik kemudian, dia kembali mengarah melihat ke depan. Hanya menatap rerumputan yang bergerak karena angin. Diam dan tersenyum lagi. Aigoo…neomu yeppeo! Sesekali matanya terpejam, menghirup udara segar, kemudian menhembuskannya seraya membuka matanya. Aku terus memperhatikannya. Setiap kali melihat senyumannya, hatiku serasa bergetar. Jantungku berpacu dengan sangat cepat.

 

“Jonghyun…pemandangan disini indah bukan..??” dia bertanya tanpa menoleh ke arahku. Masih tetap menatap rerumputan itu. Aku pun beralih ikut mentapa ke depan.

“Ne…sangat indah”

“Aku…ingin sekali bisa kembali ke rumah. Aku sangat merindukan oppa dan juga appaku” Apa maksudnya dia ingin kembali ke rumah?? Apa selama ini dia tidak bisa pulang?? Apa dia tidak tahu jalan pulang??

“Kenapa kau tidak bisa kembali..??”

“Molla. Aku ingin tapi ada sesuatu yang menahanku untuk pergi”

 

Kami berdua kembali diam. Hening. Tak ada satupun dari kami yang bicara. Hanya suara angin yang berhembus menerpa wajah kami. Cukup lama kami diam, tapi kemudian…

“Jonghyun…bisakah kau mengunjungiku saat aku kembali nanti..??”

“Ne…” kenapa saat dia bertanya seperti itu ada perasaan kehilangan disini?? Kenapa hatiku merasa aneh??

 

“Mmm…Jonghyun…”

“Ne..??”

“Bisakah aku meminjam bahumu..??”

“Kemarilah..” Yeoja itu pun membaringkan kepalanya bersandar dibahku. Ya Tuhan…bisakah waktu berhenti sekarang?? Sangat nyaman. Ingin sekali waktu berhenti agar terus seperti ini.

 

“Jonghyun…gomawo kau sudah mau menjadi temanku selama ini. Gomawo kau sudah mau menemaniku”

“Ne…cheonmaneyo”

Kami hanya diam. Diam menikmati suasana ini. Huhh…benar-benar enggan untuk mengganti posisi ini.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Eunnggghhh…sudah pagi. Aiisshhh…kenapa pagi cepat sekali datang sih?! Huuhh…aku pun bangun dan segera mandi.

 

 

****

 

 

Minho POV

 

 

1 mounth later…

 

 

Ya Tuhan…sampai kapan Gwiboon harus seperti ini?? Sampai kapan lagi Gwiboon akan tidur seperti ini??

“Gwiboonie…kapan kau akan bangun sayang?? Oppa merindukanmu. Apa kau tidak merindukan oppa, heum?? Oppa janji kalau Boonie bangun nanti, oppa tidak akan meninggalkanmu. Oppa tidak akan membiarkanmu sedih lagi. Oppa akan selalu menjagamu. Oppa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Bisakah kau bangun sekarang??”

 

Tes

Tes

Tes

 

Air mataku selalu saja tumpah. Rasanya benar-benar sakit.

“Minho…kau tidurlah! Ini sudah larut. Biar appa saja yang menjaga Gwiboon”

“Anni. Aku masih ingin menjaga Gwiboon”

“Minho…appa mohon. Kali ini saja biarkan appa yang menjaganya. Appa juga menyayangi Gwiboon. Appa juga ingin menjaganya sama sepertimu”

 

 

Author POV

 

 

Tak lama kemudian, Minho pun berdiri dari tempat duduknya. Masih membelakangi sang Appa.

“Hanya malam ini..!” seru Minho kemudian langsung keluar ruangan. Menunggu dan duduk didepan kamar ICU Gwiboon. Sesekali mengusap wajahnya yang kusut. Sementara sang Appa hanya diam menatap keadaan aegyanya yang tak kunjung sadar.

 

Tes

Tes

Tes

 

Semakin lama memandang Gwiboon, semakin pecah tangisan Appanya. Ck.. Ayah mana yang tega melihat anaknya terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan waktu yang cukup lama. Appanya sangat menyesal. Bahkan Mr. Kim selalu menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Gwiboon.

 

“Gwiboonie…maafkan appa. Appa sangat menyesal. Boonie bisa dengar suara appa kan?? Gwiboonie…appa tahu, appa bersalah padamu. Sangat bersalah padamu. Appa mohon, maafkan appa. Appa mohon…bangunlah sayang! Appa mohon…”

Seperti biasa, tak ada reaksi apapun. Hening. Hanya terdengar suara tangisan sang appa dan juga suara alat detak jantung Gwiboon.

 

“Gwiboonie…appa mohon, bangunlah sayang. Apa Gwiboonie tidak menyayangi appa lagi?? Apa Gwiboonie tidak menyayangi Minho lagi..?? apa Gwiboonie tidak kasihan dengan Minho yang selalu menangisi adiknya, menangisi Gwiboon??”

“Boonie…appa berjanji padamu. Appa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Apapun itu. Appa berjanji tidak akan menikah lagi. Appa janji…appa akan selalu meluangkan waktu untukmu, sayang. Jadi…bangunlah, nak. Appa mohon sayang…”

 

Omona…sepertinya Gwiboon mendengar ucapan sang appa. Tangan Gwiboon bergerak sedikit, saat tangannya digenggam oleh sang appa. Mungkinkah Gwiboon mendengarnya?? Molla. Mr. Kim kaget dan kemudian langsung berteriak memanggil nama Minho dan menekan tombol yang ada dikamar itu untuk memanggil dokter.

 

“Omo!! Gwiboon…MINHO…CEPAT KEMARI…MINHO…”

 

Minho yang mendengar teriakan dari sang appa langsung masuk dengan wajah yang…mungkin bisa dibilang khawatir.

“Waeyo appa?? Ada apa??”

 

 

Tap…Tap…Tap…

 

 

“Ada apa??” tanya dokter Kang yang memang saat itu sedang bertugas dan juga dia adalah dokter keluarga Kim.

“Tangan Gwiboon…tangannya bergerak. Tadi tangan Gwiboon bergerak, dokter Kang!” jawab Mr. Kim seraya memandang Gwiboon. Dokter Kang pun kemudian langsung memeriksa keadaan Gwiboon. Sedangkan Minho hanya bergumam memanggil nama Gwiboon sembari menatap Gwiboon dan tersenyum. Tanpa terasa, air mata itu turun dari mata belo yang dimiliki namja tampan itu. Bukankah ini awal yang bagus??

 

 

Keesokan harinya

 

 

Semenjak tadi malam, Mr. Kim dan juga Minho sama sekali tidak bisa tidur. Terus menjaga Gwiboon yang memang mungkin sedikit ada kemajuan. Yah…walaupun hanya sedikit, tapi itu sangat berarti untuk mereka. Mereka yang sangat menyayangi Gwiboon.

 

 

Minho POV

 

 

Gwiboonie…oppa senang. Oppa sangat senang sekali. Dokter Kang bilang…ini kemajuan untukmu, sayang.

 

 

Flashback

 

“Otteokae, dokter Kang..?? bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya appa.

“Bisa dibilang, ini kemajuan untuk Gwiboon. Sepertinya, perdarahan yang ada di otaknya sudah mulai mengecil. Sarafnya sudah mulai sedikit merespon. Paru-parunya juga sudah kembali normal. Selang pernafasannya juga bisa diganti. Aku akan memeriksanya lagi besok pagi. Mr. Kim…Minho…teruslah berdoa. Aku yakin, sebentar lagi Gwiboon akan segera sadar” ujar dokter Kang kemudian pergi.

 

Flashback End

 

 

Benarkah ini sayang?? Ya Tuhan…terima kasih. Yah…aku yakin Gwiboon akan segera sadar. Gwiboonie…oppa akan menunggu sampai hari itu tiba.

 

 

*****

 

 

Jonghyun POV

 

 

Sudah satu bulan ini aku tidak bermimpi tentang yeoja itu lagi. Waeyo?? Bukankah dulu aku selalu bermimpi tentangnya?? Saat itu…saat dimana hanya ada aku dan yeoja itu dimimpiku, itu adalah mimpi terakhir. Apakah mimpi itu sebuah perpisahan?? Aku mulai merindukannya. Aku sangat rindu dengan senyumnya. Senyum yang membuatku tergila-gila padanya. Yah…walaupun aku tahu ini tidaklah nyata.

 

 

Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…

 

 

Eoh?? Tumben anak ini menelponku. Segera kuangkat telponnya.

“Yeoboseyo…”

“Yeoboseyo oppa..”

“Ada ada kau menelponku..?”

“Nanti aku akan ke apartemenmu”

“Geuraeyo…aku harus pergi ke kampus. Bye”

 

 

Author POV

 

 

“Aisshhh…aku belum selesai bicara sudah ditutup” gerutu Taeyeon kesal sembari melutup ponselnya.

“Waeyo Taeyeon-ah..??” tanya Minho ketika keluar dari kamar Gwiboon dan tidak sengaja mendengar umpatan Taeyeon.

“Ah..anni. oppa mau kemana..?” jawab Taeyeon gugup.

“Aku mau keluar sebentar. Tolong jaga Gwiboon”

“Ne..”

 

 

***

 

 

Taeyeon POV 

 

 

Ting Tong…Ting Tong…Ting Tong…

 

 

Cklek

 

 

“Kau sudah datang rupanya..?! masuklah!” seru Jonghyun oppa menyuruhku masuk ke apartemennya.

“Eomma menyuruhku untuk mengantarkan ini padamu. Eomma juga menanyakanmu, kenapa kau sekarang jarang sekali mampir ke rumah” pekikku kemudian duduk di sofa miliknya setelah memberikan beberapa buah pemberian eommaku. Jonghyun oppa adalah sepupuku.

“Ahh..sampaikan terima kasihku untuk bibi. Akhir-akhir ini aku sibuk, Taeyeon-ah!”

“Apartemenmu tak ada yang berubah dari terakhir kali aku kemari”

“Ne..kau mau minum apa..??”

“Terserah oppa saja”

 

Terakhir ke apartemen Jonghyun oppa waktu ujian kelulusan dulu. Huhh…sudah lama sekali. aku pun berjalan masuk ke kamar Jonghyun oppa.

“Tidak ada yang berubah disini” gumamku seraya melihat ke seluruh kamarnya.

“Eoh?? Kau disini rupanya”

“Kamarmu tidak ada yang berubah oppa”

“Yah…bagaimana keadaan bibi..??”

“Eomma sehat..”

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

 

 

 

TBC

 

 

gimana?? makin gaje kan?? makin ancur yah??

thanks for reader yang setia RCL…

 

SONGFIC/Calling Out/2 of 2

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Annyeong chingudeul…..aku bawa part terakhirnya nih,, nggak tau deh endingnya ini kayak gimana,,

yang nggak suka nggak usah baca…NO BASH…NO SILENT READER…

semoga kalian suka…

Happy Reading for All…^^

 

Author               : Shin Hyu Kyung

Title                    : Calling Out

Genre                 : Angst, Romance

Rating                : PG-16

Length                : Twoshot

Main Cast          : Kim Kibum a.k.a Key, Kim Jonghyun / Kim Jung Soo

Suppourt Cast  : Lee Jinki, Choi Minho

A.N                       : FF ini terinspirasi dari lagunya F(x) – Calling Out,, baca ff ini sambil dengerin backsoundnya biar dapet feelnya ya,,kekeke~

 

 

 

 

***

 

Tok Tok Tok

 

 

“Key…Jinki hyung ingin bicara padamu” seru Minho seraya mengetuk pintu kamarku. Aku hanya diam membatu, memandang jendela kamarku.

 

 

Cklek

 

 

“Annyeong Key..bagaimana kabarmu..??”

“……”

“Aku kesini…hanya ingin memberikan sesuatu padamu”

“……”

“Beberapa hari sebelum Jonghyun pingsan waktu itu, dia menyuruhku memberikan ini padamu setelah ia pergi. Jonghyun sangat mencintaimu Key. Dia hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Tidak ingin membuatmu menjadi kasihan padanya”

“…..”

“Geuraeyo…aku permisi dulu Key..! aku harap…kau membaca surat dari Jonghyun”

 

Mendengar namanya kembali membuat hatiku sakit. Ku lirik surat yang diberikan dari Jinki. Setelah beberapa jam Jinki keluar dari kamarku, kugapai surat itu. Surat dengan amplop berwarna pink. Warna kesukaanku. Kubuka surat itu. Ada beberapa surat didalamnya. Kubaca satu persatu.

===================

 

[Backsound Sung Si Kyung – You Are My Sring]

 

 

Surat 1

 

To Key…my dear

 

Annyeong Key…

Errr…aku bingung harus menulis apa. Kekeke~

Ini pertama kalinya aku menulis surat untukmu. Jangan menertawakanku!!

Key…mianhae. Mungkin kata ini sudah terlambat untuk aku ucapkan padamu. Mianhae…selama 6 bulan terakhir aku tak pernah memberitahumu. Memberitahumu tentang penyakitku. Aku takut akan membuatmu khawatir. Aku takut akan membuatmu sedih. Aku takut…aku akan membebanimu dengan penyakitku ini. Aku tahu umurku tidak akan lama lagi, Key. Aku ingin…disaat terakhirku nanti, aku memberimu kenangan yang indah. Walaupun hanya secuil. Semoga…kenangan yang akan kuberikan nanti, bisa selalu tertanam dalam hatimu. Aku mencintaimu Key…

 

 

Surat 2

 

Annyeong yeobo…

Ini surat kedua yang kutulis untukmu. Mianhae nae Key…aku selalu membuatmu menunggu akhir-akhir ini. Sebenarnya…sebelum bertemu denganmu, aku selalu pergi ke rumah sakit untuk mengambil beberapa obat dan juga suntikan. Sepertinya…penyakitku ini sudah semakin parah. Mianhae…selama ini aku tak memperbolehkanmu untuk mampir ke apartemenku. Aku takut kau akan tahu penyakitku ini. Karena sampah obat dan juga suntikan masih tercecer di apartemenku. Kau tahu kan…aku selalu malas jika harus membersihkan apartemenku. Kekeke~

Saranghae nae Key…seribu kata saranghae rasanya masih tidak cukup untuk menunjukkan rasa cintaku padamu. Saranghae…jeongmal saranghaeyo…

 

 

Surat 3 

 

Annyeong honey…

Sekali lagi aku menulis surat yang ketiga ini untukmu. Key…saat kau membaca suratku ini, mungkin aku sudah pergi. Pergi meninggalkanmu. Pergi ke tempat dimana aku akan kekal disana. Apa kau tahu, Key?? Aku sangat bahagia bisa memilikimu. Kau selalu memberiku kekuatan untuk bisa bertahan. Bertahan dari rasa sakit yang selalu menjalar ditubuhku. Bisa melihatmu tertawa lepas, membuatku sangat bahagia. Saat bersamamu…rasa sakit ini seakan hilang. Sekali lagi mianhae nae Key…aku tak bisa menjagamu lebih lama lagi. Aku ingin sekali bisa menghentikan waktu. Aku ingin sekali bisa hidup lebih lama lagi agar bisa selalu melindungimu. Selalu berada disisimu. Mianhae…

Key…walaupun aku tak disisimu lagi, kau harus selalu bahagia! Kau harus selalu tersenyum! Kau harus kuat Key, ara!! Ingatlah satu hal, bahwa hatiku dan juga rasa cintaku akan selalu berada dalam hatimu. Walaupun ragaku mati…tapi rasa cintaku padamu tak akan pernah mati, Key. Suatu saat nanti…kau pasti menemukan namja yang lebih mencintaimu dan juga bisa menjagamu. Gomawo kau sudah membuatku bahagia diakhir hayatku.

Saranghaeyo nae Key…jeongmal saranghae…

 

From…Your Love

_Jongie_

 

 

Saat membaca surat darinya…membuatku mengalirkan air mata lagi.

“Kau benar-benar bodoh Jonghyun..hiks..hiks” Kubenamkan wajahku dilututku. Menangis sesunggukkan. Hanya menangis.

 

Flashback End

 

 

“Jongie…mungkin ini adalah yang terakhir kali aku mengunjungimu. Aku ingin sekali bisa menghilangkan rasa sakitku ini. Aku tidak akan melupakanmu. Aku hanya ingin meghilangkan rasa sakit yang selalu berada dalam hatiku ini”

“Jongie…nado saranghae…jeongmal saranghaeyo”

 

Bagaimanapun aku berusaha menjalani kehidupanku

Apabila aku merindukan cinta yang telah menyisakan luka

Air mataku mengalir tanpa aku sadari

 

~~

 

“Kau mau kemana Key..??” tanya Minho saat aku melewati ruang tengah. Minho adalah adik sepupuku. Dialah yang selama ini selalu menemaniku melewati penderitaan ini. Semenjak kematian Jonghyun, aku tak pernah banyak bicara lagi. Bahkan untuk sekedar tersenyum pun rasanya sangatlah sulit.

“Aku hanya ingin jalan-jalan saja” jawabku seraya menunjukkan senyumku. Senyum yang kupaksa untuk keluar.

“Mau kutemani..??”

“Aniyo…aku ingin jalan-jalan sendiri”

“Key…jangan lama-lama”

“Ne…” lagi-lagi aku mengeluarkan senyuman miris ini.  Sudah satu tahun lebih berlalu semenjak hari itu. Sampai sekarang, aku masih mencoba untuk tersenyum kembali. Terus mencoba bertahan.

 

 

***

 

 

Sudah lama aku tidak kemari. Berjalan dijalan yang pernah kulalui bersamanya. Sebuah jalan sepi, yang dipenuhi pepohonan. Dimusim yang sama aku kemari. Sebuah jalan dimana Jonghyun memberiku kenangan singkat. Jongie…sekarang aku berjalan sendirian disini tanpamu. Aku masih ingat kenangan terakhir yang kau berikan untukku. Apa kau tahu, Jjong?? Genggaman tanganmu waktu itu masih terasa hangat ditanganku sampai sekarang. Berjalan sendirian disini…seakan kau sekarang sedang menggenggam tanganku erat seperti waktu itu. Lagi-lagi aku tersenyum miris. Air mataku kembali mengalir. Sesekali, kuhapus air mataku. Tapi tetap saja aku kembali menangis. Seakan enggan untuk berhenti.

 

Jongie…aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Apa kau juga merindukanku, Jjong?? Bagaimana kabarmu disana?? Apa kau juga selalu memikirkanku?? Setiap hari…pikiranku selalu tertuju padamu. Bahkan setiap detik…yang teringat hanyalah namamu.

 

Dadaku kembali sesak. Kupukul pelan dadaku agar sesak ini hilang. Bukannya menghilang, rasa sesak ini semakin menjalar dihatiku. Semakin sakit. Air mataku juga terus saja mengalir tanpa henti.

 

 

Bruukkk

 

 

Aiihhh…appho. Tiba-tiba saja aku terjatuh karena menabrak seseorang.

“Kau tidak apa-apa..??” tanya orang itu. Suara itu…aku seperti mengenal suara itu. Saat kudongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya…buram. Babo!! Tentu saja buram. Air mataku masih menggenang dimataku. Kuhapus air mataku.

“Eoh..?? Kau menangis..?? mianhae…aku tidak sengaja menabrakmu” pekik orang itu lagi. Segera kulihat wajahnya.

 

Ya Tuhan!! Apa ini mimpi..?? jika ini benar mimpi…aku mohon Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi ini. Aku melihatnya lagi. Melihatnya berdiri di depanku.

“Kenapa kau menangis lagi..?? yaa!!” dia bertanya sekaligus kaget karena aku tiba-tiba memeluknya.

“Jongie…bogoshippeo” kataku seraya memeluknya erat.

“Nugu..?? siapa yang kau maksud Jongie..?? aku bukan Jongie. Aku Jung Soo. Kim Jung Soo” kulepas perlahan pelukanku. Kembali menatapnya lekat-lekat. Wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya, bahkan suaranya pun sama. Hanya rambutnya saja yang berbeda. Rambutnya berwarna hitam pekat.

 

 

Akhirnya aku menemukanmu, menemukan cinta yang telah lama hilang dari hidupku

Berkat dirinya…kini aku bisa melihatmu lagi

Melihat wajahmu, melihat senyum manismu yang selalu mengembang saat melihatku

Walau ragamu sama, aku akan tetap mencintaimu

Kenangan darimu…akan selalu ada dalam hatiku

Saranghae nae Jonghyun…

 

~~

 

Aku kembali berjalan dijalan ini. Sebuah jalan…dimana kau memberikan kenangan terakhir untukku. Sebuah jalan…yang mmempertemukanku dengannya. Tapi…kini aku tak sendiri. Aku bersamanya. Bersama dengan namja yang sangat mirip denganmu, Jjong. Namja bernama Kim Jung Soo. Sejak insiden waktu itu, aku semakin dekat dengannya. Sudah 4 bulan aku mengenalnya sebagai sosok Jung Soo. Bukan Jonghyun. Walaupun ragamu sama dengannya…tapi hatinya berbeda. Berkat dirinya…aku bisa melihatmu lagi. Melihat senyuman manismu lagi. Jonghyun…tak bisa kupungkiri, kalau hatiku masih tetap milikmu. Hatiku masih tetap enggan untuk meninggalkanmu. Hatiku masih merindukanmu.

 

“Memikirkan Jonghyun lagi..??” tanya Jung Soo membuyarkan lamunanku. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

“Gwaenchana…aku akan menunggu” pekik Jung Soo sembari menggenggam tanganku erat. Aku juga menyukaimu, Jung Soo. Hanya saja…aku tak bisa melupakan Jonghyun. Apa kau tahu, Jonghyun?? sekarang…aku bisa tersenyum kembali. Tersenyum tulus.

“Bagaimana kalau kita kesana..??” tanya Jung Soo seraya menunjuk ke arah sebuah bangku yang ada dibawah pohon.

“Eumm…” jawabku seraya menggangguk dan juga tersenyum padanya.

 

“Key…lihat kesini..!”

 

Jepreett(?)

 

“Yaa!!”

“Lihat!! Ekspresimu lucu sekali…kekeke~”

“Ayo..kita foto bersama!!”

“Anni…sinih!!” aku merebut kamera paraloid miliknya dan membalas memotretnya.

“Yaa!! Fotoku sudah banyak. Untuk apa kau memotretku..?? kemarikan kameranya”

“Anni…” ku foto lagi wajahnya. Jonghyun…sekarang rasa sakit itu perlahan menghilang. Berkat dirinya…sakit itu hilang. Saranghae Jung Soo…saranghae nae Jonghyun…

“Gomawo…Jung Soo”

“Untuk..??”

“Gomawo kau sudah membantuku melewati semuanya…gomawo”

 

Jepreett(?)

 

“Yaa!! Kenapa memotretku lagi..??”

“Fotomu masih kurang, Key!! Kekeke~ lihat!! Neomu kyeopta”

 

~~

 

Jonghyun POV

 

 

Jung Soo…tolong jaga Key ku baik-baik

Cintailah dia melebihi cintamu terhadap dirimu sendiri

Bahagiakan dia sampai akhir hidupmu

Buatlah dia agar selalu tersenyum

Kuserahkan Key ku padamu, Jung Soo

 

Key…aku yakin kau akan bahagia dengannya

Aku yakin kau akan terus tersenyum jika bersamanya

Gomawo Key…gomawo kau masih mencintaiku

Cintailah Jung Soo seperti mencintaiku

Nado…jeongmal saranghe nae Key…

 

 

 

THE END 

 

 

gimana?? gimana??? gimana?? endingnya jelek ya??

pasti ancur deh…mian ya…kalo endingnya jadi begini,,mian juga ya…kalo suratnya nggak bagus,, nggak bisa nulis surat soalnya,, kekeke~

thanks for reading…

KEEP RCL…..DON’T BE SILENT READER

^o^