[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 8 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

==================

 

 

 

PART 8

 

 

 

***

 

 

“Eoh?? Rumah sakit..?? bukankah kita mau ke rumah temanmu itu..??” tanya Jonghyun oppa setibanya kami dirumah sakit.

“Dia ada disini oppa, kkaja!” jawabku kemudian turun dari mobil.

 

Setibanya kami di kamar ICU Gwiboon, kami hanya berdiri diluar kamarnya. Menatap Gwiboon yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dari balik kaca transparan.

“Dia…”

“Ne..dia temanku pemilik kalung itu oppa”

“Gwiboon…apa yang terjadi padanya, Taeyeon-ah??”

“Bagaimana kau bisa tahu namanya..?? Kau kenal dengannya..??”

“Entahlah”

“Maksud oppa..?”

“Sudah hampir satu tahun aku mengenalnya lewat mimpi. Sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang terjadi pada Gwiboon..??”

“Satu bulan lagi sudah hampir setahun Gwiboon koma. Gwiboon mengalami kecelakaan. Ada perdarahan di otaknya yang mengakibatkan Gwiboon koma sampai sekarang”

 

“Eh..Taeyeon-ah?? Kenapa kau diluar..?? dia…nuguya??” tanya Minho oppa yang tiba-tiba keluar dari kamar rawat Gwiboon.

“Ahh…dia sepupuku, oppa” jawabku.

“Ehm…cheoneun, Kim Jonghyun imnida. Bangapseumnida…” seru Jonghyun oppa memperkenalkan diri kemudian bow.

 

 

****

 

 

Author POV 

 

 

Sudah beberapa hari ini Jonghyun selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Gwiboon sejak Taeyeon mengajaknya. Yah…hanya sekedar berdiri di depan kaca transparan yang menampakkan tubuh Gwiboon yang masih terbaring lemah diranjang kamar ICU.

 

 

Cklek

 

 

“Eoh?? Jonghyun..?? sejak kapan kau disini..?? kenapa tidak masuk ke dalam..??” seorang namja tampan bermata belo tiba-tiba membuka pintunya dan mendapati Jonghyun yang mematung memandang dongsaengnya dari balik kaca transparan itu. Tidak jadi keluar dan malah menyuruh Jonghyun untuk masuk ke dalam. Hanya diam ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam kamar Gwiboon. Lebih memilih berkutat pada pikiran masing-masing. Entahlah! Ini sedikit canggung. Apalagi Minho yang baru mengenal Jonghyun.

 

“Ehem…kau…teman Gwiboon..??” bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada dongsaengnya.

“Mmm…mungkin. aku sendiri tidak tahu apa hubunganku dengan Gwiboon” menjawab dengan santai dan datar. Mereka berdua masih berbicara tanpa berpaling dari tubuh Gwiboon.

“Apa maksudmu..?” masih dengan posisi yang sama.

 

“Aku…mengenal dan juga bertemu dengan Gwiboon lewat mimpi” kini memilih untuk memandang namja tampan disebelahnya sembari mengerutkan alisnya. Bingungkah?? Mungkin.

“Kau pasti bingung. Pertama kali aku bertemu dengannya…saat Gwiboon berada satu bus denganku. Ekspresinya saat itu sangat dingin. Kemudian saat aku kembali dari kampus, aku bertemu dengannya lagi untuk yang kedua kalinya. Yah…mungkin Gwiboon tidak sadar saat aku terus memperhatikannya. Ketika dia akan turun, Gwiboon menabrak seseorang dan menjatuhkan sesuatu miliknya. Dan aku yang memungutnya. Ini..” menyodorkan kalung pemberian eommanya-yang notabene adalah milik Gwiboon. Minho membulatkan matanya. Ternyata kalung yang selama ini ia cari ada pada namja ini eoh??

 

“Ini…” bergumam sembari mengambil kalung milik dongsaengnya.

“Aku mengambilnya saat akan turun dari bus. Setahun yang lalu…aku bermimpi. Aku bermimpi anak kecil yang aku kenal bermain disebuah taman dengan Gwiboon. Awalnya aku menganggap mimpi ini hanya mimpi biasa. Tapi tak ku sangka…anak kecil itu juga bermimpi hal yang sama denganku. Dan sejak saat itulah aku mengenalnya. Dan mimpi it uterus berlanjut sampai…saat terakhir aku bertemu dengannya sebulan yang lalu. Aku benar-benar kaget saat melihat keadaan Gwiboon saat ini” bercerita panjang lebar dan masih menatap Gwiboon.

“Lalu…apa dimimpimu…Gwiboon tersenyum??” beralih memandang dongsaengnya sebelum bertanya pada Jonghyun.

“Yah…tentu saja. Bahkan dia sering sekali tersenyum”

 

“Benarkah..??” bertanya sembari tersenyum miris.

“Waeyeo..??” akhirnya kini tatapannya beralih pada Minho.

“Pada saat ulang tahunnya yang ke 13, Eomma kami mengalami kecelakaan pesawat saat take off menuju Seoul. Eomma sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak beberapa lama kemudian, nyawa eomma sudah tidak tertolong lagi. Hanya aku dan appa yang pergi ke rumah sakit. Appa bahkan sempat melarangku untuk memberitahu Gwiboon. Ketika aku pulang, Gwiboon berlari ke arahku dengan tangan berdarah dan memelukku sembari menangis, kemudian pingsan. Dan sejak saat itulah dia tak pernah tersenyum lagi. Bahkan dia seperti menutup dirinya. Selalu menunjukkan ekspresi dinginnya. Tapi…perlahan…akhirnya dia bisa membuka dirinya untuk mempunyai teman” masih menatap Minho dengan tatapan yang sulit diartikan. Merasa kasiankah?? Molla.

 

Setelah bercerita, mereka berdua memilih untuk diam dan memandang Gwiboon. Hening. Tanpa mereka tahu, sepasang mata yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu kamar Gwiboon tengah memperhatikan mereka. Yah…lebih tepatnya mendengar pembicaraan mereka. Saat Jinki hendak masuk, dia tidak sengaja mendengarnya. Lebih memilih diam dan bersandar pada dinding sebelah pintu kamar Gwiboon. Merasa ada yang janggal ketika mendengar cerita mereka. Bukan cerita Minho. Dia sudah tahu awal mula Gwiboon bersikap dingin. Tapi…merasa janggal saat mendengar cerita Jonghyun tadi. Entahlah! Terasa enggan masuk, tapi…dia ingin melihat Gwiboon. Bukankah dia kekasihnya?? Ya! Kekasihnya.

 

 

Ceklek

 

 

“Ohh…kau sudah datang, Jinki?!” tanya Minho saat melihat Jinki membuka pintu kamar Gwiboon.

“Bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya balik Jinki seraya mendekat ke arah Gwiboon.

“Dokter Kang tadi sudah memeriksanya. Yah…keadaannya fisiknya semakin membaik” jawab Minho.

“Dia…” setelah memandang Gwiboon, Jinki langsung menoleh ke arah Jonghyun.

“Oh! Cheoneun…Kim Jonghyun imnida. Aku…teman Gwiboon”

“Ehem…cheoneun…Lee Jinki imnida”

 

 

****

 

 

[Backsound Sung Si Kyung – Dazzling Confession/ OST Queen of Reversals]

 

Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon. Sampai suatu malam, dia melihat Jinki yang tengah tertidur dengan menggenggam tangan Gwiboon.

 

 

Jonghyun POV

 

 

Saat melihat tangannya digenggam oleh tangan lain, rasanya benar-benar sakit. Entah kenapa aku selalu ingin berada seperti posisi Jinki saat ini. Yah…aku tahu Jinki adalah namjachingunya. Aku tahu dia sangat mencintai Gwiboon. Terlihat dari caranya menatap Gwiboon. Apa perasaanku sekarang sudah berubah lebih dari menyukainya?? Sepertinya memang begitu. Gwiboon…kapan kau akan bangun dan melihatku?? Aku tahu aku tidak pantas berkata seperti itu. Dan aku tahu dia sudah mempunyai Jinki. Tapi…aku selalu berharap dia bisa melihatku. Melihat perasaanku saat ini. Kugenggam kalung Gwiboon ini. Yah…aku meminta kembali kalung Gwiboon yang sudah kuberikan pada Minho. Aku ingin mengembalikannya sendiri saat Gwiboon bangun nanti.

 

 

Author POV

 

 

Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit. Dan dokter Kang yang kini tengah memeriksanya.

“Otteokae uisa..??” tanya Minho ketika dokter Kang selesai memeriksa Gwiboon.

“Respiratornya bisa dilepas hari ini. Pernafasannya sudah normal kembali. Sekarang haya tinggal mununggu Gwiboon sadar. Bersabarlah Minho. Aku permisi dulu” ujar dokter Kang sembari menepuk pundak Minho pelan.

“Ne…gamsahamnida uisa” pekik Minho sembari membungkuk pada dokter Kang.

 

 

***

 

 

Gwiboon POV 

 

 

“Gwiboonie…Boonie sayang…Bonnie…” itu suara eomma. Eomma…ya…aku yakin itu eomma. Aku terus berlari mencari eomma.

“Eomma…eomma dimana?? Eomma…” terus berlari sampai…eoh?? kenapa aku tiba-tiba ada disini?? Bukankah aku tadi…dan sekarang…aku berada di padang bunga krisan putih. Eoh?? Dari kejauhan…aku melihat sosok wanita yang tengah melambai-lambaikan tangannya padaku. Apa dia eomma??

 

“Eomma…” dia benar eomma kan??

“Eomma…” aku berlari kemudian memeluknya.

“Boonie sayang…” pelukan ini…pelukan hangat yang selama ini sangat aku rindukan. Ya Tuhan…aku mohon…hentikan waktu sekarang juga. Eomma…

 

“Boonie merindukan eomma..?”

“Eumm…jeongmal bogoshippeoyo…” mengangguk sebentar dan mengeratkan pelukanku.

“Boonie sayang eomma..?”

“Eumm…Boonie sangat sayang eomma..eomma jangan pergi lagi…”

“Anni sayang..kita duduk disana ne?” eomma menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di padang bunga krisan ini.

 

 

~

~

 

 

[Backsound If – Taeyeon SNSD]

 

Aku dan eomma hanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh kami. Tidur dipangkuan eomma, memandang hamparan bunga krisan putih kesukaan eomma yang tampak begitu indah, sembari mengelus rambutku benar-benar membuatku tenang. Andai saja waktu bisa berhenti.

 

“Boonie…”

“Ne eomma…”

“Boonie tidak merindukan Minho oppa..?”

“Sangat eomma…andai Minho oppa juga disini bersama kita ya eomma, pasti akan sangat menyenangkan”

“Kalau rindu…Boonie harus pulang ne?”

“Anni…aku ingin disini bersama eomma. Aku ingin ikut eomma..”

 

“Boonie…apa Boonie tidak kasian dengan Minho oppa? Minho oppa setiap malam selalu menangis merindukan Boonie tidak juga pulang. Apa Boonie tidak menyayangi Minho oppa??”

“Anni…aku sangat menyayangi Minho oppa, eomma. Tapi aku juga rindu eomma. Aku tidak mau berpisah dengan eomma”

“Apa Boonie ingin meninggalkan Minho oppa..? meninggalkan Appa, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun..? apa Boonie ingin meninggalkan mereka..? apa Boonie tidak menyayangi mereka..?”

 

“Eomma…hiks..hiks”

“Sssttss…uljima ne? jangan menangis sayang…nanti eomma juga ikut sedih”

“Eomma…aku tidak ingin berpisah dengan eomma lagi. Aku tidak ingin eomma pergi lagi..”

“Boonie…dengarkan eomma sayang. Eomma tidak akan meninggalkanmu. Eomma akan selalu menjagamu, eomma akan selalu mengawasimu, eomma akan selalu melihatmu, dan eomma akan selalu berada disini, dihati Boonie, ne? eomma akan selalu hidup dihati Boonie dan juga Minho oppa. Jadi…Boonie pulang ne? jangan membuat mereka khawatir. Kalau Boonie sedih, eomma juga ikut sedih. Kalau Boonie sakit, eomma juga ikut sakit. Kalau Boonie bahagia, eomma juga akan ikut bahagia. Jadi…bisakah Boonie pulang??”

 

“Eomma…”

“Eomma janji sayang. Seperti kata eomma tadi. Eomma akan selalu mengawasimu, menjagamu, melihatmu, dan juga selalu berada disisimu, ne? otte?”

“Eomma…”

“Ne…”

“Boleh aku tidur dipangkuan eomma??”

“Ne sayang…”

“Eomma…aku sangat menyayangi eomma. Sampai kapanpun hanya eomma satu-satunya eomma Gwiboon”

“Eomma juga sangat menyayangi Gwiboon melebihi apapun”

 

 

~

~

 

 

 

Author POV

 

 

Tit…Tit…Tit…

 

 

Hening. Hanya suara bunyi alat detak jantung yang memenuhi kamar rawat Gwiboon saat ini. Hanya ada seorang namja tampan yang masih setia menjaganya tanpa kenal lelah. Menggenggam tangan Gwiboon dan sesekali mengelus pipi tirus Gwiboon.

 

Namja tampan itu sedikit kaget saat merasakan tangan Gwiboon bergerak. Yah bergerak.

 

“Gwiboonie sayang…” terus memperhatikan yeoja cantik yang masih terbaring lemah itu.

Semakin lama…mata lentik itu bergerak. Sedikit demi sedikit…matanya terbuka.

“Dokter Kang…Gwiboon sadar…Gwiboon sadar dokter Kang…” panggil Minho sembari memencet tombol yang ada di kamar rawat Gwiboon untuk memanggil dokter.

 

“Boonie…Boonie…”

 

 

Tap Tap Tap…

 

 

“Minho…bisakah kau tunggu diluar? Aku harus memeriksanya dulu”

“Tapi dokter…”

“Minho…”

 

 

~

~

 

“Otteokae, uisa..?”

“Dokter Kang…bagaimana anakku?”

 

Sekarang Appa Gwiboon, Minho, Jinki, Taeyeon, dan Jonghyun sudah ada didepan kamar rawat Gwiboon. Semuanya cemas. Apa benar Gwiboon sudah sadar? Apa benar Gwiboon sudah membuka matanya?

 

“Karena terlalu lama koma, otaknya masih belum sepenuhnya sembuh. Perdarahan yang ada diotaknya sudah hilang. Gwiboon juga sudah sadar kembali. Sekarang dia sedang tidur. Otaknya masih lemah. Jadi aku sarankan, jangan membuatnya terlalu berpikir keras. Usahakan buat dia senyaman mungkin dan tidak memikirkan apa-apa dulu. Jangan mengingatkan masalah yang pernah ia alami dulu. Aku yakin Gwiboon akan segera pulih. Jadi jangan terlalu khawatir. Aku permisi dulu”

 

“Ne…gamsahamnida dokter Kang”

 

Setelah mendengar hal itu, Minho langsung menghambur masuk. Tidak peduli dengan siapapun, kecuali Gwiboon. Just Gwiboon.

 

 

 

~

~

 

 

 

Eungghhh…cahaya sedikit demi sedikit masuk kemata yeoja cantik itu. Bau obat langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumnya. Matanya pun sedikit demi sedikit terbuka. Buram. Itu hal pertama yang ia lihat saat ini. Yah…tentu saja.

 

“Boonie…kau sudah bangun, sayang?” suara bass itu…suara itu bukankah milik oppanya? Apa orang yang ada dihadapannya saat ini adalah oppanya? Matanya masih buram. Belum bisa melihat dengan jelas. Hanya sebuah gambaran yang masih samar.

 

“Oppa…” memanggil lirih. Suara Gwiboon sangat pelan tapi masih terdengar oleh Minho.

“Ne..Boonie, oppa disini, sayang” tangannya menggenggam tangan Gwiboon dan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap rambut Gwiboon lembut.

 

Tak lama kemudian…penglihatannya sedikit beringsut normal. Sudah bisa melihat dengan jelas semuanya. Mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Melihat orang-orang yang ada dalam kamarnya. Semuanya tersenyum melihat Gwiboon sudah sadar.

 

“Oppa…aku ingin minum” suaranya masih pelan. Masih terdengar lemah.

“Pelan-pelan…” Minho menyodorkan gelas yang berisi air mineral+sedotan ke mulut Gwiboon.

 

“Boonie…kau ingat dengan mereka?”

 

Gwiboon langsung memandang mereka satu persatu. Saat mencoba mengingat, kepalanya tiba-tiba sedikit terasa pening. Memandang kembali wajah mereka satu persatu.

 

“Appa…Taeyeon…Jinki oppa…dan…dan…Jonghyun-ssi”

“Kau…ingat dengan Jonghyun?”

“Eumm…” Gwiboon hanya mengangguk lemah. Yah…ia ingat semuanya. Ingat dengan memorinya bersama Jonghyun.

 

 

 

 

1 bulan kemudian…

 

 

 

 

Semakin hari, keadaan Gwiboon semakin membaik. Otak dan tubuhnya sudah berfungsi secara normal sekarang. Yah…tapi tetap saja, yang menjaga Gwiboon tetap bergantian. Terlalu banyak orang juga tidak baik bagi kesehatan Gwiboon, kan?

 

Hening. Hanya ada Jonghyun dan Gwiboon. Karena tidak ada yang bisa menjaga Gwiboon, Minho meminta Jonghyun untuk menjaga Gwiboon. Minho dan Jinki tidak bisa karena ada ujian. Yah…mereka harus ikut ujian itu kalau mereka ingin lulus. Sudah beberapa kali mereka bolos kuliah untuk menjaga Gwiboon.

 

“Jonghyun-ssi…bisakah kita keluar? Aku sangat bosan..”

“Keluar..? kau kan masih sakit, Gwiboon. Andwae”

“Ayolah…aku mohon…aku sudah sehat. Kan ada kau yang akan menjagaku. Jadi aku tidak akan apa-apa, ne? boleh yah?”

“Huuhhh…baiklah..”

 

~~~~

 

Jonghyun dan Gwiboon duduk dibangku panjang disebuah taman yang ada dirumah sakit. Hening. Lagi-lagi hanya diam. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Hanya menikmati udara pagi yang cukup segar.

 

“Mmm…Jonghyun-ssi…bagaimana kau bisa tahu aku ada dirumah sakit?”

“Itu semua berkat Taeyeon. Karena Taeyeon, aku bisa menemukanmu”

“Taeyeon..?”

“Ne…dia adalah adik sepupuku”

 

“Ini…” Jonghyun menyodorkan sebuah kalung emas putih, dengan bandul dolphin berwarna pink berkilau. Bukankah kalung itu…Gwiboon langsung membelalakkan matanya. Sangat terkejut.

“Omo~ ini…”

“Bukankah itu kalungmu..?”

“Ne…tapi…bagaimana bisa kalungku ini ada padamu?”

“Apa kau ingat pernah naik bus?”

“Ne..”

“Waktu itu kau bertabrakan dengan seseorang ketika akan turun, bukan?”

“Ne..”

“Kalungmu jatuh dan aku mengambilnya. Besoknya aku berniat mengembalikannya padamu, tapi ternyata kau tidak naik bus itu lagi”

 

 

Grep~

 

 

“Jeongmal gomawo…hiks..hiks..gomawo” Gwiboon langsung memeluk Jonghyun sembari menangis.

“Ssstts…uljima. kenapa kau menangis? Kalung ini kan sudah ada padamu?” mengusap punggung Gwiboon. Menenangkannya agar berhenti menangis. Saat Gwiboon melepaskan pelukannya, Jonghyun langsung menghapus air mata Gwiboon dengan ibu jarinya. Huuhhh…sangat tidak ingin melihat yeoja didepannya ini menangis.

 

“Ehm…sebagai tanda terima kasih untukku…bisakah kau memanggilku oppa?? Bukankah aku lebih tua darimu, eoh?”

“Baiklah…oppa…”

 

Eoh? Jonghyun tidak salah lihat kan? Gwiboon tersenyum padanya. Senyuman manis yang ia rindukan akhirnya terlihat kembali. Senyuman manis yang membuatnya gila. Walaupun hanya seulas senyum tipis, tapi tetap saja manis. Itu adalah senyuman tulus pertama yang Gwiboon tunjukkan.

 

“Ehm…oppa…kenapa oppa tidak mengajak Min Hwa kemari? Aku ingin sekali bisa bertemu dengannya langsung”

“Kau ingat Min Hwa..?”

“Tentu saja. Bahkan aku ingat ketika kau menari saat aku dan Min Hwa menyanyikan lagu three bears”

“Eoh? Kau ingat itu??”

“Ne..emm…aku ingin melihat tarianmu lagi, oppa”

“Yaa! Kenapa harus yang itu?”

“Yah yah yah…baiklah..jangan menatapku seperti itu”

 

Jonghyun kemudian berdiri didepan Gwiboon bersiap untuk menari dan bernyanyi.

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da” meliuk-liukkan tubuhnya saat menyanyikan lagu itu. Dan demi apa itu sangat lucu, kau tahu? Bahkan Gwiboon terkekeh geli ketika melihat tarian Jonghyun yang seperti anak kecil itu. Ck~

Tanpa menghentikan gerakannya, Jonghyun benar-benar bahagia saat melihat tawa pertama Gwiboon itu.

 

“Hahaha…oppa…kau sangat lucu”

“Sudah! Kau membuatku jadi tontonan..”

“Kekeke~”

 

Tanpa Gwiboon dan Jonghyun sadari, 2 pasang mata melihat mereka. Minho dan Jinki yang tengah melihat mereka hanya bisa tersenyum. Senang akhirnya tawa itu kembali muncul. Tawa yang sangat Minho rindukan. Walaupun wajah mereka terlihat senang karena melihat tawa Gwiboon, tapi tetap saja ada perasaan sedih dihati Jinki. Kenapa bukan dia yang bisa membuat Gwiboon tertawa? Jinki yang notabene adalah namjachingu Gwiboon tapi tak pernah bisa membuat Gwiboon tertawa seperti itu. Sedangkan Jonghyun, Gwiboon hanya mengenalnya lewat mimpi.

 

 

****

 

 

“Annyeong Gwiboon-ah…” sapa seorang namja tampan di ambang pintu kamar rawat Gwiboon. Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit.

“Annyeong oppa…” Gwiboon balik menyapa sembari tersenyum manis. Minho yang melihat kembali senyum itu juga ikut tersenyum. Sungguh. Ini sangat membuatnya bahagia. Senyum yang bertahun-tahun menghilang, sekarang kembali lagi.

 

“Hey…aku membawa seseorang untukkmu”

“Nu..”

“Annyeong eonni…eonni masih ingat aku? Aku Min Hwa..eonni sakit apa? Kenapa ada disini?” seorang anak kecil yang pernah ada dimimpi Gwiboon langsung memotong kalimat Gwiboon dan menghambur ke arahnya.

“Aigo..Min Hwa..oppa..” Gwiboon langsung memeluk Min Hwa. Matanya sampai terkaca-kaca saking terharu. Entahlah! Gwiboon merasa sangat menyayangi Min Hwa.

“Otte?? Kau senang??”

“Eumm…oppa…bolehkah aku pergi ke taman bersama Min Hwa?” mengangguk kemudian beralih menatap Minho.

“Aniyo. Kau harus banyak istirahat. Apa kau tidak mau pulang dari sini?”

“Oppa…ayolah..sekali ini..saja, ne? boleh yah?? Yah yah yah??” kembali bersikap manja. Sifat yang sangat sangat sangat Minho rindukan akhirnya kembali.

“Baiklah…”

 

 

 

****

 

 

Sudah 2 minggu ini, Jonghyun dan Gwiboon semakin akrab. Semakin lama semakin dekat. Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon.

 

 

@ taman rumah sakit

 

 

“Oppa…kenapa hari ini kau tidak mengajak Min Hwa? aku rindu dengan anak itu”

“Anni. Kalau Min Hwa kemari, kau tidak akan istirahat. Lain kali aku akan mengajakmu ke panti asuhan, ne?”

“Jeongmalyo? Tentu saja aku mau”

 

“Gwiboon…aku tahu ini mungkin terlalu cepat bagimu. Tapi aku tidak bisa memendamnya lagi”

 

Jonghyun menggenggam tangan Gwiboon yang duduk disebelahnya. Gwiboon langsung menoleh ke arah tangannya, kemudian menatap Jonghyun. Sungguh, ini membuatnya terkejut, kau tahu?

 

“Aku mencintaimu, Gwiboon. Sejak pertama kali bertemu denganmu dibus. Waktu itu kau mengambil tempat favoritku. Dan saat kau berada dalam mimpiku”

 

“Oppa…aku..”

 

“Aku tahu ini berat untukmu. Aku juga tahu kalau Jinki adalah namjachingumu. Aku mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Tapi aku sungguh sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu, Gwiboon”

 

“Oppa…aku tidak bisa menjawabnya sekarang”

 

“Gwaenchana..aku akan menunggumu, Gwiboon”

 

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sudah mendengar semua itu. Namja tampan yang bahkan tidak mampu membuat senyum itu kembali. Sakit. Sangat sakit saat mendengarnya. Walapun ia belum mendengar jawaban dari Gwiboon, tetap saja sakit. Yah…namja yang sekarang mati-matian menahan rasa perih yang sudah menggores hatinya adalah Jinki, yang notabene adalah namjachingu Gwiboon. Akankah ia harus melepasnya? Melepas cintanya? Sungguh, ia tidak siap.

 

 

****

 

 

Hari ini Gwiboon sudah diperbolehkan untuk pulang. Minho, Mr. Kim, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun sudah berada dirumah sakit untuk menjemput Gwiboon tentunya.

==SKIP==

 

 

@ rumah Gwiboon

 

 

Semua pelayan sudah menyambut kedatangkan mereka. Rumah yang tadinya sepi, sepertinya akan menjadi ramai sekarang. Beberapa balon sudah menghiasi ruangan tengah. Yah…pesta penyambutan kecil-kecilan yang dibuat para pelayan untuk agassinya. Untuk yeoja yang begitu banyak mengalami penderitaan.

 

Hanya canda dan gelak tawa yang menghiasi rumah Gwiboon. Mereka bahagia. Sungguh moment yang belum pernah ada sebelumnya dirumah itu. Suasana yang begitu hangat.

 

“Oppa…aku ingin istirahat” Gwiboon sedikit merasa pusing. Mungkin karena teralu lelah hari ini. Minho pun memapah Gwiboon pergi ke kamarnya. Walaupun sudah beberapa minggu menjalani perawatan dirumah sakit, tetap saja ia masih harus banyak istirahat, bukan? Koma selama 1 tahun bukan waktu yang singkat.

 

 

@ balkon kamar Gwiboon

 

 

Untung saja udara malam ini tidak begitu dingin. Tapi tetap saja selimut pink bermotif dolphin menutupi tubuh Gwiboon. Gwiboon dan Minho sekarang duduk disebuah sofa yang ada dibalkon kamar Gwiboon. Gwiboon menyandarkan kepalanya ke dada bidang Minho sembari memeluknya. Minho juga memeluk Gwiboon. Huuuhhh…sungguh. Gwiboon sangat merindukan pelukan ini. Pelukan hangat dari oppanya. Pelukan hangat yang sama dengan pelukan hangat eommanya.

 

“Oppa…aku sangat sangat sangat menyayangimu”

“Na do sayang…”

 

“Oppa…waktu aku masih tidur, aku bermimpi indaaahhh…sekali”

“Mimpi apa?”

“Aku bermimpi bertemu Jonghyun oppa, Min Hwa, dan juga…eomma”

“…….”

“Terakhir saat bertemu dengan eomma, eomma menyuruhku untuk pulang. Katanya eomma sangat menyayangiku dan juga oppa”

“Ne…oppa tahu”

 

“Oppa…”

“Ne..?”

“Seminggu yang lalu Jonghyun oppa menyatakan perasaannya padaku. Aku harus menjawab apa?”

“Apa kau juga menyukai Jonghyun, heum?”

“Mollayo. Tapi saat bersamanya, aku merasa senang, oppa. Seperti tidak ada beban sama sekali”

“Itu berarti kau menyukainya..”

“Oppa…jangan memencet hidungku..ish”

 

“Oppa…aku takut Jinki oppa terluka. Aku tidak mau menyakiti Jinki oppa”

“Bicarakan baik-baik dengannya. Aku yakin Jinki akan mengerti”

“Ne..”

“Boonie…sebenarnya oppa lebih menyukai Jinki. Kau tahu? Wajah Jonghyun itu mirip sekali seperti dino. Kau yakin mau menyukai namja berkepala dino itu, eoh?Kekeke~”

“Oppa…jangan menggodaku lagi..ish”

“Hahaha…sekarang tidur, ne? bukankah kau tadi merasa pusing?”

“Ne..tapi gendong..”

“Huuhh…dasar manja!”

“Biarin..”

 

Minho pun menggendong Gwiboon ala bridal stlye menuju tempat tidur. Akhirnya sifat manja itu kembali lagi.

 

“Aigo~ sepertinya badanmu bertambah berat, Boonie”

“Ish…oppa…”

“Hahaha…ne ne. Walaupun dongsaeng oppa ini gendut…tapi tetap akan menjadi yeoja tercantik”

“Ck~ oppa…menyebalkan”

“Hahaha…sudah! sekarang tidur. Jangan marah terus, nanti dongsaeng kesayangan oppa ini jadi jelek, ne? jumuseyo, sayang chu~” menoel hidung Gwiboon, kemudian melakukan ritual yang biasa ia lakukan pada Gwiboon, yaitu selalu mencium kening Gwiboon sebelum tidur.

“Ne..Boonie sayang oppa”

 

Huuhhhh…sungguh moment yang bisa membuat semua iri jika melihat hubungan adik-kakak seperti ini. Bahkan author sekalipun juga iri melihatnya. *curcol#abaikan*

 

 

 

****

 

 

 

@ Incheon Air port

 

 

 

“Oppa…kenapa harus pergi, eoh? Hiks hiks” Gwiboon menangis dipelukan Jinki saat ini. Yah…saat ini memang Minho, Taeyeon, dan juga Jonghyun mengantar kepergian Jinki. Jinki memutuskan untuk pergi dan meneruskan studynya di Paris. Ingin segera melepaskan cinta yang bukan untuknya. Ingin segera melupakan kenangan memilukan yang ia alami. Dan mungkin ingin segera menangis jika sudah mendarat disana nanti. Ini keputusan yang sangat berat yang Jinki ambil. Setelah menimbang dan memikirkannya selama seminggu ini.

 

“Mianhae, Boonie. Maafkan oppa, ne? aku harus meneruskan bisnis appa disana. Mianhae kalau ini begitu mendadak” bohong, eoh? Yah…mana mungkin Jinki megatakan alas an yang sebenarnya, eoh? Jinki yang memaksa appanya untuk pindah ke Paris. Yah…walapun memang benar nantinya cepat atau lambat Jinki harus meneruskan bisnis appanya.

 

“Hiks hiks..oppa jahat meninggalkanku” masih terisak dipelukan Jinki.

“Mianhae Gwiboon. Mianhae. Nanti disana aku akan selalu mengirimimu email, ne?jangan lupakan aku. Aku sangat menyayangimu” sungguh. Jinki juga tidak ingin meninggalkan Gwiboon. Sangat ingin menangis ketika melihat air mata itu turun dari pipi tirusnya. Jinki melepas pelukan Gwiboon lalu berjalan ke arah Jonghyun yang tak jauh darinya.

 

“Jonghyun-ssi…aku mohon, jaga Gwiboon dengan baik, ne? aku yakin kau akan selalu menjaganya. Jangan sakiti Gwiboon. Jangan biarkan ia menangis. Jangan biarkan air mata itu menetes lagi dari matanya. Cukup ini yang terakhir. Kalau kau sampai menyakitinya, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, arasseo?” walaupun tidak ada kata putus dari mulutnya, ini sudah cukup mewakilkan semua itu. Kata-kata yang ia lontarkan untuk Jonghyun sudah cukup untuk memutuskan hubungannya dengan Gwiboon.

 

“Ne..aku tahu. Gomawo Jinki. Aku tidak akan mengecewakanmu” Jonghyun hanya bisa berterima kasih dan kemudian menepuk bahu Jinki. Sedikit memberinya semangat.

 

“Baiklah…ini sudah waktunya aku berangkat. Minho…Taeyeon…sampai jumpa..semoga kalian bisa bersama, ne?” berpelukan sebentar dengan Minho dan Taeyeon.

 

“Apa maksudmu..?” Minho mengeryitkan alisnya bingung.

 

“Hahaha…bukan apa-apa. Boonie…jaga dirimu baik-baik, ne? jangan lupa untuk membalas email dariku nanti. Ow ya! Kalau Jonghyun macam-macam denganmu, beritahu aku. Aku akan menghajarnya nanti, ara?”

“Ne..oppa..aku menyayangimu”

“Na do..samapi jumpa semua…”

 

Pada akhirnya, ia tetap harus melepaskan cintanya. Cinta yang bukan untuknya. Cinta yang hanya tertuju pada orang lain. Akankah perasaan cinta yang ia rasakan saat ini akan hilang nanti? Akankah rasa sakitnya ini juga hilang dengan sendirinya? Huuhh…molla. hanya waktu yang bisa menentukan. Hanya waktu yang bisa merubah semua itu.

 

 

 

 

THE END

 

 

 

Gimana?? ancur yah endingnya?? gantungkah?? ahh…pokoknya utang aye yg ini udah lunas..

insyaAlloh….kalo sempet aye bakaln bikin part epilognya,, tapi kalo sempet, kekeke~

 

THANKS FOR READER YANG UDAH RCL…mianhae kalo ada typo ne…

 

1 comments on “[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 8 of 8

  • hy..,,salam kenal saya reader baru..
    kok ending nya gantung banget……
    eonni saya mau onkey bukan jongkey…”di bunuh author”
    yah terserah author mau jongkey atau onkey..
    tapi kasian ondubu….
    di tunggu epilog nya…

  • Tinggalkan komentar