Family

All posts in the Family category

[SWITCHGENDER] MY GUARDIAN ANGEL chap 1 of ?

Published 10 Januari 2012 by shinhyukyung

 

ANNYEONG ANNYEONG CHINGUDEUL…..

author gaje dateng lagi nih….hohoho

 

Bagi yang NGGAK SUKA FF ini….NGGAK USAH DIBACA… and NO BASH..!!

 

HAPPY READING CHINGUDEUL MAUPUN SR….^^

 

ya udah deh….

 

 

 

cekidoooottt…..

 

 

 

Author                : Shin Hyu Kyung

Title                     : My Guardian Angel

Genre                  : Romance, Comedy(?), Family etc

Rating                 : PG-16

Length                : Sampai ada tulisan end

Main Cast           : Kim Kibum a.k.a Kim Gwiboon, Kim Jonghyun, Choi Minho

Suppourt Cast   : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon, Lee Jinki a.k.a Jinki

Disclaimer          : FF ini mutlak milik saia. bukan dari hasil plagiat, copas, atau semacamnya. alur cerita hak paten milik saia. Kecuali tokoh hanya milik Tuhan…kalau ada kesamaan karakter atau maybe cerita…saia minta maaf.

 

 

 

 

 

 

Part  1

 

 

 

Author POV

 

 

“Agassi…ini sudah pagi. Ayah anda sudah menunggu di meja makan. Agassi…” pekik seorang pelayan seraya membangunkan nona nya untuk segera bangun.

“Ahh…5 menit lagi” seru sang nona yang masih betah meringkup(?) di kasur king size miliknya. Ck.. Benar-benar yeoja malas.

“Agassi…ppali ireona. Nanti anda bisa terlambat untuk pergi ke sekolah. Ayo Agassi…” kata sang pelayan sembari menarik tangan nonanya agar segera bangun.

“Aiisshhh…kau ini!! Ne ne…aku bangun!!” seru sang nona seraya berdiri kemudian mandi.

 

 

***

 

 

“Pagi appa…pagi eomma…” sapa sang nona seraya mengecup pipi masing-masing pada orang tuanya yang berada di meja makan.

“Pagi sayang…” sapa sang eomma.

“Kau ini..!! ini sudah jam berapa..?? seharusnya seorang yeoja itu bangun lebih pagi..!!” omel sang appa yeoja itu. Sang nona hanya bisa mengerucutkan bibirnya seraya mendengarkan omelan dari sang appa.

“Sudahlah yeobo…Gwiboonie…cepat habiskan sarapanmu, kemudian berangkat sekolah” bela sang eomma dan berbicara lembut pada Gwiboon. Ya. Nama yeoja itu Kim Gwiboon, anak sematawayang dari Group Kim Corporation yang mempunyai beberapa perusahaan terkemuka. Gwiboon memang selalu dimanja dan selalu diperlakukan bagaikan seorang putri kerajaan.

 

“Eomma…Appa…Gwiboon berangkat dulu ya??” pamit Gwiboon pada orang tuanya sembari kembali mengecup pipi appa dan eommanya.

“Ne…hati-hati sayang. Ingat! Pulang sekolah..harus langsung pulang” kata sang eomma mengingatkan kemudian mengecup kening Gwiboon. Sedangkan sang appa hanya mengecup keningnya tanpa mengucapkan apapun. Setiap pergi kemanapun, Gwiboon selalu diantar oleh supir pribadinya.

“Kau itu selalu memanjakannya”

“Mau bagaimana lagi. Gwiboon kan putri kita satu-satunya. Uang tidaklah penting! Yang penting adalah kebahagian Gwiboon”

“Huuhhh…aku berangkat dulu”

“Hati-hati, yeobo”

 

 

***

 

 

Setelah tiba disekolahnya, Gwiboon langsung keluar dari mobilnya-yang tentu saja dibukakan oleh supirnya-kemudian berjalan dengan anggun menuju kelasnya. Gwiboon bersekolah di Shining High School. Sekolah paling elit yang ada di Seoul.

“Gwiboon…jamkanman!!” teriak seorang namja tampan yang berlari menghampiri Gwiboon. Sahabat baik sekaligus namja yang menyukai Gwiboon sedari dulu. Semua siswa tahu kalau namja itu menyukai Gwiboon. Bahkan Gwiboon pun juga tahu kalau namja tampan itu menyukainya. Tapi Gwiboon hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tak lebih dari itu.

“Pagi..Minho” sapa Gwiboon seraya tersenyum manis padanya.

“Pagi..Gwiboon..” sapa Minho-namja tampan itu- seraya menyamakan langkahnya dengan langkah Gwiboon. Mereka memang selalu berjalan bersama menuju kelas mereka. Yah…sudah 2 tahun mereka selalu berada dikelas yang sama. Entahlah. Mereka berjodoh mungkin?

 

Semua mata kini tengah mengarah pada dua sejoli itu. Yah…pemandangan seperti itu selalu membuat mata para siswa mengarah pada mereka. Kharisma dari namja tampan dan juga kecantikan dan keanggunan yang terpancar dari sang diva ketika mereka berjalan bersama.

“Mereka cocok sekali…”

“Aiihhh…aku iri pada Gwiboon…”

“Lihat…mereka sangat serasi”

“Namja tampan dan juga yeoja cantik..”

 

Seruan demi seruan selalu ada ketika mereka berjalan bersama. Tapi…tidak sedikit juga yang merasa risih atau muak melihat mereka berdua.

“Aiiisshhh…mereka memuakkan”

“Gwiboon itu tidak cocok untuk Minho yang tampan..”

“Isshh…Gwiboon itu terlalu cantik untuk Minho”

“Mereka tidak cocok..”

“Gwiboon angkuh..”

 

Gwiboon dan Minho sama sekali tidak memperdulikan seruan-seruan itu. Sangat tidak penting jika meladeni orang-orang tidak berguna itu. Setidaknya itu yang ada dipikiran mereka.

 

 

***

 

 

Teng…Teng…Teng…Teng…

 

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa pun berbondong-bondong(?) untuk pulang. Ada beberapa diantara siswa yang setelah bel pulang mengikuti kelas ekstra. Salah satunya adalah Gwiboon. Gwiboon selalu mengikuti kelas dance seusai bel pulang. Sedangkan Minho, dia mengikuti kelas dance dan juga kelas olahraga. Gwiboon, Minho, dan juga beberapa anak lain yang mengikuti kelas dance berkumpul di ruang khusus kelas dance.

“Pagi anak-anak…” sapa seorang yeoja paruh baya seraya memasuki ruangan.

“Pagi…Hyo Yeon seonsaengnim” sapa murid-murid yang ada diruangan itu.

“Sebagai pemanasan…Minho dan Gwiboon…peragakan tarian kalian” seru Hyo Yeon seonsaeng.

“Ne..” jawab Gwiboon dan Minho bersamaan. Gwiboon dan Minho pun meliuk-liukkan(?) tubuh mereka seirama dengan music yang mengiringi mereka. Mereka benar-benar sangat serasi. Itulah yang ada dipikiran siswa yang mengikuti kelas dance bersama mereka saat ini.

 

Prok prok prok

 

Tepuk tangan dari semua siswa dan juga dari Hyo Yeon seonsaeng membahana(?) di ruangan itu.

 

 

***

 

 

“Minho-ah…hari ini kau ada acara tidak??” tanya Gwiboon saat berjalan keluar dari ruangan kelas dance.

“Anni…memangnya kenapa??” jawab Minho dan balik bertanya.

“Bagaimana kalau kau temani aku belanja..?? otteokae??”

“Joayo…”

“Minho-ah…aku naik mobilmu saja ya??”

“Geurae. Geunde(tapi)…lalu bagaimana dengan supirmu??”

“Kita tinggal saja…”

“Huuhhh…terserah kau sajalah”

 

Setelah keluar dari ruangan kelas dance, mereka berjalan menuju tempat dimana mobil sport Porsche Carrera GT milik Minho diparkir. Saat melewati mobil BMW milik Gwiboon, Minho sengaja menutup atap mobilnya agar tidak ketahuan sang supir.

“Bye…supir Jang, kekeke~” pekik Gwiboon ketika melewati supirnya sembari terkekeh pelan. Sedangkan Minho hanya tersenyum melihat tingkah Gwiboon. Selain manja, Gwiboon memang selalu bertingkah kekanak-kanakan, dan juga selalu bersikap semaunya sendiri. Ck.. Itulah akibatnya jika memanjakan seorang anak terlalu berlebihan.

 

Setelah sampai di pusat perbelanjaan Seoul, Gwiboon dan Minho langsung berjalan-jalan sembari mencari apa yang mereka inginkan.

“Minho…kemari” seru Gwiboon sembari menarik tangan Minho ke sebuah toko pakaian. Minho hanya tersenyum ketika tangannya ditarik. Huhh…sepertinya Minho memang benar-benar menyukai Gwiboon.

 

Gwiboon mencoba beberapa helai baju dan menunjukkannya pada Minho. Minho hanya menggelengkan dan menganggukkan kepalanya seakan dia memang tahu fashion. *plakk…digampar minho*#abaikan

“Kurang bagus”

“Cocok”

“Bagus”

“No”

“Terlalu seksi”

Hanya seruan-seruan seperti itu yang kemuar dari mulut Minho. Setelah membeli beberapa helai baju, Gwiboon langsung menyeret Minho ke toko pakaian yang lain. Minho hanya mendesah pelan.

 

 

Beberapa jam kemudian…

 

 

Setelah berjam-jam mereka berbelanja, berburu(?) banyak pakaian, mereka memutuskan untuk pulang karena hari juga sudah malam. Mereka menenteng beberapa kantong pakaian dimasing-masing tangan mereka. Saat berjalan menuju pintu keluar, Minho tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah benda kecil yang terpajang dietalase sebuah toko aksesoris.

“Gwiboon…jamkanman!! kau tunggu disini dulu. Aku mau membeli sesuatu”

“Jangan lama-lama”

 

Minho langsung berlari ke arah toko tadi.

“Eoseo oseyo. Anda mencari sesuatu, tuan??” tanya sang pemilik toko tersebut.

“Tadi aku melihat ada gantungan ponsel yang berbentuk kucing. Apa gantungan itu masih ada, ahjusshi??” jawab Minho sembari mencari benda yang menarik perhatiannya tadi.

“Ohh…yang ini??” tanya sang pemilik toko memastikan.

“Ne…geunde…apa pasangan gantungan itu ada, ahjusshi??”

“Ada..”

“Tolong bungkus yang itu, ahjusshi”

 

 

***

 

 

“Gwiboon…dari mana saja kau??” tanya sang appa ketus ketika Gwiboon melewati ruang tengah.

“Eh…malam appa…dari toko baju” jawab Gwiboon tanpa rasa bersalah sedikitpun. Ck. Benar-benar seenaknya sendiri.

“Kau tahu ini sudah jam berapa, huh?? Bukankah eomma sudah bilang padamu?? Harus langsung pulang!! Kenapa kau meninggalkan supir Jang tanpa bilang padanya, huh?! Cepat masuk kamarmu!!” bentak sang appa pada Gwiboon. Gwiboon kesal dan mengumpat tidak jelas sembari berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

“Aiisshhh…appa menyebalkan!!” batin Gwiboon sembari menghentak-hentakkan kakinya pertanda ia kesal.

 

 

****

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Agassi…ireona, ayah anda sudah menunggu dibawah. Agassi…agassi…” suara pelayan itu mengganggu tidurku. Aiisshhh… kubuka mataku perlahan, kemudian melihat jam spongebobku. Jam 06.45 pagi. Aiisshhh…aku pasti kena omelan appa lagi. Aku pun bergegas untuk bersiap-siap.

 

 

***

 

 

“Pagi appa…pagi eomma…” sapaku kemudian mengecup pipi appa dan eomma. Yah…ini memang rutinitasku setiap pagi. Aku duduk di kursiku, kemudian memulai makan karena makanannya memang sudah tersaji disana. Ku lirik appa yang sedang meminum tehnya. Eoh?? Tumben appa tidak memarahiku pagi ini??

 

Setelah selesai sarapan pagi, aku pun bersiap untuk berangkat ke sekolah.

“Eomma…appa…Gwiboon berangkat” pekikku sembari mencium pipi mereka sekali lagi.

“Hati-hati sayang. Malam ini, Gwiboon langsung pulang yah??” kata eomma sembari mengelus rambutku.

“Malam ini kita kedatangan tamu” sahut appa. Eoh?? Tamu??

“Tamu..?? nugu appa??” tanyaku.

“Nanti kau juga akan tahu. Jadi, pulang sekolah kau harus langsung pulang. Tidak ada alas an apapun!” jawab appa. Aiisshh…

“Ne…” seruku sembari meniup poniku ke atas pertanda bahwa aku kesal.

 

 

***

 

 

“Gwiboon, bagaimana kalau nanti kita jalan-jalan?? Hari ini aku yang traktir” ajak Minho sembari duduk di depan bangkuku.

“Aku tidak bisa. Kata appa, hari ini akan ada tamu. Jadi aku harus langsung pulang. Huuhhh…dirumah sangat membosankan” ujarku sembari menyangga dagu ku dengan tanganku.

“Geuraeyo…mungkin lain kali kita bisa jalan-jalan. Jangan cemberut seperti itu. Kau tambah cantik kalau seperti itu”

“Jadi menurutmu selama aku tidak cantik??”

“Aniyo. Hanya saja…sekarang lebih cantik”

“Huhhh…sejak kapan si kodok jadi gombal begini..??”

“Kekeke~ sejak aku menyukaimu”

“Jangan memulainya lagi, Minho”

“Joayo…”

 

 

***

 

 

Huhh…sangat membosankan. Karena siang ini tidak ada kelas dance, aku harus pulang.

“Aku pulang…” eoh?? Harum?? Baru hampir sampai diruang tengah, aku sudah mencium bau masakan. Pasti eomma.

“Mmm…harum sekali eomma. Ahh…eomma masak banyak hari ini?? Tumben”

“Ah…kau sudah pulang?! Malam ini kan akan ada tamu special, jadi eomma harus masak banyak”

“Tamu special?? Nugu eomma??”

“Nanti kau pasti akan tahu sendiri sayang”

“Huuhhh…whatever lah! Aku ke kamar dulu eomma…chu~”

“Ne…”

 

Tamu special?? Kira-kira siapa ya?? Ahh…mungkin rekan kerja appa. Huhhh…lebih baik aku mandi saja.

 

 

2 jam kemudian…

 

 

Huuhhh…segarnya. Setelah melakukan ritual(?) mandiku, aku segera berpakaian. Memilih pakaian yang cocok untuk hari ini. Ku pakai baju yang baru saja aku beli kemarin bersama Minho. Cardigan putih, tanktop coklat abu-abu, dan juga setelan hot pants jeans coklat.

“Mmm…yeppeo” gumamku seraya melihat penampilanku sendiri didepan cermin.

 

Saat aku akan membuka pintu, langkahku terhenti seketika saat aku tidak sengaja mendengar percakapan pelayan yang melewati kamarku.

“Katanya nona akan dijodohkan lagi..”

“Jeongmalyo..??”

“Ne…aku dengar acara perjodohannya nanti. Makanya sekarang Nyonya besar memasak sendiri”

 

Mwo?? Mereka bilang apa tadi?? Ku pastikan lagi info yang tidak sengaja aku dengar tadi dengan memanggil dua pelayan itu.

“Yaa!! Kalian..” panggilku pada dua pelayan itu.

“Eh! Agassi memanggil kami??” tanya salah satu pelayan sembari berjalan ke arahku.

“Hmm…kalian tadi bicara apa??”

“Eh?? Maksud Agassi??” aiihhh…dua pelayan ini benar-benar babo.

“Bukankah tadi kalian bicara soal perjodohan??”

“Ah..eh..itu..ng…”

“Jawab atau kupecat kalian!!”

“Saya mendengarnya dari kepala pelayan Cha kalau Agassi akan dijodohkan dan acara perjodohannya nanti malam”

“Mwo?? Aiisshh…kenapa tidak ada yang memberitahuku??”

“Ayah dan Ibu anda takut kalau anda akan membuat masalah lagi. Jadi mereka merahasiakan kabar ini dari anda, Agassi”

“Mwoya?? Aiissshhh…mimpi apa aku semalam?? Kenapa harus dijodohkan lagi??” aku pun segera kembali ke kamarku.

 

Aiisshh…kenapa harus dijodohkan lagi?? Huhh…hari ini benar-benar sial. Yah…aku memang sudah pernah dijodohkan beberapa kali. Dan tentu saja aku dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis appa. Dan kalian tahu apa yang aku lakukan sampai perjodohan itu gagal?? Yang pertama, aku kabur sebelum acara perjodohan berlangsung. Mungkin appa sangat malu karena ulahku. Jadi perjodohan itu gagal. Yang kedua, aku menolak mentah-mentah didepan orang tua namja yang akan dijodohkan denganku alias rekan bisnis appa. Hasilnya, mereka-rekan bisnis appa- merasa malu karena anaknya ditolak mentah-mentah olehku. Yang ketiga, saat acara perjodohan berlangsung, aku mengumumkan semua kenakalan yang pernah ku perbuat di depan orang tuanya. Alhasil, orang tuanya merasa anaknya pasti akan menderita kalau bersamaku. Dan perjodohan itu batal. Jangan tanya kenakalan apa yang kuperbuat selama ini!! Dan yang keempat, aku malah melakukan hal yang memalukan saat makan malam di depan rekan bisnis appa. Yah…apa lagi kalau bukan masalah table manners. Mereka-rekan bisnis appa- pasti berpikir kalau aku tidak diajari tata krama saat berada dimeja makan. Dan hasilnya, perjodohan lagi-lagi batal. Sebenarnya aku sendiri merasa malu dengan hal itu. Aku, seorang Kim Gwiboon melakukan hal yang memalukan dimeja makan?? Ayolah…kalau bukan karena acara perjodohan sialan itu aku tidak akan pernah mau melakukan hal itu.

 

Dan sekarang?? Appa dan Eomma melakukan acara perjodohan tanpa sepengetahuanku. Apa mereka tidak kapok juga selalu menjodohkanku?? Apa mereka takut kalau aku tidak akan menikah?? Hello…wajahku cantik, postur tubuhku bagus, aku pintar dan juga kaya. Bahkan aku terlihat sempurna. Jadi mana mungkin aku tidak menikah?? apa mereka tidak percaya padaku kalau aku bisa mendapatkan namja yang baik?? Aisshhh…semua ini membuatku pusing. Lalu sekarang…cara apa yang harus kupakai agar perjodohan ini batal?? Apa mungkin aku kabur saja?? Yah…sepertinya hanya cara itu yang tepat. Ku ambil ponselku yang ada di kasur king sizeku, kemudian kutelpon seseorang yang bisa membantuku untuk kabur.

 

“Yeoboseyo…Minho-ah, aku butuh bantuanmu sekarang”

“…….”

“Jemput aku di depan gerbang rumahku”

“Cepat!! Kutunggu kau disana”

“…….”

 

Setelah menelpon Minho, aku mengambil sepatu knee boots coklat tua milikku kemudian melemparnya ke bawah dari atas balkon kamarku. Yah…arah balkon yang ada dikamarku ini memang mengarah ke taman yang ada dirumahku. Disana ada jalan rahasia yang kutemukan sewaktu kecil dulu. Tidak ada yang tahu jalan rahasia itu kecuali aku sendiri tentunya. Entahlah!! Aku sendiri tidak tahu bagaimana ada jalan rahasia dirumah ku yang ukurannya memang tidak bisa dibilang kecil.

 

“Selamat sore, Agassi” sapa pelayan saat berpapasan denganku. Aku hanya tersenyum. Bersikap tenang seperti biasanya. Setelah pelayan tadi pergi, aku pun melanjutkan aksiku. Mengendap-endap agar tidak ketahuan. Sesekali aku bersikap seperti tidak ada apa-apa saat beberapa pelayan melewati dan menyapaku. Kembali mengendap-endap lagi. Aiisshh…WTH?? aku sekarang sudah seperti maling dirumahku sendiri?? Ohh…menyebalkan. >,

“Anda mau kemana, Agassi..??” tanya seorang pelayan yang aku tahu dia adalah butler. Yah…aku hafal dengan suaranya. Dia dibelakangku. Aiisshh…semoga aku tidak ketahuan olehnya. Aku pun berbalik ke arahnya.

“Ohh…anni. aku hanya ingin jalan-jalan saja. Memangnya tidak boleh..??”

“Aniyo, Agassi. Cwesonghamnida…saya permisi dulu”

“Hmm…”

Fyuhhh…untung saja butler itu tidak curiga saat melihatku mengendap-endap tadi.

 

~~~

 

Akhirnya aku sampai juga di taman belakang rumahku setelah menghadapi beberapa rintangan(?) tadi. Aku pun mengambil sepatu knee boots yang aku lempar tadi dari balkon kamarku. Berlari menuju pintu gerbang rumahku. Good!! Saat aku membuka pintu gerbang, Minho sudah stand by di depan rumahku dengan motor sportnya. Tanpa ba bi bu lagi, akupun langsung naik ke motornya.

 

 

Minho POV

 

 

Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…

 

Kulihat layar ponselku. Eoh?? Gwiboon menelponku?? Segera ku angkat telpon darinya.

 

“…….”

“Bantuanku..?? bantuan apa..??”

“…….”

“Baiklah”

“…….”

“Ne..”

 

Tanpa ba bi bu lagi, aku pun langsung mengambil jaket kulit hitamku dan mengambil kunci motorku yang ada di meja. Yah…lebih baik memakai motor saja biar sempat sampai.

 

~~

 

Setibanya aku di depan pintu gerbang rumah Gwiboon, aku tidak melihatnya disini. Kemana Gwiboon yah?? Kutunggu sampai akhirnya sosok itu muncul. Aigo…NEOMU YEPPEO!! Gwiboon pun langsung naik ke motorku yang akhirnya membuatku sadar dari lamunanku.

 

“Kita mau kemana..??” tanyaku sembari menyerahkan sebuah helm padanya.

“Kemana saja asal kita pergi dari rumahku” jawabnya sembari memakai helm yang kuberi tadi.

“Pegangan” seruku kemudian melajukan motorku pergi dari rumahnya.

 

 

Degh Degh Degh

 

 

Aigoo…saat tangan Gwiboon memegang pinggangku, rasanya ada yang menggelitik dadaku. Jantungku juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Yah…walapun hanya sekedar memegang pinggangku dan mengeratkan tangannya dijaketku *bukan memeluk*, tapi itu mampun membuatku berdebar seperti ini. Aisshh…

 

~

~

 

Ku hentikan laju motorku saat tiba di tempat tujuan kami. Aku mengajaknya ke sungai Han.

“Kenapa mengajakku kemari..??” Gwiboon bertanya lalu kemudian duduk di sebuah bangku panjang yang ada disekitar tepi sungai Han. Aku pun menghampirinya dan duduk disebelahnya.

“Aku tiddak tahu harus kemana. Yang terpikir olehku hanya tempat ini” menjawab seraya melihat Gwiboon. Huhh…yeoja ini selalu saja bisa membuatku ingin selalu memandangnya. Kami diam untuk beberapa saat sampai aku memulai pembicaraan.

 

“Sebenarnya ada apa..?? ada masalah..??”

“Huuhhh….appa dan eomma menjodohkanku lagi hari ini. Makanya aku kabur denganmu. Hanya cara ini yang terpikir olehku”

“Mwo..?? dijodohkan lagi..?? apa orang tuamu tidak bosan menjodohkanmu terus..?? yaa!! Makanya…sebaiknya kita pacaran saja, agar orang tuamu tidak menjodohkanmu lagi”

“Yaa!! Aiisshh…bicara apa kau ini??” Gwiboon memukul kepalaku. Aiisshhh…

“Aiisshh…yaa!! aku kan hanya bicara. Jangan memukulku. Pukulanmu itu sakit, Gwiboon” Gwiboon menatapku tajam. Aigo…tak bisakah kau membuka sedikit hatimu Gwiboon?? Aku benar-benar menyukaimu.

“Kali ini siapa namjanya..??”

“Molla. Aku tidak tahu. Eomma dan appa merahasiakannya karena takut aku akan menggagalkan acara perjodohannya lagi. Ahh…aku yakin perjodohan kali ini akan gagal total. Kekeke~”

 

 

Author POV

 

 

Sementara dirumah Gwiboon

 

 

Ting Tong Ting Tong

 

“Silahkan masuk, tuan. Tuan besar sudah menunggu anda di ruang tamu, mari” sapa seorang pelayan pada seorang namja tampan, rambut berwarna kecoklatan, kulit putih, dan bertubuh atletis, dengan setelan kaos yang dibalut dengan jas dan juga skinny jeans yang ia pakai. Benar-benar HANDSOME. Para yeoja yang melihatnya mungkin akan terpesona dengan penampilannya.

“Ne…gamsahamnida”

 

~~~

 

“Ahh…kau sudah datang. Silahkan duduk. Orang tuamu mana..??” tanya Mr. Kim yang notabene adalah ayah dari Gwiboon.

“Cwesonghamnida, ahjusshi. Appa dan eomma ada kepentingan mendadak sehingga malam ini tidak bisa hadir disini. Appa dan eomma hanya menitipkan salamnya untuk ahjusshi dan juga ahjumma”

“Yah…tidak masalah. Kepala pelayan Cha…”

“Ne…tuan besar”

“Tolong panggil Gwiboon agar segera turun. Katakan ada tamu spesial untuknya”

“Ne…”

 

 

Beberapa menit kemudian…

 

 

“Tuan besar…cwesonghamnida tuan. Gwiboon Agassi tidak ada dikamarnya. Kami sudah mencarinya diseluruh ruangan, tapi kami tidak menemukannya, tuan. Maafkan saya. Saya tidak bisa menjaga Gwiboon Agassi, tuan”

“MWO..??” Setelah mendengar penjelasan dari butlernya, Mrs. Kim kaget bukan main. Walaupun ini bukan yang pertama kalinya Gwiboon kabur karena perjodohannya, Mrs. Kim tetap khawatir. Wajar saja. Gwiboon adalah putri tunggalnya. Anak semata wayangnya. Sedangkan Mr. Kim benar-benar marah dan juga kesal.

“Aiisshhh…anak itu kabur lagi” gumam Mr. Kim seraya memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pening akibat ulah aegyanya itu.

“Ya Tuhan…Gwiboon. kepala pelayan Cha, cepat cari Gwiboon. Aku takut terjadi sesuatu padanya” seru Mrs. Kim cemas dan hampir menangis.

“Tidak perlu. Gwiboon tidak mungkin pergi jauh dan tidak akan terjadi apa-apa dengannya” timpal Mr. Kim geram.

“Tapi yeobo…”

“Percayalah padaku. Anak itu pasti akan pulang sebentar lagi. Tidak akan terjadi apa-apa pada anak kita” Mr. Kim mencoba untuk menenangkan Mrs. Kim yang dilanda kecemasan.

 

“Jonghyun…ikutlah denganku sebentar” Mr. Kim menyuruh Jonghyun-namja tampan bertubuh atletis itu untuk mengikutinya. Mr. Kim mengajak Jonghyun untuk ke ruang kerjanya.

 

~

~

 

“Jonghyun…aku minta maaf atas kejadian ini. Ini benar-benar memalukan”

“Gwaenchana, ahjusshi. Aku bisa mengerti”

“Dan…aku ada satu permintaan untukmu. Bisakah kau merubah sifat Gwiboon..?? aku sebagai ayahnya sudah kualahan dengan sikap-sikapnya yang selalu bersikap seenaknya sendiri. Aku ingin kau merubahnya agar dia bisa mandiri. Kau bisa kan, Jonghyun..??”

“Ne..aku akan mencobanya, ahjusshi” Ck.. terlalu percayakah pada calon menantunya?? Yah…tentu saja. Ayah Jonghyun adalah sahabat Mr. Kim. Tentu saja Mr. Kim akan percaya sepenuhnya pada Jonghyun.

“Nanti akan ku atur semua rencananya. Baiklah! Ayo kita mulai saja makan malamnya” beranjak dari kursi kerjanya kemudian pergi menuju meja makan yang sudah tersusun rapi beberapa makanan disana.

 

 

 

TBC

 

 

gimana??? masih mau lanjut ff ini??? kalo masih mau lanjutt….RCL yah….kalo perlu yang panjangggg….kekeke~

mian yah kalo banyak typo disini

thanks for reader yang udah mau buat RCL…^^

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 8 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

==================

 

 

 

PART 8

 

 

 

***

 

 

“Eoh?? Rumah sakit..?? bukankah kita mau ke rumah temanmu itu..??” tanya Jonghyun oppa setibanya kami dirumah sakit.

“Dia ada disini oppa, kkaja!” jawabku kemudian turun dari mobil.

 

Setibanya kami di kamar ICU Gwiboon, kami hanya berdiri diluar kamarnya. Menatap Gwiboon yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dari balik kaca transparan.

“Dia…”

“Ne..dia temanku pemilik kalung itu oppa”

“Gwiboon…apa yang terjadi padanya, Taeyeon-ah??”

“Bagaimana kau bisa tahu namanya..?? Kau kenal dengannya..??”

“Entahlah”

“Maksud oppa..?”

“Sudah hampir satu tahun aku mengenalnya lewat mimpi. Sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang terjadi pada Gwiboon..??”

“Satu bulan lagi sudah hampir setahun Gwiboon koma. Gwiboon mengalami kecelakaan. Ada perdarahan di otaknya yang mengakibatkan Gwiboon koma sampai sekarang”

 

“Eh..Taeyeon-ah?? Kenapa kau diluar..?? dia…nuguya??” tanya Minho oppa yang tiba-tiba keluar dari kamar rawat Gwiboon.

“Ahh…dia sepupuku, oppa” jawabku.

“Ehm…cheoneun, Kim Jonghyun imnida. Bangapseumnida…” seru Jonghyun oppa memperkenalkan diri kemudian bow.

 

 

****

 

 

Author POV 

 

 

Sudah beberapa hari ini Jonghyun selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Gwiboon sejak Taeyeon mengajaknya. Yah…hanya sekedar berdiri di depan kaca transparan yang menampakkan tubuh Gwiboon yang masih terbaring lemah diranjang kamar ICU.

 

 

Cklek

 

 

“Eoh?? Jonghyun..?? sejak kapan kau disini..?? kenapa tidak masuk ke dalam..??” seorang namja tampan bermata belo tiba-tiba membuka pintunya dan mendapati Jonghyun yang mematung memandang dongsaengnya dari balik kaca transparan itu. Tidak jadi keluar dan malah menyuruh Jonghyun untuk masuk ke dalam. Hanya diam ketika mereka berdua sudah masuk ke dalam kamar Gwiboon. Lebih memilih berkutat pada pikiran masing-masing. Entahlah! Ini sedikit canggung. Apalagi Minho yang baru mengenal Jonghyun.

 

“Ehem…kau…teman Gwiboon..??” bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada dongsaengnya.

“Mmm…mungkin. aku sendiri tidak tahu apa hubunganku dengan Gwiboon” menjawab dengan santai dan datar. Mereka berdua masih berbicara tanpa berpaling dari tubuh Gwiboon.

“Apa maksudmu..?” masih dengan posisi yang sama.

 

“Aku…mengenal dan juga bertemu dengan Gwiboon lewat mimpi” kini memilih untuk memandang namja tampan disebelahnya sembari mengerutkan alisnya. Bingungkah?? Mungkin.

“Kau pasti bingung. Pertama kali aku bertemu dengannya…saat Gwiboon berada satu bus denganku. Ekspresinya saat itu sangat dingin. Kemudian saat aku kembali dari kampus, aku bertemu dengannya lagi untuk yang kedua kalinya. Yah…mungkin Gwiboon tidak sadar saat aku terus memperhatikannya. Ketika dia akan turun, Gwiboon menabrak seseorang dan menjatuhkan sesuatu miliknya. Dan aku yang memungutnya. Ini..” menyodorkan kalung pemberian eommanya-yang notabene adalah milik Gwiboon. Minho membulatkan matanya. Ternyata kalung yang selama ini ia cari ada pada namja ini eoh??

 

“Ini…” bergumam sembari mengambil kalung milik dongsaengnya.

“Aku mengambilnya saat akan turun dari bus. Setahun yang lalu…aku bermimpi. Aku bermimpi anak kecil yang aku kenal bermain disebuah taman dengan Gwiboon. Awalnya aku menganggap mimpi ini hanya mimpi biasa. Tapi tak ku sangka…anak kecil itu juga bermimpi hal yang sama denganku. Dan sejak saat itulah aku mengenalnya. Dan mimpi it uterus berlanjut sampai…saat terakhir aku bertemu dengannya sebulan yang lalu. Aku benar-benar kaget saat melihat keadaan Gwiboon saat ini” bercerita panjang lebar dan masih menatap Gwiboon.

“Lalu…apa dimimpimu…Gwiboon tersenyum??” beralih memandang dongsaengnya sebelum bertanya pada Jonghyun.

“Yah…tentu saja. Bahkan dia sering sekali tersenyum”

 

“Benarkah..??” bertanya sembari tersenyum miris.

“Waeyeo..??” akhirnya kini tatapannya beralih pada Minho.

“Pada saat ulang tahunnya yang ke 13, Eomma kami mengalami kecelakaan pesawat saat take off menuju Seoul. Eomma sempat dilarikan ke rumah sakit. Tak beberapa lama kemudian, nyawa eomma sudah tidak tertolong lagi. Hanya aku dan appa yang pergi ke rumah sakit. Appa bahkan sempat melarangku untuk memberitahu Gwiboon. Ketika aku pulang, Gwiboon berlari ke arahku dengan tangan berdarah dan memelukku sembari menangis, kemudian pingsan. Dan sejak saat itulah dia tak pernah tersenyum lagi. Bahkan dia seperti menutup dirinya. Selalu menunjukkan ekspresi dinginnya. Tapi…perlahan…akhirnya dia bisa membuka dirinya untuk mempunyai teman” masih menatap Minho dengan tatapan yang sulit diartikan. Merasa kasiankah?? Molla.

 

Setelah bercerita, mereka berdua memilih untuk diam dan memandang Gwiboon. Hening. Tanpa mereka tahu, sepasang mata yang sedari tadi berdiri mematung di depan pintu kamar Gwiboon tengah memperhatikan mereka. Yah…lebih tepatnya mendengar pembicaraan mereka. Saat Jinki hendak masuk, dia tidak sengaja mendengarnya. Lebih memilih diam dan bersandar pada dinding sebelah pintu kamar Gwiboon. Merasa ada yang janggal ketika mendengar cerita mereka. Bukan cerita Minho. Dia sudah tahu awal mula Gwiboon bersikap dingin. Tapi…merasa janggal saat mendengar cerita Jonghyun tadi. Entahlah! Terasa enggan masuk, tapi…dia ingin melihat Gwiboon. Bukankah dia kekasihnya?? Ya! Kekasihnya.

 

 

Ceklek

 

 

“Ohh…kau sudah datang, Jinki?!” tanya Minho saat melihat Jinki membuka pintu kamar Gwiboon.

“Bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya balik Jinki seraya mendekat ke arah Gwiboon.

“Dokter Kang tadi sudah memeriksanya. Yah…keadaannya fisiknya semakin membaik” jawab Minho.

“Dia…” setelah memandang Gwiboon, Jinki langsung menoleh ke arah Jonghyun.

“Oh! Cheoneun…Kim Jonghyun imnida. Aku…teman Gwiboon”

“Ehem…cheoneun…Lee Jinki imnida”

 

 

****

 

 

[Backsound Sung Si Kyung – Dazzling Confession/ OST Queen of Reversals]

 

Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon. Sampai suatu malam, dia melihat Jinki yang tengah tertidur dengan menggenggam tangan Gwiboon.

 

 

Jonghyun POV

 

 

Saat melihat tangannya digenggam oleh tangan lain, rasanya benar-benar sakit. Entah kenapa aku selalu ingin berada seperti posisi Jinki saat ini. Yah…aku tahu Jinki adalah namjachingunya. Aku tahu dia sangat mencintai Gwiboon. Terlihat dari caranya menatap Gwiboon. Apa perasaanku sekarang sudah berubah lebih dari menyukainya?? Sepertinya memang begitu. Gwiboon…kapan kau akan bangun dan melihatku?? Aku tahu aku tidak pantas berkata seperti itu. Dan aku tahu dia sudah mempunyai Jinki. Tapi…aku selalu berharap dia bisa melihatku. Melihat perasaanku saat ini. Kugenggam kalung Gwiboon ini. Yah…aku meminta kembali kalung Gwiboon yang sudah kuberikan pada Minho. Aku ingin mengembalikannya sendiri saat Gwiboon bangun nanti.

 

 

Author POV

 

 

Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit. Dan dokter Kang yang kini tengah memeriksanya.

“Otteokae uisa..??” tanya Minho ketika dokter Kang selesai memeriksa Gwiboon.

“Respiratornya bisa dilepas hari ini. Pernafasannya sudah normal kembali. Sekarang haya tinggal mununggu Gwiboon sadar. Bersabarlah Minho. Aku permisi dulu” ujar dokter Kang sembari menepuk pundak Minho pelan.

“Ne…gamsahamnida uisa” pekik Minho sembari membungkuk pada dokter Kang.

 

 

***

 

 

Gwiboon POV 

 

 

“Gwiboonie…Boonie sayang…Bonnie…” itu suara eomma. Eomma…ya…aku yakin itu eomma. Aku terus berlari mencari eomma.

“Eomma…eomma dimana?? Eomma…” terus berlari sampai…eoh?? kenapa aku tiba-tiba ada disini?? Bukankah aku tadi…dan sekarang…aku berada di padang bunga krisan putih. Eoh?? Dari kejauhan…aku melihat sosok wanita yang tengah melambai-lambaikan tangannya padaku. Apa dia eomma??

 

“Eomma…” dia benar eomma kan??

“Eomma…” aku berlari kemudian memeluknya.

“Boonie sayang…” pelukan ini…pelukan hangat yang selama ini sangat aku rindukan. Ya Tuhan…aku mohon…hentikan waktu sekarang juga. Eomma…

 

“Boonie merindukan eomma..?”

“Eumm…jeongmal bogoshippeoyo…” mengangguk sebentar dan mengeratkan pelukanku.

“Boonie sayang eomma..?”

“Eumm…Boonie sangat sayang eomma..eomma jangan pergi lagi…”

“Anni sayang..kita duduk disana ne?” eomma menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di padang bunga krisan ini.

 

 

~

~

 

 

[Backsound If – Taeyeon SNSD]

 

Aku dan eomma hanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh kami. Tidur dipangkuan eomma, memandang hamparan bunga krisan putih kesukaan eomma yang tampak begitu indah, sembari mengelus rambutku benar-benar membuatku tenang. Andai saja waktu bisa berhenti.

 

“Boonie…”

“Ne eomma…”

“Boonie tidak merindukan Minho oppa..?”

“Sangat eomma…andai Minho oppa juga disini bersama kita ya eomma, pasti akan sangat menyenangkan”

“Kalau rindu…Boonie harus pulang ne?”

“Anni…aku ingin disini bersama eomma. Aku ingin ikut eomma..”

 

“Boonie…apa Boonie tidak kasian dengan Minho oppa? Minho oppa setiap malam selalu menangis merindukan Boonie tidak juga pulang. Apa Boonie tidak menyayangi Minho oppa??”

“Anni…aku sangat menyayangi Minho oppa, eomma. Tapi aku juga rindu eomma. Aku tidak mau berpisah dengan eomma”

“Apa Boonie ingin meninggalkan Minho oppa..? meninggalkan Appa, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun..? apa Boonie ingin meninggalkan mereka..? apa Boonie tidak menyayangi mereka..?”

 

“Eomma…hiks..hiks”

“Sssttss…uljima ne? jangan menangis sayang…nanti eomma juga ikut sedih”

“Eomma…aku tidak ingin berpisah dengan eomma lagi. Aku tidak ingin eomma pergi lagi..”

“Boonie…dengarkan eomma sayang. Eomma tidak akan meninggalkanmu. Eomma akan selalu menjagamu, eomma akan selalu mengawasimu, eomma akan selalu melihatmu, dan eomma akan selalu berada disini, dihati Boonie, ne? eomma akan selalu hidup dihati Boonie dan juga Minho oppa. Jadi…Boonie pulang ne? jangan membuat mereka khawatir. Kalau Boonie sedih, eomma juga ikut sedih. Kalau Boonie sakit, eomma juga ikut sakit. Kalau Boonie bahagia, eomma juga akan ikut bahagia. Jadi…bisakah Boonie pulang??”

 

“Eomma…”

“Eomma janji sayang. Seperti kata eomma tadi. Eomma akan selalu mengawasimu, menjagamu, melihatmu, dan juga selalu berada disisimu, ne? otte?”

“Eomma…”

“Ne…”

“Boleh aku tidur dipangkuan eomma??”

“Ne sayang…”

“Eomma…aku sangat menyayangi eomma. Sampai kapanpun hanya eomma satu-satunya eomma Gwiboon”

“Eomma juga sangat menyayangi Gwiboon melebihi apapun”

 

 

~

~

 

 

 

Author POV

 

 

Tit…Tit…Tit…

 

 

Hening. Hanya suara bunyi alat detak jantung yang memenuhi kamar rawat Gwiboon saat ini. Hanya ada seorang namja tampan yang masih setia menjaganya tanpa kenal lelah. Menggenggam tangan Gwiboon dan sesekali mengelus pipi tirus Gwiboon.

 

Namja tampan itu sedikit kaget saat merasakan tangan Gwiboon bergerak. Yah bergerak.

 

“Gwiboonie sayang…” terus memperhatikan yeoja cantik yang masih terbaring lemah itu.

Semakin lama…mata lentik itu bergerak. Sedikit demi sedikit…matanya terbuka.

“Dokter Kang…Gwiboon sadar…Gwiboon sadar dokter Kang…” panggil Minho sembari memencet tombol yang ada di kamar rawat Gwiboon untuk memanggil dokter.

 

“Boonie…Boonie…”

 

 

Tap Tap Tap…

 

 

“Minho…bisakah kau tunggu diluar? Aku harus memeriksanya dulu”

“Tapi dokter…”

“Minho…”

 

 

~

~

 

“Otteokae, uisa..?”

“Dokter Kang…bagaimana anakku?”

 

Sekarang Appa Gwiboon, Minho, Jinki, Taeyeon, dan Jonghyun sudah ada didepan kamar rawat Gwiboon. Semuanya cemas. Apa benar Gwiboon sudah sadar? Apa benar Gwiboon sudah membuka matanya?

 

“Karena terlalu lama koma, otaknya masih belum sepenuhnya sembuh. Perdarahan yang ada diotaknya sudah hilang. Gwiboon juga sudah sadar kembali. Sekarang dia sedang tidur. Otaknya masih lemah. Jadi aku sarankan, jangan membuatnya terlalu berpikir keras. Usahakan buat dia senyaman mungkin dan tidak memikirkan apa-apa dulu. Jangan mengingatkan masalah yang pernah ia alami dulu. Aku yakin Gwiboon akan segera pulih. Jadi jangan terlalu khawatir. Aku permisi dulu”

 

“Ne…gamsahamnida dokter Kang”

 

Setelah mendengar hal itu, Minho langsung menghambur masuk. Tidak peduli dengan siapapun, kecuali Gwiboon. Just Gwiboon.

 

 

 

~

~

 

 

 

Eungghhh…cahaya sedikit demi sedikit masuk kemata yeoja cantik itu. Bau obat langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumnya. Matanya pun sedikit demi sedikit terbuka. Buram. Itu hal pertama yang ia lihat saat ini. Yah…tentu saja.

 

“Boonie…kau sudah bangun, sayang?” suara bass itu…suara itu bukankah milik oppanya? Apa orang yang ada dihadapannya saat ini adalah oppanya? Matanya masih buram. Belum bisa melihat dengan jelas. Hanya sebuah gambaran yang masih samar.

 

“Oppa…” memanggil lirih. Suara Gwiboon sangat pelan tapi masih terdengar oleh Minho.

“Ne..Boonie, oppa disini, sayang” tangannya menggenggam tangan Gwiboon dan tangan satunya ia gunakan untuk mengusap rambut Gwiboon lembut.

 

Tak lama kemudian…penglihatannya sedikit beringsut normal. Sudah bisa melihat dengan jelas semuanya. Mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Melihat orang-orang yang ada dalam kamarnya. Semuanya tersenyum melihat Gwiboon sudah sadar.

 

“Oppa…aku ingin minum” suaranya masih pelan. Masih terdengar lemah.

“Pelan-pelan…” Minho menyodorkan gelas yang berisi air mineral+sedotan ke mulut Gwiboon.

 

“Boonie…kau ingat dengan mereka?”

 

Gwiboon langsung memandang mereka satu persatu. Saat mencoba mengingat, kepalanya tiba-tiba sedikit terasa pening. Memandang kembali wajah mereka satu persatu.

 

“Appa…Taeyeon…Jinki oppa…dan…dan…Jonghyun-ssi”

“Kau…ingat dengan Jonghyun?”

“Eumm…” Gwiboon hanya mengangguk lemah. Yah…ia ingat semuanya. Ingat dengan memorinya bersama Jonghyun.

 

 

 

 

1 bulan kemudian…

 

 

 

 

Semakin hari, keadaan Gwiboon semakin membaik. Otak dan tubuhnya sudah berfungsi secara normal sekarang. Yah…tapi tetap saja, yang menjaga Gwiboon tetap bergantian. Terlalu banyak orang juga tidak baik bagi kesehatan Gwiboon, kan?

 

Hening. Hanya ada Jonghyun dan Gwiboon. Karena tidak ada yang bisa menjaga Gwiboon, Minho meminta Jonghyun untuk menjaga Gwiboon. Minho dan Jinki tidak bisa karena ada ujian. Yah…mereka harus ikut ujian itu kalau mereka ingin lulus. Sudah beberapa kali mereka bolos kuliah untuk menjaga Gwiboon.

 

“Jonghyun-ssi…bisakah kita keluar? Aku sangat bosan..”

“Keluar..? kau kan masih sakit, Gwiboon. Andwae”

“Ayolah…aku mohon…aku sudah sehat. Kan ada kau yang akan menjagaku. Jadi aku tidak akan apa-apa, ne? boleh yah?”

“Huuhhh…baiklah..”

 

~~~~

 

Jonghyun dan Gwiboon duduk dibangku panjang disebuah taman yang ada dirumah sakit. Hening. Lagi-lagi hanya diam. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Hanya menikmati udara pagi yang cukup segar.

 

“Mmm…Jonghyun-ssi…bagaimana kau bisa tahu aku ada dirumah sakit?”

“Itu semua berkat Taeyeon. Karena Taeyeon, aku bisa menemukanmu”

“Taeyeon..?”

“Ne…dia adalah adik sepupuku”

 

“Ini…” Jonghyun menyodorkan sebuah kalung emas putih, dengan bandul dolphin berwarna pink berkilau. Bukankah kalung itu…Gwiboon langsung membelalakkan matanya. Sangat terkejut.

“Omo~ ini…”

“Bukankah itu kalungmu..?”

“Ne…tapi…bagaimana bisa kalungku ini ada padamu?”

“Apa kau ingat pernah naik bus?”

“Ne..”

“Waktu itu kau bertabrakan dengan seseorang ketika akan turun, bukan?”

“Ne..”

“Kalungmu jatuh dan aku mengambilnya. Besoknya aku berniat mengembalikannya padamu, tapi ternyata kau tidak naik bus itu lagi”

 

 

Grep~

 

 

“Jeongmal gomawo…hiks..hiks..gomawo” Gwiboon langsung memeluk Jonghyun sembari menangis.

“Ssstts…uljima. kenapa kau menangis? Kalung ini kan sudah ada padamu?” mengusap punggung Gwiboon. Menenangkannya agar berhenti menangis. Saat Gwiboon melepaskan pelukannya, Jonghyun langsung menghapus air mata Gwiboon dengan ibu jarinya. Huuhhh…sangat tidak ingin melihat yeoja didepannya ini menangis.

 

“Ehm…sebagai tanda terima kasih untukku…bisakah kau memanggilku oppa?? Bukankah aku lebih tua darimu, eoh?”

“Baiklah…oppa…”

 

Eoh? Jonghyun tidak salah lihat kan? Gwiboon tersenyum padanya. Senyuman manis yang ia rindukan akhirnya terlihat kembali. Senyuman manis yang membuatnya gila. Walaupun hanya seulas senyum tipis, tapi tetap saja manis. Itu adalah senyuman tulus pertama yang Gwiboon tunjukkan.

 

“Ehm…oppa…kenapa oppa tidak mengajak Min Hwa kemari? Aku ingin sekali bisa bertemu dengannya langsung”

“Kau ingat Min Hwa..?”

“Tentu saja. Bahkan aku ingat ketika kau menari saat aku dan Min Hwa menyanyikan lagu three bears”

“Eoh? Kau ingat itu??”

“Ne..emm…aku ingin melihat tarianmu lagi, oppa”

“Yaa! Kenapa harus yang itu?”

“Yah yah yah…baiklah..jangan menatapku seperti itu”

 

Jonghyun kemudian berdiri didepan Gwiboon bersiap untuk menari dan bernyanyi.

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da” meliuk-liukkan tubuhnya saat menyanyikan lagu itu. Dan demi apa itu sangat lucu, kau tahu? Bahkan Gwiboon terkekeh geli ketika melihat tarian Jonghyun yang seperti anak kecil itu. Ck~

Tanpa menghentikan gerakannya, Jonghyun benar-benar bahagia saat melihat tawa pertama Gwiboon itu.

 

“Hahaha…oppa…kau sangat lucu”

“Sudah! Kau membuatku jadi tontonan..”

“Kekeke~”

 

Tanpa Gwiboon dan Jonghyun sadari, 2 pasang mata melihat mereka. Minho dan Jinki yang tengah melihat mereka hanya bisa tersenyum. Senang akhirnya tawa itu kembali muncul. Tawa yang sangat Minho rindukan. Walaupun wajah mereka terlihat senang karena melihat tawa Gwiboon, tapi tetap saja ada perasaan sedih dihati Jinki. Kenapa bukan dia yang bisa membuat Gwiboon tertawa? Jinki yang notabene adalah namjachingu Gwiboon tapi tak pernah bisa membuat Gwiboon tertawa seperti itu. Sedangkan Jonghyun, Gwiboon hanya mengenalnya lewat mimpi.

 

 

****

 

 

“Annyeong Gwiboon-ah…” sapa seorang namja tampan di ambang pintu kamar rawat Gwiboon. Hari ini hanya ada Minho yang menjaga Gwiboon dirumah sakit.

“Annyeong oppa…” Gwiboon balik menyapa sembari tersenyum manis. Minho yang melihat kembali senyum itu juga ikut tersenyum. Sungguh. Ini sangat membuatnya bahagia. Senyum yang bertahun-tahun menghilang, sekarang kembali lagi.

 

“Hey…aku membawa seseorang untukkmu”

“Nu..”

“Annyeong eonni…eonni masih ingat aku? Aku Min Hwa..eonni sakit apa? Kenapa ada disini?” seorang anak kecil yang pernah ada dimimpi Gwiboon langsung memotong kalimat Gwiboon dan menghambur ke arahnya.

“Aigo..Min Hwa..oppa..” Gwiboon langsung memeluk Min Hwa. Matanya sampai terkaca-kaca saking terharu. Entahlah! Gwiboon merasa sangat menyayangi Min Hwa.

“Otte?? Kau senang??”

“Eumm…oppa…bolehkah aku pergi ke taman bersama Min Hwa?” mengangguk kemudian beralih menatap Minho.

“Aniyo. Kau harus banyak istirahat. Apa kau tidak mau pulang dari sini?”

“Oppa…ayolah..sekali ini..saja, ne? boleh yah?? Yah yah yah??” kembali bersikap manja. Sifat yang sangat sangat sangat Minho rindukan akhirnya kembali.

“Baiklah…”

 

 

 

****

 

 

Sudah 2 minggu ini, Jonghyun dan Gwiboon semakin akrab. Semakin lama semakin dekat. Setiap hari Jonghyun selalu datang untuk menjenguk Gwiboon.

 

 

@ taman rumah sakit

 

 

“Oppa…kenapa hari ini kau tidak mengajak Min Hwa? aku rindu dengan anak itu”

“Anni. Kalau Min Hwa kemari, kau tidak akan istirahat. Lain kali aku akan mengajakmu ke panti asuhan, ne?”

“Jeongmalyo? Tentu saja aku mau”

 

“Gwiboon…aku tahu ini mungkin terlalu cepat bagimu. Tapi aku tidak bisa memendamnya lagi”

 

Jonghyun menggenggam tangan Gwiboon yang duduk disebelahnya. Gwiboon langsung menoleh ke arah tangannya, kemudian menatap Jonghyun. Sungguh, ini membuatnya terkejut, kau tahu?

 

“Aku mencintaimu, Gwiboon. Sejak pertama kali bertemu denganmu dibus. Waktu itu kau mengambil tempat favoritku. Dan saat kau berada dalam mimpiku”

 

“Oppa…aku..”

 

“Aku tahu ini berat untukmu. Aku juga tahu kalau Jinki adalah namjachingumu. Aku mungkin tidak pantas berkata seperti ini. Tapi aku sungguh sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu, Gwiboon”

 

“Oppa…aku tidak bisa menjawabnya sekarang”

 

“Gwaenchana..aku akan menunggumu, Gwiboon”

 

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sudah mendengar semua itu. Namja tampan yang bahkan tidak mampu membuat senyum itu kembali. Sakit. Sangat sakit saat mendengarnya. Walapun ia belum mendengar jawaban dari Gwiboon, tetap saja sakit. Yah…namja yang sekarang mati-matian menahan rasa perih yang sudah menggores hatinya adalah Jinki, yang notabene adalah namjachingu Gwiboon. Akankah ia harus melepasnya? Melepas cintanya? Sungguh, ia tidak siap.

 

 

****

 

 

Hari ini Gwiboon sudah diperbolehkan untuk pulang. Minho, Mr. Kim, Taeyeon, Jinki, dan juga Jonghyun sudah berada dirumah sakit untuk menjemput Gwiboon tentunya.

==SKIP==

 

 

@ rumah Gwiboon

 

 

Semua pelayan sudah menyambut kedatangkan mereka. Rumah yang tadinya sepi, sepertinya akan menjadi ramai sekarang. Beberapa balon sudah menghiasi ruangan tengah. Yah…pesta penyambutan kecil-kecilan yang dibuat para pelayan untuk agassinya. Untuk yeoja yang begitu banyak mengalami penderitaan.

 

Hanya canda dan gelak tawa yang menghiasi rumah Gwiboon. Mereka bahagia. Sungguh moment yang belum pernah ada sebelumnya dirumah itu. Suasana yang begitu hangat.

 

“Oppa…aku ingin istirahat” Gwiboon sedikit merasa pusing. Mungkin karena teralu lelah hari ini. Minho pun memapah Gwiboon pergi ke kamarnya. Walaupun sudah beberapa minggu menjalani perawatan dirumah sakit, tetap saja ia masih harus banyak istirahat, bukan? Koma selama 1 tahun bukan waktu yang singkat.

 

 

@ balkon kamar Gwiboon

 

 

Untung saja udara malam ini tidak begitu dingin. Tapi tetap saja selimut pink bermotif dolphin menutupi tubuh Gwiboon. Gwiboon dan Minho sekarang duduk disebuah sofa yang ada dibalkon kamar Gwiboon. Gwiboon menyandarkan kepalanya ke dada bidang Minho sembari memeluknya. Minho juga memeluk Gwiboon. Huuuhhh…sungguh. Gwiboon sangat merindukan pelukan ini. Pelukan hangat dari oppanya. Pelukan hangat yang sama dengan pelukan hangat eommanya.

 

“Oppa…aku sangat sangat sangat menyayangimu”

“Na do sayang…”

 

“Oppa…waktu aku masih tidur, aku bermimpi indaaahhh…sekali”

“Mimpi apa?”

“Aku bermimpi bertemu Jonghyun oppa, Min Hwa, dan juga…eomma”

“…….”

“Terakhir saat bertemu dengan eomma, eomma menyuruhku untuk pulang. Katanya eomma sangat menyayangiku dan juga oppa”

“Ne…oppa tahu”

 

“Oppa…”

“Ne..?”

“Seminggu yang lalu Jonghyun oppa menyatakan perasaannya padaku. Aku harus menjawab apa?”

“Apa kau juga menyukai Jonghyun, heum?”

“Mollayo. Tapi saat bersamanya, aku merasa senang, oppa. Seperti tidak ada beban sama sekali”

“Itu berarti kau menyukainya..”

“Oppa…jangan memencet hidungku..ish”

 

“Oppa…aku takut Jinki oppa terluka. Aku tidak mau menyakiti Jinki oppa”

“Bicarakan baik-baik dengannya. Aku yakin Jinki akan mengerti”

“Ne..”

“Boonie…sebenarnya oppa lebih menyukai Jinki. Kau tahu? Wajah Jonghyun itu mirip sekali seperti dino. Kau yakin mau menyukai namja berkepala dino itu, eoh?Kekeke~”

“Oppa…jangan menggodaku lagi..ish”

“Hahaha…sekarang tidur, ne? bukankah kau tadi merasa pusing?”

“Ne..tapi gendong..”

“Huuhh…dasar manja!”

“Biarin..”

 

Minho pun menggendong Gwiboon ala bridal stlye menuju tempat tidur. Akhirnya sifat manja itu kembali lagi.

 

“Aigo~ sepertinya badanmu bertambah berat, Boonie”

“Ish…oppa…”

“Hahaha…ne ne. Walaupun dongsaeng oppa ini gendut…tapi tetap akan menjadi yeoja tercantik”

“Ck~ oppa…menyebalkan”

“Hahaha…sudah! sekarang tidur. Jangan marah terus, nanti dongsaeng kesayangan oppa ini jadi jelek, ne? jumuseyo, sayang chu~” menoel hidung Gwiboon, kemudian melakukan ritual yang biasa ia lakukan pada Gwiboon, yaitu selalu mencium kening Gwiboon sebelum tidur.

“Ne..Boonie sayang oppa”

 

Huuhhhh…sungguh moment yang bisa membuat semua iri jika melihat hubungan adik-kakak seperti ini. Bahkan author sekalipun juga iri melihatnya. *curcol#abaikan*

 

 

 

****

 

 

 

@ Incheon Air port

 

 

 

“Oppa…kenapa harus pergi, eoh? Hiks hiks” Gwiboon menangis dipelukan Jinki saat ini. Yah…saat ini memang Minho, Taeyeon, dan juga Jonghyun mengantar kepergian Jinki. Jinki memutuskan untuk pergi dan meneruskan studynya di Paris. Ingin segera melepaskan cinta yang bukan untuknya. Ingin segera melupakan kenangan memilukan yang ia alami. Dan mungkin ingin segera menangis jika sudah mendarat disana nanti. Ini keputusan yang sangat berat yang Jinki ambil. Setelah menimbang dan memikirkannya selama seminggu ini.

 

“Mianhae, Boonie. Maafkan oppa, ne? aku harus meneruskan bisnis appa disana. Mianhae kalau ini begitu mendadak” bohong, eoh? Yah…mana mungkin Jinki megatakan alas an yang sebenarnya, eoh? Jinki yang memaksa appanya untuk pindah ke Paris. Yah…walapun memang benar nantinya cepat atau lambat Jinki harus meneruskan bisnis appanya.

 

“Hiks hiks..oppa jahat meninggalkanku” masih terisak dipelukan Jinki.

“Mianhae Gwiboon. Mianhae. Nanti disana aku akan selalu mengirimimu email, ne?jangan lupakan aku. Aku sangat menyayangimu” sungguh. Jinki juga tidak ingin meninggalkan Gwiboon. Sangat ingin menangis ketika melihat air mata itu turun dari pipi tirusnya. Jinki melepas pelukan Gwiboon lalu berjalan ke arah Jonghyun yang tak jauh darinya.

 

“Jonghyun-ssi…aku mohon, jaga Gwiboon dengan baik, ne? aku yakin kau akan selalu menjaganya. Jangan sakiti Gwiboon. Jangan biarkan ia menangis. Jangan biarkan air mata itu menetes lagi dari matanya. Cukup ini yang terakhir. Kalau kau sampai menyakitinya, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, arasseo?” walaupun tidak ada kata putus dari mulutnya, ini sudah cukup mewakilkan semua itu. Kata-kata yang ia lontarkan untuk Jonghyun sudah cukup untuk memutuskan hubungannya dengan Gwiboon.

 

“Ne..aku tahu. Gomawo Jinki. Aku tidak akan mengecewakanmu” Jonghyun hanya bisa berterima kasih dan kemudian menepuk bahu Jinki. Sedikit memberinya semangat.

 

“Baiklah…ini sudah waktunya aku berangkat. Minho…Taeyeon…sampai jumpa..semoga kalian bisa bersama, ne?” berpelukan sebentar dengan Minho dan Taeyeon.

 

“Apa maksudmu..?” Minho mengeryitkan alisnya bingung.

 

“Hahaha…bukan apa-apa. Boonie…jaga dirimu baik-baik, ne? jangan lupa untuk membalas email dariku nanti. Ow ya! Kalau Jonghyun macam-macam denganmu, beritahu aku. Aku akan menghajarnya nanti, ara?”

“Ne..oppa..aku menyayangimu”

“Na do..samapi jumpa semua…”

 

Pada akhirnya, ia tetap harus melepaskan cintanya. Cinta yang bukan untuknya. Cinta yang hanya tertuju pada orang lain. Akankah perasaan cinta yang ia rasakan saat ini akan hilang nanti? Akankah rasa sakitnya ini juga hilang dengan sendirinya? Huuhh…molla. hanya waktu yang bisa menentukan. Hanya waktu yang bisa merubah semua itu.

 

 

 

 

THE END

 

 

 

Gimana?? ancur yah endingnya?? gantungkah?? ahh…pokoknya utang aye yg ini udah lunas..

insyaAlloh….kalo sempet aye bakaln bikin part epilognya,, tapi kalo sempet, kekeke~

 

THANKS FOR READER YANG UDAH RCL…mianhae kalo ada typo ne…

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 7 of 8

Published 8 Januari 2012 by shinhyukyung

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

 

 

 

 

Recap

 

Degh!!

Bukankah tadi malam aku juga bermimpi seperti itu?? Ya, benar! Mimpi Min Hwa sama persis dengan mimpiku semalam. Dan nama yeoja itu…Kim Gwiboon. Sekarang aku ingat. Tapi…bagaimana bisa mimpiku sama dengan Min Hwa?? Apa ini hanya kebetulan?? Yah. Ini pasti hanya kebetulan.

“Oppa…”

“Oppa…”

“Eh?? Ne..??”

“Kenapa oppa melamun..??”

“Ah! Aniyo…bagaimana kalau kita main ayunan saja??”

“Ayo…”

===============

 

 

PART 7

 

 

 

Author POV

 

 

 

6 mounths later…

 

 

 

“Pagi Boonie…oppa kembali. Hari ini oppa membawa makanan kesukaanmu. Kau suka omelet kan?? Kenapa kau tidak bangun sayang?? Apa kau tidak suka manakannya?? Baiklah…kalau Boonie bangun nanti, oppa akan menuruti semua keinginanmu. Otteokae?? Cepatlah bangun sayang. Oppa merindukan senyummu, oppa rindu sifat manjamu, oppa sangat merindukanmu, sayang” Minho masih sabar mengajak Gwiboon bicara. Sudah 7 bulan Gwiboon tak kunjung sadar dari komanya. Minho juga masih bersikap dingin terhadap Appanya. Mr. Kim sendiri juga semakin merasa bersalah. Semakin lama perasaan bersalah itu semakin dalam. Apalagi ditambah sikap Minho yang juga semakin dingin terhadapnya.

 

 

***

 

 

“Gwiboonie…malam ini, aku dan Minho yang akan menjagamu. Kali ini aku membawa beberapa cerita dongeng. Kau mau kubacakan dongeng apa?? Ada Snow White, ada Cinderella, Hansel and Gretel, Little Red Riding Hood, The Little Mermaid. Kau mau yang mana?? Mmm…bagaimana kalau Cinderella saja?? Baiklah…suatu hari….bla bla bla” *author lagi males, skip aja yah*

Jinki terus bercerita sampai akhir. Minho dan Jinki bergantian membacakan dongeng untuk Gwiboon. Jinki pun sama halnya dengan Minho. Masih dengan sabar erawat dan menjaga Gwiboon. Terkadang, Jinki juga menangis diam melihat keadaan Gwiboon saat gilirannya berjaga dengan Taeyeon.

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Annyeong Min Hwa…boleh aku ikut bermain disini??” tanyaku saat melihat Min Hwa sedang bermain ayunan di taman.

“Annyeong eonni…boleh…eonni yang mendorongku yah??” jawab Min Hwa dengan aksen anak-anaknya dan memintaku mendorong ayunannya. Kekeke~ Min Hwa lucu sekali. Aku pun mendorong pelan ayunannya.

“Kau sedang menunggu oppamu lagi..?”

“Ne..eonni”

 

 

Jonghyun POV

 

 

Eoh?? Bukankah dia yeoja itu?? Aku melihat dua orang yeoja tertawa bersama bermain ayunan. Mereka terlihat senang sekali. Aku pun menghampiri mereka.

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa sudah datang?? Oppa…sinih! kita bermain bersama disini. Oppa masih ingat Gwiboon eonni kan??”

“Baiklah…ayo kita main”

 

Setelah bermain cukup lama, aku dan Gwiboon duduk di bangku yang ada ditaman. Sedangkan Min Hwa masih asik bermain.

“Gwiboon…a…kau tinggal dimana??”

“Kau mau datang kerumahku?? Nanti, akan ku ajak kau ke rumahku. Min Hwa anak yang lucu sekali. Kau oppanya kan?? Tapi kenapa wajahmu tidak mirip dengan Min Hwa??”

“Ahahaa…kau benar. Min Hwa memang anak yang lucu sekali. Dia juga cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya, seperti denganmu. Aku dan Min Hwa bukan saudara kandung. Min Hwa tinggal di panti asuhan. Walaupun Min Hwa bukan dongsaengku, tapi aku sangat menyayanginya”

“Jonghyunie oppa, Gwiboonie eonni, ayo kita main lagi” Min Hwa menarik tanganku dan juga tangan Gwiboon. Anak ini memang hiperaktif. Aku dan Gwiboon pun bermain lagi.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Engghhh…lagi-lagi suara alarm jam ku mengganggu tidurku. Kubuka mataku perlahan. Mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku kembali ingat dengan mimpiku tadi. Dan lagi-lagi aku bermimpi yeoja itu dan Min Hwa. Apa ini memang hanya sebuah kebetulan?? Kurasa tidak. Selama 6 bulan aku terus bertemu yeoja itu didalam mimpi. Bermimpi yeoja itu lagi untuk yang kesekian kalinya. Dan mimpi itu…seakan nyata. Terasa seperti aku benar-benar mengalaminya. Apa yeoja itu hantu?? Ahh…mana mungkin. Ayolah Jonghyun…itu sangat konyol. Huuhhh…memikirkannya membuat kepalaku jadi pusing. Lebih baik aku segera mandi.

 

 

***

 

 

Sudah beberapa hari ini aku tidak mengunjungi panti asuhan. Yah…itu karena tugas kuliahku yang harus segera dikumpulkan. Lebih baik aku kesana saja.

 

 

***

 

 

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa datang?? Aku kangen Jonghyunie oppa..”

“Oppa juga rindu padamu. Hari ini oppa bawa hadiah untukmu”

“Seonmul..??”

“Eumm…tadaaaaa” ku tunjukkan sebuah boneka dolphin padanya. Raut wajahnya terlihat senang sekali. Sebelum dating ke panti asuhan, aku menyempatkan mampir ke toko boneka. Yah…Min Hwa sangat menyukai boneka. Apalagi boneka berbentuk dolphin. Ini sudah yang kesekian kalinya aku memberikannya boneka dolphin.

“Kyaaaa….kyepta. asiiikkkk…gomawo oppa”

“Bagaimana kalau kita bermain di taman belakang??”

“Eumm…”

 

 

Di taman belakang panti asuhan

 

 

Aku dan Min Hwa sekarang duduk di sebuah bangku yang ada ditaman ini. Kulihat, Min Hwa hanya sibuk memainkan bonekanya. Ck..neomu kyeopta melihat wajahnya seperti itu.

“Jonghyunie oppa…kemarin waktu oppa tidak datang, aku bermimpi lagi. Aku dan Gwiboon eonni bermain ayunan di taman. Oppa juga ada. Gwiboon eonni sangat baik, oppa”

“Jeongmalyo??”

“Ne..aku suka Gwiboon eonni, oppa. Gwiboon eonni cantik kan oppa??”

“Eumm…kau benar. Gwiboon yeppeo. Neomu neomu yeppeo. Sangat manis”

“Jonghyunie oppa juga suka Gwiboon eonni..??”

“Mungkin…ayo kita kembali. Ini sudah siang. Kkaja”

“Eum..ne”

 

 

Author POV

 

 

****

 

 

“Gwiboonie…aku datang…apa kau mendengarku?? Yaa!! Cepatlah bangun…apa kau tidak rindu padaku?? Aku sangat merindukanmu, Gwiboon. Aku, Minho oppa, Jinki oppa, Kim ahjusshi sangat merindukanmu. Apa kau juga tidak rindu mereka?? Kau tahu?? Kampus terasa sepi tanpamu. Apa kau tahu Nicole seonsaengnim?? Semakin hari dia semakin menakutkan. Kerjaannya hanya marah-marah terus. Huhhh…Gwiboon, kapan kau akan bangun??” ujar Taeyeon sembari mengusap tangan Gwiboon. Hari ini giliran Taeyeon dan Minho yang menjaga Gwiboon. Minho hanya diam memandang ke arah kaca yang mengarah keluar. Membiarkan Taeyeon terus berbicara pada Gwiboon yang masih asik tertidur. Terus seperti itu sampai beberapa jam. Sesekali Minho hanya menghela nafas berat. Hal ini benar-benar sulit untuknya. Andai eommanya masih ada, ia pasti tidak akan merasakan kesulitan seperti ini. Menghadapi hal yang benar-benar sulit memang sangat berat. Dan sekarang, hanya tinggal Gwiboon satu-satunya kekuatan yang tersisa untuknya. Hanya Gwiboon satu-satunya alasan untuk Minho bertahan, berusaha kuat dan tegar selama ini.

 

“Taeyeon-ah…sudah siang. Kau makanlah dulu”

“Oppa sendiri tidak makan??”

“Nanti saja. Kau saja duluan”

“Anni. Aku tidak akan makan kalau oppa tidak makan. Jangan menyiksa terus dirimu sendiri, oppa. Aku yakin, Gwiboon tidak akan menyukai ini. Gwiboon pasti akan sedih kalau kau terus-terusan menyiksa dirimu sendiri”

“Huuhhhh….baiklah”

“Gwiboon…tidak apa-apa kan, kalau oppa tinggal sebentar?? Oppa akan segera kembali” mengelus rambut Gwiboon kemudian mencium keningnya sebelum meninggalkannya sendirian hanya untuk makan siang.

 

Minho pun akhirnya mau untuk makan siang. Walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak berselera makan. Dia hanya berpikir melakukan ini demi Gwiboon. Tidak ingin Gwiboon sedih. Tanpa mereka tahu, tangan Gwiboon bergerak. Bergerak walaupun hanya sebentar. Bukankah ini kemajuan??

 

 

Jonghyun POV 

 

 

Yeoja itu lagi. Yeoja manis itu sedang bermain bermasa Min Hwa. Melihat tawa mereka berdua membuatku senang. Apalagi ketika melihat yaoja itu tersenyum. Ada sesuatu yang bergetar disini. Perasaan dimana ingin selalu melihat senyumannya itu. Huuhhh…membuat hati ini damai. Aku pun menghampiri mereka berdua.

“Jonghyunie oppa…oppa terlambat” Min Hwa benar-benar lucu saat mempoutkan bibirnya. Kekeke~

“Mianhae Min Hwa…aa…annyeong…Gwiboon”

“Annyeong…Jonghyun”

“Gwiboonie eonni…sinih!” Min Hwa membisikkan sesuatu pada Gwiboon. Aku hanya mengerutkan alis menatap tajam ke arah mereka berdua.

“Oppa…karena oppa terlambat, jadi oppa harus dihukum. Oppa harus menari disini. Nanti aku dan Gwiboon eonni yang mennyanyi. Tapi oppa harus lucu”

“Mwo?? Ahh…shireo! oppa terlalu tampan untuk melakukan hal itu, Min Hwa”

“Oppaaaa….”

“Lakukan saja” aigoo…melihat Gwiboon bicara padaku sembari tersenyum membuat jantungku berdegup kencang sekali. Aiihh…apa ini yang namanya cinta?? Molla.

“Ahh…ne..ne..baiklah”

 

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom”

“Yaa! Kenapa harus lagu itu??”

“Kan biar lucu, oppa”

“Huuhhh…..”

“Kita mulai dari awal eonni”

“Gomsemariga hanjib-eiss-eo…appagom eommagom aegigom…appagom-eun ttungttunghae… eommagom-eun nalssinhae…aegigom-eun neomugwiyeowo…hishuk hishuk cha-rhan-da”

 

Aiisshhh….ini sangat memalukan. Min Hwa malah tertawa melihat tarianku. Sedangkan Gwiboon hanya menahan tawa dan terus menyanyikan lagunya. >,

 

“Oppa…aku ingin ice cream” rengek Min Hwa sembari mengayunkan kakinya saat duduk dibangku taman. Huuhhh…sejak kapan anak ini jadi manja begini. Ck.. Aku hanya tersenyum semanis mungkin pada Min Hwa.

“Asiiikkk….ayo eonni”

 

Kami bertiga berjalan beriringan menuju tempat kedai ice cream. Min Hwa yang berada ditengah, menggandeng tanganku dan juga tangan Gwiboon. Min Hwa terlihat bahagia sekali.

“Jonghyunie oppa…Gwiboonie eonni…gomawo yah..Min Hwa hari ini senang…sekali. Dari dulu, Min Hwa ingin bisa berjalan menggandeng tangan appa dan eomma seperti ini…hehehe” Aku hanya diam dengan celotehannya kali ini. Yah…aku mengerti perasaannya.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Ennggghhh…kuedarkan pandanganku. Kubuka mataku perlahan. Huuhhh…hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata. Berharap mimpi itu bisa menjadi kenyataan.

 

 

***

 

 

@ bus menuju kampus

 

 

“Huuhhh…..” kuhela nafas panjang. Memandang ke arah kaca tranparan yang menunjukkan pinggiran kota. Menerawang jauh, memikirkan tentang yeoja itu. Mimpi yang hampir selalu sama. Mimpi yang terasa amat sangat nyata. Kira-kira…apa yeoja itu ada?? Sebenarnya siapa yeoja itu?? Kenapa bisa selalu ada di mimpiku?? Tapi…wajahnya sangat familiar. Apa memang aku pernah mengenalnya?? Aiisshhh…pertanyaan-pertanyaan ini selalu saja berputar diotakku. Membuatku pusing.

 

 

*****

 

 

1 mounth later…

 

 

Semakin lama, aku semakin akrab dengan yeoja itu. Setiap hari, berharap agar malam cepat tiba. Berharap agar segera bermimpi yeoja itu lagi. Aku ingin sekali bisa bertemu langsung dengannya. Semakin lama, semakin mengenal yeoja itu. Huuhh…sepertinya aku mulai menyukai yeoja itu. Apa aku gila?? Mungkin. Entahlah. Satu hal yang tak pernah kulupa darinya. Kau tahu itu apa?? Senyumannya. Senyuman yang selalu membuat jantungku berdetak cepat. Senyuman yang selalu membuat hatiku bergetar. Senyuman yang…errr…hampir membuatku gila. Hahhh…mungkin sekarang aku sudah gila dibuatnya. Ck.. ironiskah?? Menyukai seorang yeoja yang bahkan aku tak tahu dia nyata atau tidak. Molla. Mungkin hanya Tuhan yang tahu. *author juga tau*#abaikan

 

 

09.45 pm

 

 

Huuhh…terus membayangkan senyumannya saja sudah membuatku lupa waktu. Lebih baik aku tidur saja. Semoga pertemuan kali ini-walaupun hanya lewat mimpi-menyenangkan.

 

 

***

 

 

Eoh?? Kenapa aku ada disini?? Aku bukan berada ditaman, tapi disebuah jalan sepi yang dipinggirnya ada beberapa pohon sakura. Yeoja itu. Diseberang jalan, aku melihat yeoja itu duduk disebuah bangku panjang yang berada dibawah pohon sakura. Aku pun menghampiri yeoja itu dan duduk disampingnya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis.

 

 

[Backsound As One – Mi Ahn Hae Ya Ha Neun Guh Ni/OST Sassy Girl Chun Hyang]

 

 

“Oh! Jonghyun, kau sudah datang??”

Aku hanya membalas senyumnya. Beberapa detik kemudian, dia kembali mengarah melihat ke depan. Hanya menatap rerumputan yang bergerak karena angin. Diam dan tersenyum lagi. Aigoo…neomu yeppeo! Sesekali matanya terpejam, menghirup udara segar, kemudian menhembuskannya seraya membuka matanya. Aku terus memperhatikannya. Setiap kali melihat senyumannya, hatiku serasa bergetar. Jantungku berpacu dengan sangat cepat.

 

“Jonghyun…pemandangan disini indah bukan..??” dia bertanya tanpa menoleh ke arahku. Masih tetap menatap rerumputan itu. Aku pun beralih ikut mentapa ke depan.

“Ne…sangat indah”

“Aku…ingin sekali bisa kembali ke rumah. Aku sangat merindukan oppa dan juga appaku” Apa maksudnya dia ingin kembali ke rumah?? Apa selama ini dia tidak bisa pulang?? Apa dia tidak tahu jalan pulang??

“Kenapa kau tidak bisa kembali..??”

“Molla. Aku ingin tapi ada sesuatu yang menahanku untuk pergi”

 

Kami berdua kembali diam. Hening. Tak ada satupun dari kami yang bicara. Hanya suara angin yang berhembus menerpa wajah kami. Cukup lama kami diam, tapi kemudian…

“Jonghyun…bisakah kau mengunjungiku saat aku kembali nanti..??”

“Ne…” kenapa saat dia bertanya seperti itu ada perasaan kehilangan disini?? Kenapa hatiku merasa aneh??

 

“Mmm…Jonghyun…”

“Ne..??”

“Bisakah aku meminjam bahumu..??”

“Kemarilah..” Yeoja itu pun membaringkan kepalanya bersandar dibahku. Ya Tuhan…bisakah waktu berhenti sekarang?? Sangat nyaman. Ingin sekali waktu berhenti agar terus seperti ini.

 

“Jonghyun…gomawo kau sudah mau menjadi temanku selama ini. Gomawo kau sudah mau menemaniku”

“Ne…cheonmaneyo”

Kami hanya diam. Diam menikmati suasana ini. Huhh…benar-benar enggan untuk mengganti posisi ini.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

Eunnggghhh…sudah pagi. Aiisshhh…kenapa pagi cepat sekali datang sih?! Huuhh…aku pun bangun dan segera mandi.

 

 

****

 

 

Minho POV

 

 

1 mounth later…

 

 

Ya Tuhan…sampai kapan Gwiboon harus seperti ini?? Sampai kapan lagi Gwiboon akan tidur seperti ini??

“Gwiboonie…kapan kau akan bangun sayang?? Oppa merindukanmu. Apa kau tidak merindukan oppa, heum?? Oppa janji kalau Boonie bangun nanti, oppa tidak akan meninggalkanmu. Oppa tidak akan membiarkanmu sedih lagi. Oppa akan selalu menjagamu. Oppa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Bisakah kau bangun sekarang??”

 

Tes

Tes

Tes

 

Air mataku selalu saja tumpah. Rasanya benar-benar sakit.

“Minho…kau tidurlah! Ini sudah larut. Biar appa saja yang menjaga Gwiboon”

“Anni. Aku masih ingin menjaga Gwiboon”

“Minho…appa mohon. Kali ini saja biarkan appa yang menjaganya. Appa juga menyayangi Gwiboon. Appa juga ingin menjaganya sama sepertimu”

 

 

Author POV

 

 

Tak lama kemudian, Minho pun berdiri dari tempat duduknya. Masih membelakangi sang Appa.

“Hanya malam ini..!” seru Minho kemudian langsung keluar ruangan. Menunggu dan duduk didepan kamar ICU Gwiboon. Sesekali mengusap wajahnya yang kusut. Sementara sang Appa hanya diam menatap keadaan aegyanya yang tak kunjung sadar.

 

Tes

Tes

Tes

 

Semakin lama memandang Gwiboon, semakin pecah tangisan Appanya. Ck.. Ayah mana yang tega melihat anaknya terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan waktu yang cukup lama. Appanya sangat menyesal. Bahkan Mr. Kim selalu menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Gwiboon.

 

“Gwiboonie…maafkan appa. Appa sangat menyesal. Boonie bisa dengar suara appa kan?? Gwiboonie…appa tahu, appa bersalah padamu. Sangat bersalah padamu. Appa mohon, maafkan appa. Appa mohon…bangunlah sayang! Appa mohon…”

Seperti biasa, tak ada reaksi apapun. Hening. Hanya terdengar suara tangisan sang appa dan juga suara alat detak jantung Gwiboon.

 

“Gwiboonie…appa mohon, bangunlah sayang. Apa Gwiboonie tidak menyayangi appa lagi?? Apa Gwiboonie tidak menyayangi Minho lagi..?? apa Gwiboonie tidak kasihan dengan Minho yang selalu menangisi adiknya, menangisi Gwiboon??”

“Boonie…appa berjanji padamu. Appa akan melakukan apapun yang kau minta, sayang. Apapun itu. Appa berjanji tidak akan menikah lagi. Appa janji…appa akan selalu meluangkan waktu untukmu, sayang. Jadi…bangunlah, nak. Appa mohon sayang…”

 

Omona…sepertinya Gwiboon mendengar ucapan sang appa. Tangan Gwiboon bergerak sedikit, saat tangannya digenggam oleh sang appa. Mungkinkah Gwiboon mendengarnya?? Molla. Mr. Kim kaget dan kemudian langsung berteriak memanggil nama Minho dan menekan tombol yang ada dikamar itu untuk memanggil dokter.

 

“Omo!! Gwiboon…MINHO…CEPAT KEMARI…MINHO…”

 

Minho yang mendengar teriakan dari sang appa langsung masuk dengan wajah yang…mungkin bisa dibilang khawatir.

“Waeyo appa?? Ada apa??”

 

 

Tap…Tap…Tap…

 

 

“Ada apa??” tanya dokter Kang yang memang saat itu sedang bertugas dan juga dia adalah dokter keluarga Kim.

“Tangan Gwiboon…tangannya bergerak. Tadi tangan Gwiboon bergerak, dokter Kang!” jawab Mr. Kim seraya memandang Gwiboon. Dokter Kang pun kemudian langsung memeriksa keadaan Gwiboon. Sedangkan Minho hanya bergumam memanggil nama Gwiboon sembari menatap Gwiboon dan tersenyum. Tanpa terasa, air mata itu turun dari mata belo yang dimiliki namja tampan itu. Bukankah ini awal yang bagus??

 

 

Keesokan harinya

 

 

Semenjak tadi malam, Mr. Kim dan juga Minho sama sekali tidak bisa tidur. Terus menjaga Gwiboon yang memang mungkin sedikit ada kemajuan. Yah…walaupun hanya sedikit, tapi itu sangat berarti untuk mereka. Mereka yang sangat menyayangi Gwiboon.

 

 

Minho POV

 

 

Gwiboonie…oppa senang. Oppa sangat senang sekali. Dokter Kang bilang…ini kemajuan untukmu, sayang.

 

 

Flashback

 

“Otteokae, dokter Kang..?? bagaimana keadaan Gwiboon sekarang..??” tanya appa.

“Bisa dibilang, ini kemajuan untuk Gwiboon. Sepertinya, perdarahan yang ada di otaknya sudah mulai mengecil. Sarafnya sudah mulai sedikit merespon. Paru-parunya juga sudah kembali normal. Selang pernafasannya juga bisa diganti. Aku akan memeriksanya lagi besok pagi. Mr. Kim…Minho…teruslah berdoa. Aku yakin, sebentar lagi Gwiboon akan segera sadar” ujar dokter Kang kemudian pergi.

 

Flashback End

 

 

Benarkah ini sayang?? Ya Tuhan…terima kasih. Yah…aku yakin Gwiboon akan segera sadar. Gwiboonie…oppa akan menunggu sampai hari itu tiba.

 

 

*****

 

 

Jonghyun POV

 

 

Sudah satu bulan ini aku tidak bermimpi tentang yeoja itu lagi. Waeyo?? Bukankah dulu aku selalu bermimpi tentangnya?? Saat itu…saat dimana hanya ada aku dan yeoja itu dimimpiku, itu adalah mimpi terakhir. Apakah mimpi itu sebuah perpisahan?? Aku mulai merindukannya. Aku sangat rindu dengan senyumnya. Senyum yang membuatku tergila-gila padanya. Yah…walaupun aku tahu ini tidaklah nyata.

 

 

Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt…

 

 

Eoh?? Tumben anak ini menelponku. Segera kuangkat telponnya.

“Yeoboseyo…”

“Yeoboseyo oppa..”

“Ada ada kau menelponku..?”

“Nanti aku akan ke apartemenmu”

“Geuraeyo…aku harus pergi ke kampus. Bye”

 

 

Author POV

 

 

“Aisshhh…aku belum selesai bicara sudah ditutup” gerutu Taeyeon kesal sembari melutup ponselnya.

“Waeyo Taeyeon-ah..??” tanya Minho ketika keluar dari kamar Gwiboon dan tidak sengaja mendengar umpatan Taeyeon.

“Ah..anni. oppa mau kemana..?” jawab Taeyeon gugup.

“Aku mau keluar sebentar. Tolong jaga Gwiboon”

“Ne..”

 

 

***

 

 

Taeyeon POV 

 

 

Ting Tong…Ting Tong…Ting Tong…

 

 

Cklek

 

 

“Kau sudah datang rupanya..?! masuklah!” seru Jonghyun oppa menyuruhku masuk ke apartemennya.

“Eomma menyuruhku untuk mengantarkan ini padamu. Eomma juga menanyakanmu, kenapa kau sekarang jarang sekali mampir ke rumah” pekikku kemudian duduk di sofa miliknya setelah memberikan beberapa buah pemberian eommaku. Jonghyun oppa adalah sepupuku.

“Ahh..sampaikan terima kasihku untuk bibi. Akhir-akhir ini aku sibuk, Taeyeon-ah!”

“Apartemenmu tak ada yang berubah dari terakhir kali aku kemari”

“Ne..kau mau minum apa..??”

“Terserah oppa saja”

 

Terakhir ke apartemen Jonghyun oppa waktu ujian kelulusan dulu. Huhh…sudah lama sekali. aku pun berjalan masuk ke kamar Jonghyun oppa.

“Tidak ada yang berubah disini” gumamku seraya melihat ke seluruh kamarnya.

“Eoh?? Kau disini rupanya”

“Kamarmu tidak ada yang berubah oppa”

“Yah…bagaimana keadaan bibi..??”

“Eomma sehat..”

 

Saat aku melihat ke mejanya…tiba-tiba mataku berhenti menatap sesuatu. Bukankah itu…

Tapi…bagaimana bisa ada disini??

“Oppa…ini…”

“Eoh?? Ohh…itu kalung seseorang. Waeyo..??”

“Bagaimana bisa kalung ini ada disini oppa..??”

“Ehh…kau tahu siapa pemilik kalung itu..?? dua tahun yang lalu ada seorang yeoja yang menjatuhkan kalungnya di bus yang selalu ku naiki. Dan itu juga terakhir kalinya aku melihat yeoja itu. Aku tak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Kau mengenal yeoja itu..??”

“Omona…yeoja itu temanku oppa. Dia selalu mencari kalung ini tapi tak pernah ketemu. Dan ternyata oppa yang menemukan kalungnya. Ck..”

“Jadi…kau tahu dimana alamat yeoja itu?? Aku ingin mengembalikannya”

“Kkaja”

 

 

 

TBC

 

 

gimana?? makin gaje kan?? makin ancur yah??

thanks for reader yang setia RCL…

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 6 of 8

Published 29 Desember 2011 by shinhyukyung

 

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

A.N                      : Disini Jonghyun, Minho, dan Jinki aku buat seumuran!!

 

 

 

 

Recap

 

“Gwiboon mengalami cidera kepala berat. Dan itu disebabkan terutama oleh adanya perdarahan di otaknya yang menimbulkan tekanan pada otak hingga Gwiboon mengalami gangguan kesadaran. Kita juga perlu melakukan CT Scan untuk melihat besar kecilnya perdarahan tersebut. Dan…aku juga tidak bisa memastikan kapan Gwiboon akan sadar” ujar dokter Kang.

“Jadi…Gwiboon akan koma??” tanya Minho lirih dengan suara gemetar. Mendengar penjelasan dari dokter keluarganya tadi seperti mendengar petir(?) yang menyambarnya.

“Lakukan apapun untuk kesembuhan Gwiboon, dokter Kang..! berapapun biayanya tidak masalah asalkan Gwiboon bisa sembuh”

“Ne…”

 

 

****

 

 

Keesokan harinya

 

 

Sekarang Gwiboon sudah dipindahkan ke ruang ICU VVIP. Untunglah kali ini suster sudah memperbolehkan mereka masuk. Hanya Minho dan Jinki yang masih berada di rumah sakit. Minho dan Jinki sudah menyuruh Taeyeon untuk pulang karena sudah ada mereka yang akan menjaga Gwiboon. Sedangkan mr. Kim, dia pergi karena harus menghadiri rapat direksi yang sangat penting bagi perusahaannya.

===============

 

PART 6

 

 

 

 

Minho POV

 

 

Sekarang aku hanya bisa memandangi Gwiboon yang terbaring lemah tak berdaya diranjang rumah sakit. Hidupnya kini bertopang pada selang pernafasan yang masuk ke dalam mulutnya. Melihat selang infuse yang menghiasi tangannya, serta alat pendeteksi(?) jantung yang menempel pada tubuhnya membuat hatiku seperti ditusuk ribuan pisau. Sangat menyakitkan. Eomma…mianhaeyo!! Mianhae aku tidak bisa menjaga Gwiboon dengan baik, eomma. Seandainya saja Gwiboon tidak mendengar semua itu, seandainya saja aku bisa lebih cepat mengejar Gwiboon, ini semua tidak akan terjadi. Sudah semalaman aku dan Jinki masih terjaga. Berharap Gwiboon akan segera sadar.

 

“Minho…bagaimana keadaan Gwiboon??” tanya seseorang sembari mendekat ke arahku. Aku tak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba tangan orang itu mengarah pada tangan Gwiboon.

“Jangan sentuh Gwiboon..!!” seruku seraya menepis tangan orang itu yang hampir menyentuh tangan Gwiboon.

“Apa yang kau lakukan..?” tanya orang itu.

“Tidak cukupkah bagi appa sudah membuat Gwiboon seperti ini..?! kalau saja appa tidak mengatakan hal itu, kalau saja appa bisa menahan kabar itu, Gwiboon tidak akan disini sekarang. Apa kau tahu..? senyum Gwiboon baru saja kembali. Semenjak kematian eomma, Gwiboon tak pernah tersenyum lagi. Dan sekarang, kau sudah merenggut senyumannya itu. Tidak bisakah appa membuat Gwiboon bahagia sedikit saja..?!” ujarku pada orang itu. Ya…orang itu adalah appa. Saat mengatakan itu semua, air mataku sudah tak bisa kubendung lagi.

 

“Minho…mianhae! maafkan appa…” pekik appa.

“Jangan minta maaf padaku..!! yang berhak menerima permintaan maafmu hanyalah Gwiboon..!!” seruku seraya mengusap air mataku.

 

 

***

 

 

Siang ini Gwiboon akan melakukan tes CT Scan untuk melihat besar kecilnya perdarahan yang ada diotaknya. Aku, Jinki, dan juga Appa menunggu di depan ruangan yang memang khusus untuk tes CT Scan. Setelah selesai melakukan CT Scan, Gwiboon dibawa kembali ke ruang ICU. Aku dan Appa menuju ruangan dokter Kang, sedangkan Jinki menjaga Gwiboon.

“Jinki…jaga Gwiboon dulu. Aku mau menemui dokter Kang..!”

“Ne…kau harus kuat dan tegar Minho..! aku yakin Gwiboon pasti sembuh..!! optimislah..”

“Gomawo, Jinki”

 

 

***

 

 

Sekarang aku dan Appa sudah berada di ruangan dokter Kang untuk melihat hasil tes CT Scan Gwiboon. *anggap aja hasil tesnya cepet jadi*

“Bagaimana dokter..?” tanya Appa.

“Perdarahan otak adalah pecahnya pembuluh darah diotak. Kesembuhannya tergantung dari besarnya volume perdarahan, lokasi perdarahan, dan juga penyebabnya. Perdarahan otak umumnya akan diserap sendiri. Yang menjadi masalah adalah daerah otak yang mati karena tidak dapat suplai darah. Bisa diatasi dengan obat-obatan atau operasi. Dan…besar volume perdarahan yang ada di otak Gwiboon cukup besar. Jika dilakukan operasi, itu akan sangat membahayakan keadaan Gwiboon. Jalan kesembuhan satu-satunya untuk Gwiboon hanyalah dengan obat-obatan. Aku tidak tahu berapa lama hal ini akan berlangsung” ujar dokter Kang. Ya Tuhan…kenapa semua ini harus terjadi pada Gwiboon?? Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk Gwiboon?? Aku benar-benar tidak berguna.

“Jadi maksudmu…Gwiboon selamanya Gwiboon akan tetap koma? begitu??” tanya appa.

“Aku tidak bisa memprediksi kapan Gwiboon akan bangun dari komanya. Selama perdarahan di otaknya itu belum menghilang, Gwiboon akan terus seperti itu” jawab dokter Kang.

“Aa…satu lagi. Dalam keadaan vegetatif, telinga masih dapat digunakan pasien untuk mendengarkan orang sekitarnya.  Lebih jauh lagi, ketika kita meminta pasien untuk membayangkan dirinya sedang melakukan sesuatu, bagian otak yang mengatur gerak motor menjadi aktif. Jadi, aku sarankan agar kalian mengajaknya bicara. Atau ajak dia membayangkan sesuatu. Itu bisa membantunya agar terdorong muncul keinginan untuk sembuh” ujar dokter Kang sekali lagi.

“Bisakah kau menyembuhkannya, dokter..?! aku mohon…sembuhkan Gwiboon…aku mohon” pekikku memohon pada dokter Kang. Ya Tuhan…

“Mianhae Minho. Aku tidak bisa membantumu banyak. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk Gwiboon. Karena itulah, jangan lelah untuk tetap memberinya semangat. Aku yakin Gwiboon akan segera bangun”

 

 

****

 

 

Keesokan harinya

 

 

“Minho…lebih baik kau pulang saja dulu. Istirahatkan tubuhmu. Kau sudah dua hari tidak tidur” seru Jinki menyuruhku untuk pulang dan istirahat. Mana mungkin aku bias istirahat kalau Gwiboon masih dalam keadaan begini??

“Aniyo! Aku ingin menjaga Gwiboon disini..! kau saja yang pulang dan istirahat!” kataku seraya menggenggam tangan Gwiboon.

“Kau harus istirahat! Lagi pula disini masih ada aku dan juga Kim ahjusshi! Kalau kau sakit bagaimana..?” bujuk Jinki seraya memegang pundakku.

“Geunde…” belum selesai aku bicara appa sudah memotong.

“Sudahlah Minho!! Biar appa dan Jinki yang menjaga Gwiboon disini..! kau harus istirahat!” sahut appa.

“Geuraeyo…Jinki…kalau Gwiboon bangun, segera telpon aku, ara!!” seruku.

“Arasseo…” jawab Jinki.

“Gwiboonie…oppa akan segera kembali” kataku sembari mengecup kening Gwiboon. Aku tidak mau sakit saat Gwiboon bangun nanti.

 

 

****

 

 

Author POV 

 

 

Sudah dua minggu berlalu, tapi Gwiboon masih tetap tidur. Masih enggan untuk bangun kembali. Sesekali, Minho menyuruh Jinki dan juga Taeyeon untuk pulang dan istirahat.

 

 

 

1 mounth later…

 

 

 

Satu bulan telah berlalu dengan cepat. Tapi Gwiboon masih tetap enggan untuk bangun dari tidur panjangnya. Minho, Jinki, Taeyeon, dan juga Appanya terus dengan sabar menunggunya sadar dari komanya. Malam ini, giliran Minho dan juga Taeyeon yang menjaga Gwiboon.

“Taeyeon…kau tidur saja duluan. Biar aku yang menjaga Gwiboon!!” seru Minho menyuruh Taeyeon untuk segera tidur di sofa yang ada dikamar rawat Gwiboon.

“Aniyo…aku belum lelah. Aku akan menemanimu dulu. Bagaimana kalau kita membacakan dongeng?? Bukankah Gwiboon sangat menyukai dongeng..??” tanya Taeyeon kemudian mendekat ke arah kursi Minho.

“Kau membawa buku dongeng..??” tanya Minho balik seraya melihat ke arah Taeyeon.

“Ne…aku membawa beberapa cerita dongeng. Sekarang biarkan aku yang membacakan dongengnya. Giliran oppa nanti setelah aku selesai membacanya. Aku yakin, Gwiboon pasti mendengarnya. Iya kan, Gwiboon..?”

 

Saat membacakan dongeng itu, sesekali Taeyeon menguap karena lelah dan mengantuk. Tapi dia tetap ingin menyelesaikan ceritanya. Minho yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis. Setelah selesai bercerita, Minho langsung menghampiri Taeyeon yang sedang duduk menggantikan tempatnya tadi.

“Istirahatlah..!! sekarang giliranku bukan..?!”

“Ne…huaammzzz”

 

Saat ini Minho hanya memandangi wajah Gwiboon. Tak lama kemudian, Minho melihat kebelakang. Dan ternyata Taeyeon sudah terlelap tidur. Minho hanya tersenyum tipis saat melihat Taeyeon tadi.

 

“Lihat Gwiboon…banyak yang menunggumu untuk bangun”

“Gwiboonie…apa kau ingat saat kita bermain bersama eomma ditaman bermain dulu?? Kau menangis saat terjatuh dari ayunan, kemudian eomma langsung mengobati lututmu”

“Apa kau ingat?? Setelah terjatuh kau merengek agar oppa menggendongmu. Dan saat oppa sudah menggendongmu, kau tersenyum senang”

“Kau ingat waktu kita masih kecil dulu sering bermain di dapur menemani eomma membuat kue?? Waktu itu kau tidak sengaja menumpahkan tepung dan mengenai wajah juga rambutmu. Kemudian kau menangis karena aku menertawaimu, hahaha”

“Boonie…oppa mohon…cepatlah bangun dari tidurmu. Oppa tidak mau kehilangan orang yang oppa sayang untuk yang kedua kalinya”

“Gwiboonie…hiks..hiks”

Lagi-lagi Minho menangis sembari menggenggam tangan Gwiboon. Kembali menangis meratapi nasib yeodongsaengnya itu.

 

 

Gwiboon POV

 

 

Putih?? Aku berada diruangan serba putih. Ruangan apa ini??

“Oppa…Minho oppa…” panggilku terus sembari berjalan tak tentu arah. Aku tidak tahu ruangan apa ini. Aku terus memanggil manggil Minho oppa. Kenapa hanya ada aku sendiri disini?? Aku terus saja berjalan, berjalan tanpa henti. Sampai akhirnya, aku berada disebuah taman. Tak lama kemudian, aku melihat seorang anak kecil yang duduk sendirian di bangku taman. Anak kecil itu hanya menundukkan kepalanya sembari memainkan kakinya yang menggantung di bangku taman. Mengayunkan kakinya ke depan dan kebelakang bergantian. Aku pun menghampiri anak kecil itu.

 

“Annyeong…kenapa kau duduk sendirian disini??”

Anak kecil itu kemudian mendongak dan tersenyum padaku. Saat aku melihat senyumnya, rasanya damai. Anak kecil itu kembali memainkan kakinya. Aku pun duduk disebelah anak kecil itu.

“Kau menunggu seseorang disini??”

“Ne..”

“Menunggu appa dan eommamu??”

“Aniyo…aku menunggu Jonghyunie oppa”

“Bagaimana kalau kita bermain ayunan sambil menunggu sampai oppamu datang..??”

“Eum…”

“Namamu siapa..?”

“Jung Min Hwa…eonni??”

“Namaku Kim Gwiboon”

 

 

Jonghyun POV

 

 

Aku melihat seorang yeoja sedang bermain dengan Min Hwa. Min Hwa terlihat senang sekali. Dan yeoja itu…siapa yeoja itu?? Wajahnya sangat familiar. Wajahnya benar-benar tidak asing bagiku. Ku hampiri Min Hwa dan yeoja itu.

“Min Hwa…”

“Jonghyunie oppa…” Min Hwa berlari ke arahku sembari memelukku erat.

“Oppa…hari ini aku dapat teman baru, namanya Gwiboon eonni”

“Dia..??”

“Ne..ayo oppa, aku kenalkan dengan teman baruku” Min Hwa menyeretku ke arah yeoja itu. Melihat wajah yeoja itu dari jarak dekat…neomu yeppeo. Yeoja itu benar-benar cantik dan manis.

“Min Hwa…ini oppamu??” tanya yeoja itu seraya berjongkok, menyetarakan dengan tubuh Min Hwa yang masih kecil.

“Ne, eonni..! oppa…ayo bicara!” jawab Min Hwa kemudian menyuruhku untuk berbicara.

“Annyeong haseyo…cheoneun Kim Jonghyun imnida, manaseo bangapseumnida” kataku memperkenalkan diri.

“Annyeong haseyo…cheoneun Kim Gwiboon imnida, bangapseumnida” kata yeoja itu sembari tersenyum manis. Aigoo…senyumnya itu benar-benar membuatku seakan meleleh.

 

 

Tit…Tit…Tit…Tit…Tit…

 

 

“Nngghh…” aku mengerang ketika cahaya masuk ke mataku. Aiisshhh…sepertinya sudah pagi. Kubuka mataku perlahan. Kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan dan menunggu sampai semu nyawaku kembali. Aku mengernyitkan alisku heran. Bukannya aku berada ditaman bersama Min Hwa dan juga…yeoja itu. Yeoja manis yang bernama…kalau tidak salah namanya Kim Gwi…Gwi…Gwi apa ya?? Aiiisshhh…>.< mimpiku kali ini benar-benar aneh, tapi terasa sangat nyata.

 

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, aku pun bergegas untuk pergi ke kampus. Hari ini ada kuliah pagi.

 

 

***

 

 

Selesai kuliah, seperti biasa aku pergi ke tempat favoritku, panti asuhan. Naik bus dan duduk ditempat biasa. Saat perjalanan kesana, aku hanya melihat ke arah kaca. Menatap kosong hamparan(?) toko yang berjejer-jejer. Aku memikirkan mimpiku semalam. Yeoja itu. Kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya?? Kenapa rasanya aku ingin sekali bertemu dengannya lagi?? Huhhh…mimpi ini membuatku pusing jika memikirkannya. Bus berhenti dan aku pun turun dari bus.

 

 

Di panti asuhan

 

 

Setelah bermain bersama anak-anak, aku duduk di bangku kursi yang ada ditaman panti asuhan ini. Tiba-tiba ada seorang anak kecil menghampiriku kemudian duduk bersebelahan denganku dengan membawa boneka taddy bear kesukaannya. Boneka permberianku dulu waktu pertama kali melihat anak ini. Aku hanya tersenyum melihat anak ini.

“Oppa kenapa duduk sendirian disini..??” tanya anaka kecil itu.

“Oppa hanya ingin duduk-duduk saja disini. Kau sendiri kenapa tidak bermain bersama teman-temanmu, heum??” jawabku dan balik bertanya padanya.

“Min Hwa capek, oppa. Ow ya! Min Hwa tadi malam bermimpi mendapat teman baru oppa”

“Benarkah..?? siapa namanya..??”

“Namanya Gwiboon eonni, oppa. Dia cantik sekali. Dia juga baik oppa. Ow ya! Dimimpi Min Hwa…oppa juga ada. Min Hwa menunggu oppa di taman, tapi oppa lamaaa sekali datangnya. Untung saja ada Gwiboon eonni yang menemaniku. Hehehehe”

 

 

Degh!!

 

 

Bukankah tadi malam aku juga bermimpi seperti itu?? Ya, benar! Mimpi Min Hwa sama persis dengan mimpiku semalam. Dan nama yeoja itu…Kim Gwiboon. Sekarang aku ingat. Tapi…bagaimana bisa mimpiku sama dengan Min Hwa?? Apa ini hanya kebetulan?? Yah. Ini pasti hanya kebetulan.

“Oppa…”

“Oppa…”

“Eh?? Ne..??”

“Kenapa oppa melamun..??”

“Ah! Aniyo…bagaimana kalau kita main ayunan saja??”

“Ayo…”

 

 

TBC

 

 

Gimana??? pasti tambah ancur ya???

aigoo…mianhae yah kalo ceritanya jadi begini,,

mianhae yah…kalo penjelasan medisnya aneh,,

maklum…nggak terlalu paham masalah medis,,kekeke~

and mian juga kalo banyak typo disini…

 

JUST KEEP RCL…. and thanks for reading…^^

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 5 of 8

Published 29 Desember 2011 by shinhyukyung

 

Semoga kalian suka dengan ff q yg tambah ancur ini…

bagi yang nggak suka nggak usah dibaca!! NO BASH….AND DON’T BE SILENT READER..!!

 

Happy reading chingudeul…… ^o^

 

 

Author                 : Shin Hyu Kyung

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

A.N                      : Disini Jonghyun, Minho, dan Jinki aku buat seumuran!!

 

 

 

 

Recap

 

Jonghyun POV

 

“Huhhh…..” kuhela nafas saat memandangi kalung dolphin milik yeoja itu. Sudah 1 bulan kalung ini berada padaku. Apa yeoja itu mencari kalung miliknya ini ya?? Ya! Pasti dia mencarinya tapi tidak ketemu. Semenjak aku memungut kalung ini, aku tak pernah melihat yeoja itu lagi di bus. Aku ingin mengembalikan kalung ini padanya tapi tidak pernah bertemu dengannya. Ku gantung kembali kalung ini di leher(?) lampu yang ada di meja belajarku.

 

=================

 

PART 5

 

 

 

****

 

 

1 years later………

 

 

Minho POV

 

 

Tahun ini Gwiboon sudah memasuki bangku kuliah. Dan tentu saja Gwiboon satu kampus denganku dan juga Jinki. Aku rasa, senyum Gwiboon sudah kembali. Sifat manjanya juga sudah kembali. Ya…walaupun tak semanja dulu. Gwiboon juga sudah mulai membuka diri. Tapi terkadang, aku melihatnya melamun. Yah…mungkin karena kalung pemberian eomma itu hilang.

 

 

Jinki POV

 

 

Sudah satu tahun lebih aku dan Gwiboon berpacaran. Tapi…kenapa aku masih merasa hati Gwiboon seperti bukan untukku. Walaupun Gwiboon sudah menjadi yeojachinguku, tapi tetap saja hatinya masih tertutup untukku. Gwiboon belum seutuhnya menjadi milikku. Gwiboon…aku tidak akan menyerah sebelum mendapatkan hatimu.

 

 

Gwiboon POV

 

 

Huhh….akhirnya aku bisa masuk dikampus yang sama dengan Minho oppa dan Jinki oppa. Aku senang sekali bisa kuliah disini. Sekarang aku sudah bisa membuka diri untuk orang lain. Aku senang bisa merasakan mempunyai seorang teman.

“Gwiboonie…” panggil seorang yeoja sembari menghampiriku yang sedang duduk di taman yang ada dikampus.

“Ahh…Taeyeon” seruku saat melihat sahabatku yang bernama Lee Taeyeon. Saat bersama Taeyeon, aku merasa nyaman berteman dengannya.

“Aku mencarimu ternyata kau ada disini..” kata Taeyeon seraya duduk disebelahku.

“Mencariku..? ada apa..?”

“Aku bosan..! sekarang aku tidak ada kelas..! bagaimana kalau kita ke kantin..?!”

“Joayo..lagi pula aku juga tidak ada kelas. Kkaja!!”

 

 

Di kantin kampus…

 

 

Aku menyeruput stawbery milkshake yang kupesan. Sedangkan Taeyeon memesan moccacino. Umurku dengan umur Taeyeon hanya selisih dua bulan, tapi gayanya sekarang yang sedang menyeruput moccacinonya terlihat lebih dewasa dariku.

“Taeyeon-ah…”

“Ne..?”

“Apa kau pernah melihat kalung ini..?” kuperlihatkan fotoku yang masih memakai kalung itu. Walaupun sudah 1 tahun berlalu, aku masih tetap mencarinya.

 

“Aniyo..sepertinya tidak pernah! Waeyo..?? kalungmu hilang..??”

“Ne..kalung itu hadiah terakhir yang eomma berikan padaku”

“Bagaimana bisa hilang..?”

“Entahlah. Aku sudah mencarinya disemua tempat, tapi hasilnya nihil. Sudah 1 tahun aku mencarinya tapi tetap tidak ketemu”

“Mwo?? Selama itu??”

“Ne…”

Taeyeon hanya diam. Apa dia bingung? Ya…mungkin saja. Mungkin Taeyeon bingung mau memberiku solusi seperti apa. Biasanya setiap kali aku ada masalah, Taeyeon selalu bisa memberiku solusi yang tepat. Huhh…aku sendiri saja bingung harus mencarinya dimana. Bayangkan saja! Semua teman kelasku juga sudah aku tanyai. Huhhhhh…Tuhan…kapan kalung itu akan kembali padaku??

 

 

Author POV

 

 

“Aiihhh…lihat! wajahmu kalau ditekuk seperti itu kelihatan jelek..” ejek Taeyeon pada Gwiboon.

“Annyeong…” sapa seorang namja bermata sipit dan bergigi seperti kelinci menghampiri Gwiboon dan Taeyeon. Gwiboon langsung mendongak, melihat namja itu.

“Ahh…annyeong Jinki oppa..” sapa Taeyeon.

“Gwiboon…sekarang kau ada waktu kan..?” tanya Jinki sembari mengambil kursi untuk duduk dekat Gwiboon.

“Ne…memang ada apa?” jawab Gwiboon datar.

“Ayo..ikut aku!! Bye Taeyeon…” seru Jinki seraya menarik tangan Gwiboon pergi.

“Yaa!! Oppa…apa yang kau lakukan? Taeyeon…” teriak Gwiboon seraya melihat ke arah Taeyeon.

“Selamat bersenang-senang ya…” balas teriak Taeyeon seraya melambaikan tangannya dan tersenyum pada mereka.

 

 

***

 

 

“Oppa…kita mau kemana??” tanya Gwiboon seraya melihat jalanan dari kaca mobil.

“Ke taman hiburan” jawab Jinki singkat seraya menyunggingkan seulas senyum disalah satu sudut bibirnya.

 

 

***

 

 

“Gwiboon mana??” tanya seorang namja pada Taeyeon.

“Oh! Minho oppa…baru saja Gwiboon pergi bersama Jinki oppa” jawab Taeyeon kemudian menyeruput moccacinonya.

“Aisshhh…anak itu! Membawa Gwiboon tidak memberitahuku dulu..!!” gumam Minho seraya duduk di kursi yang diduduki Gwiboon sebelumnya.

“Kau itu terlalu protective terhadap adikmu sendiri. Bukankah sudah ada Jinki oppa yang menjaganya..? Jinki oppa kan namjachingunya, oppa!” ujar Taeyeon.

“Ahh…kau tidak mengerti Taeyeon…!”

 

 

***

 

 

“Bagaimana kalau kita naik itu..??” tanya Jinki seraya menunjuk ke arah giantloop.

“Anni…aku tidak mau” jawab Gwiboon seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Waeyo..?? kau takut..?”

“Ne…”

“Hahaha…geuraeyo. mmm…bagaimana kalau ice skating??”

“Boleh…”

 

Jinki dan Gwiboon pun akhirnya pergi ke arena ice skating. Setelah memakai sepatu ice skating, Jinki menuntun Gwiboon sampai ke tepi arena ice skating.

“Gwiboonie…lihat ini..!” seru Jinki yang kemudian memperagakan beberapa gerakan ice skating. Gwiboon hanya tersenyum ketika melihat Jinki melompat dan berputar layaknya seorang pemain ice skating yang sudah professional.

 

 

Jinki POV 

 

 

Huuhhh…lelah juga bermain ice skating. Setelah beraksi(?) didepan Gwiboon, akupun menghampirinya.

 

 

Brukkk

 

 

Aisshhh…pantatku sakit. Saat akan menghampiri Gwiboon yang berada di tepi arena ice skating, tiba-tiba seseorang menabrakku. Alhasil, aku jatuh dan pantatku sekarang sakit.

“Gwaenchanayo, oppa??” tanya Gwiboon sembari membantuku berdiri.

“Ahh…gwaenchana” jawabku seraya berusaha berdiri.

“Hahahaha…kau lucu sekali oppa” Gwiboon tertawa. Terlihat sekali kalau tawanya tadi seperti dipaksakan. Tapi aku tetap senang. Yah…setidaknya Gwiboon sudah mau tertawa.

==SKIP==

 

Setelah berjam-jam ditaman hiburan, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah malam. Karena aku tahu Minho pasti akan marah karena aku telah membawa Gwiboon tanpa sepengetahuannya, jadi aku mengantar Gwiboon hanya sampai depan rumahnya saja.

“Oppa..tidak masuk dulu..??” tanya Gwiboon saat berada didepan rumahnya.

“Aniyo…sampaikan saja salamku untuk Minho” jawabku.

“Joayo…Jal gaseyo, oppa” pekik Gwiboon kemudian berjalan masuk.

“Aa…Gwiboon, jamkanman!” seruku seraya berlari kecil menghampiri Gwiboon yang sudah hampir membuka gerbang rumahnya.

“Ne..?” Gwiboon membalikkan tubuhnya ke arahku karena ku panggil tadi.

 

Chu~

 

“Gaseyo…” seruku setelah mencium kilat pipinya kemudian berlari masuk ke mobilku. Aiihhh…hanya mencium pipinya saja jantungku sudah seperti melakukan maraton. Sebelum melajukan mobilku, aku ingin melihat Gwiboon masuk dulu.

“Masuklah…”

Gwiboon hanya tersenyum, kemudian masuk ke rumahnya. Huhhh…menyenangkan juga hari ini.

 

 

Author POV 

 

 

“Aku pulang…” teriak Gwiboon saat masuk rumah dan kemudian disambut oleh salah satu pelayan.

“Anda sudah pulang…Tuan besar menunggu anda di ruang tengah, Agassi..!!” pekik pelayan itu.

“Appa menungguku..?? memangnya ada apa..??” tanya Gwiboon bingung.

“Saya tidak tahu, Agassi. Permisi”

“Ne…”

 

 

Di ruang tengah

 

 

“Kata pelayan Cha, Appa menungguku..? ada apa..? eoh..? Minho oppa juga disini..?!” tanya Gwiboon langsung saat tiba di ruang tengah.

“Appa…andwae!! jangan katakan itu sekarang..! Gwiboonie..ayo ikut oppa!! Masuk ke kamarmu..!” Minho menarik tangan Gwiboon tapi Gwiboon malah melepas tangan Minho.

“Anni..ada apa ini..? apa kalian merahasiakan sesuatu dariku..?” tanya Gwiboon yang bertambah bingung. Perasaan Gwiboon mulai tidak enak. Sedangkan Minho…dia malah mempunyai firasat buruk. Minho juga takut kalau sampai Gwiboon mendengarnya, Gwiboon pasti akan kembali murung.

 

“Gwiboon juga harus tahu, Minho!! Gwiboonie…dengarkan Appa..! Appa akan menikah lagi..!! Appa juga sudah menyiapkan semuanya..!!” ujar sang Appa tegas.

“Mwo..?! Appa bercanda kan..?!” seru Gwiboon tidak percaya.

“Appa tidak bercanda!! Appa serius!” seru mr. Kim pada Gwiboon.

“Waeyo..?! apa kalian sudah melupakan Eomma..?? kenapa kalian tidak meminta persetujuanku dulu..?! kenapa Appa bisa semudah itu melupakan Eomma..?! aku benci Appa!! Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Eomma!!” teriak Gwiboon saat kalimat terakhir. Gwiboon berlari tanpa arah dengan isak tangis. Berharap semua yang terjadi padanya hanyalah sebuah mimpi buruk. Minho yang tadi juga bersamanya langsung mengejar Gwiboon. Minho terus meneriaki Gwiboon. Terus memanggilnya dan sampai akhirnya, teriakan itu menjadi mimpi buruk bagi semua orang.

 

“GWIBOONIE…..AWAASSS!!” teriak Minho saat melihat sebuah mobil berkecepatan tinggi sedang melaju ke arah Gwiboon.

 

 

 

Tiiiinnnnnnnn……….

 

 

 

Braakkkkk…..

 

 

Mobil itu langsung menabrak Gwiboon hingga sedikit terpental. Darah segar mengalir dari kepala, hidung, dan juga kakinya. Kecelakaan itu terjadi begitu cepat, secepat kedipan mata. Minho yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri Gwiboon yang sudah tak berdaya.

“Gwiboonie…ireona!! Gwiboonie…maafkan oppa!!” pekik Minho seraya menangis keras.

“Op…pahh..” kata Gwiboon lirih sebelum pingsan.

“Gwiboon…oppa mohon…ireona…” seru Minho yang semakin terisak.

“Ambulance…cepat panggil ambulance…!!” teriak Minho pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Beberapa menit kemudian, ambulance pun datang.

 

 

****

 

 

Di Rumah Sakit

 

Appa Gwiboon, Minho, Jinki, dan juga Taeyeon sekarang berada di rumah sakit, menunggu cemas sang dokter keluar dari ruang ICU. Taeyeon dan appa Gwiboon duduk dibangku kursi yang ada di depan ruang ICU. Sedangkan Jinki berdiri disamping Minho. Menenangkan Minho yang terus menangisi Gwiboon. Minho terus menyalahkan dirinya sendiri semenjak kecelakaan itu terjadi.

 

 

Beberapa jam kemudian…

 

 

“Dokter Kang…otteokae?? bagaimana keadaan Gwiboon..??” tanya appa Gwiboon langsung ketika Dokter keluarga Kim keluar dari ruang ICU.

“Mr. Kim dan Minho…kalian bisa ikut ke ruanganku sekarang??” tanya dokter Kang.

“Ne…” jawab mr. Kim dan kemudian pergi mengikuti dokter Kang bersama Minho. Sedangkan Jinki dan Taeyeon masih menunggu di depan ruang ICU karena suster tidak memperbolehkan mereka masuk. Jinki hanya bisa melihat Gwiboon dari balik kaca transparan. Melihat Gwiboon yang dikelilingi peralatan medis membuat hatinya seperti disayat ribuan pisau.

 

 

***

 

 

“Gwiboon mengalami cidera kepala berat. Dan itu disebabkan terutama oleh adanya perdarahan di otaknya yang menimbulkan tekanan pada otak hingga Gwiboon mengalami gangguan kesadaran. Kita juga perlu melakukan CT Scan untuk melihat besar kecilnya perdarahan tersebut. Dan…aku juga tidak bisa memastikan kapan Gwiboon akan sadar” ujar dokter Kang.

“Jadi…Gwiboon akan koma??” tanya Minho lirih dengan suara gemetar. Mendengar penjelasan dari dokter keluarganya tadi seperti mendengar petir(?) yang menyambarnya.

“Lakukan apapun untuk kesembuhan Gwiboon, dokter Kang..! berapapun biayanya tidak masalah asalkan Gwiboon bisa sembuh”

“Ne…”

 

 

****

 

 

Ke esokan harinya

 

Sekarang Gwiboon sudah dipindahkan ke ruang ICU VVIP. Untunglah kali ini suster sudah memperbolehkan mereka masuk. Hanya Minho dan Jinki yang masih berada di rumah sakit. Minho dan Jinki sudah menyuruh Taeyeon untuk pulang karena sudah ada mereka yang akan menjaga Gwiboon. Sedangkan mr. Kim, dia pergi karena harus menghadiri rapat direksi yang sangat penting bagi perusahaannya.

 

 

 

TBC

 

 

 

gimana??? tambah ancur ya??? tambah jelek ya???

mianhae ya…kalo ceritanya nggak sesuai dengan harapan kalian,, mian juga kalo banyak typo disini…

keep RCL and thanks for reading…^^

 

[SWITCHGENDER] Can You Smile For Me/ 4 of 8

Published 28 Desember 2011 by shinhyukyung

Semoga kalian suka….NO BASH..!! kalo nggak suka nggak usah dibaca..!!

Happy Raeding chingudeul…..^^

 

 

Author                 : Shin Hyu Kyung

Title                     : Can You Smile For Me

Genre                  : Romance, Family, Sad

Rating                 : PG-16

Length                 : Sequel

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Kim Gweboon, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho a.k.a Kim Minho

Suppourt Cast     : Lee Taemin a.k.a Lee Taeyeon

A.N                      : Disini Jonghyun, Minho, dan Jinki aku buat seumuran!!

 

 

 

 

Recap

 

Sepertinya hari ini aku ingin segera tidur saja. Setelah mengganti bajuku dengan piyama, kurebahkan tubuhku di atas kasur. Kulirik jam spongebobku, jam 08.00 pm. Lebih baik aku tidur agar segera pagi. Aku ingin hari ini cepat berlalu.

Aku melihat eomma duduk disofa yang ada diruang tengah.

=================

 

PART 4

 

 

 

“Eomma….” panggilku seraya menghampirinya. Kulihat eomma hanya tersenyum melihatku. Akupun langsung menidurkan tubuhku dipangkuan eomma.

“Eomma….jeongmal bogoshippeoyo!” seruku saat tangan eomma mengelus rambutku.

“Nado bogoshippeo sayang…”

“Gwiboonie ingat apa pesan eomma sebelumnya?? Gwiboonie harus selalu tersenyum, selalu bahagia! Gwiboonie tidak boleh sedih lagi. Eomma lihat, Jinki anak yang baik. Berjanjilah demi eomma, Gwiboonie harus selalu tersenyum dan bahagia! Eomma tidak pernah pergi meninggalkan Gwiboon. Eomma akan selalu ada dihati Gwiboon!” Akupun memejamkan mataku. Rasanya sangat hangat tidur dipangkuan eomma seperti ini.

“Saengil chukka hamnida…Saengil chukka hamnida…Saengil chukka hamnida…” samar-samar terdengar suara nyanyian. Minho oppa?? Ya…itu suara Minho oppa! Akupun membuka sedikit mataku. Yang kulihat hanya cahaya lilin. Lilin?? Sejak kapan kamarku ada lilin?? Akupun membuka lebar-lebar mataku dan memulihkan kesadaranku.

“Happy birthday to you…Happy birthday to you…Happy birthday to you…” Aku tersenyum saat melihat Minho oppa, Jinki oppa, dan juga beberapa pelayan menyanyikan lagu itu.

“Aku kira oppa melupakan hari ini !” seruku sembari mengucek mataku.

“Mana mungkin oppa lupa! Ayo…make a wish, kemudian tiup lilinnya! Jangan buat pesta ini jadi sia-sia!” pekik Minho oppa sembari mengusap-usap kepalaku. Akupun menutup mata, membuat permintaan. Tuhan…tolong kabulkan permintaanku.

Fyuuhhhh…prok…prok…prok…

Semuanya langsung bertepuk tangan saat aku selesai meniup lilinnya. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka semua.

“Joayo…Gwiboonie, ada yang ingin bicara denganmu! Oppa keluar dulu!” seru Minho oppa kemudian mencium keningku. Semua orang keluar dari kamarku kecuali Jinki oppa. Jadi Jinki oppa yang ingin bicara denganku?!

 

 

Jinki POV

 

 

Degh degh degh…

Jantungku serasa ingin keluar dari tubuhku. Aku gugup sekali. Jantungku berdebar saat melihat senyumnya. Neomu neomu kyeopta!

“Joayo…Gwiboonie, ada yang ingin bicara denganmu! Oppa keluar dulu!” seru Minho sembari mengecup keningnya. Aisshh…jantungku kembali melakukan maraton.

“Yaa! Awas kau macam-macam dengan adikku! Semoga berhasil..!” bisik Minho sebelum keluar padaku.

“Tenang saja!” bisikku pada Minho. Setelah semua keluar, Gwiboon berdiri kemudian berjalan ke arah balkon kamarnya. Akupun mengikutinya. Kami diam satu sama lain. aisshh…kenapa disaat seperti ini lidahku terasa kaku?? Aku bingung harus memulainya dari mana.

[Backsound Sistar – Saying I Love You]

Oneuldo meonghani haneulman boda

Ne eol gureul gamanhi geuryeo bwasseo

Ne ibsul ne nendongjakkaji

Da sarangseureoweo oneulttara deo

 

Ije ijeoyaji areul sseobwado

Ijenan bwayaji dajimhaebwado

Naegen ojik neoppuniya

Dareun sarameun andwae

Ireon nae mameul ije arajullae

 

“Oppa mau bicara apa??” tanya Gwiboon memulai pembicaraan.

“Aku senang bisa ikut merayakan ulang tahunmu. Apa kau tahu?! Aku senang sekali saat melihatmu tersenyum, terutama Minho!”

Saat aku melirik Gwiboon, dia hanya tersenyum.

“Awalnya…aku hanya berniat membantu Minho untuk mengembalikan Gwiboon seperti dulu lagi. Gwiboon yang ceria, Gwiboon yang selalu tersenyum manis, dan Gwiboon yang pandai bergaul. Tapi, perasaan itu berubah dengan sendirinya. Dan perasaan yang kurasakan saat ini adalah perasaan ingin selalu melindungimu, perasaan ingin selalu membuatmu tersenyum, dan perasaan ingin selalu berada disisimu. Bukan sebagai temanmu atau sahabat Minho, tapi sebagai seseorang yang berarti bagimu!”

 

Saranghandago malhalkka

Maeil neoman baraboneun nae mameul alkka

Naegen neo hanaman isseo jumyeon

Amugeotdo nan ije weonhaji anha

Naegyeoteman isseo jullae

 

Sepertinya Gwiboon sedikit terkejut dengan perkataanku. Kubalikkan tubuhku ke arah Gwiboon, menggenggam tangannya, dan membuatnya menghadap ke arahku. Kurasakan jantungku semakin berdetak sangat cepat.

 

Neoege dallyeoga bolkka

Ijen ne mameumeul algo shipeo

Nan geugeo hanamyeon dwae

Nega eopneun haruneun sangsanghal sudo eopseo

Ireon nae mameul badajullae

 

Hamkke haetdeon nareul kieokhaebwado

Jinan chueok deureul dwe saegyeobwado

Naegen neo hanappuniya dareun sarangeun shirheo

Neoman kidarineun nal anajullae

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Gwiboon…saranghaeyo! jadilah yeojachinguku! Maukah kau menerima cintaku ini?? Aku harap, kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku!”

Aku bingung harus menjawab apa. Eotteoke?? Aku menundukkan kepalaku yang masih bingung dengan perasaanku sendiri. “Eomma…aku harus menjawab apa?? Apa aku juga mencintainya??” batinku. Baiklah…aku akan memastikannya. Kudongakkan kepalaku dan menatap matanya. Omona! Bisa kulihat, matanya hanya menunjukkan ketulusan. Baiklah, inilah keputusanku.

“Eummm….” jawabku sembari menggangguk pelan dan kemudian tersenyum padanya. Jinki oppa hanya tersenyum kemudian memelukku erat. Aku membalas pelukannya, walaupun sebelumnya aku merasa ragu saat akan melakukannya.

 

Saranghandago malhalkka

Maeil neoman baraboneun nae mameul alkka

Naegen neo hanaman isseo jumyeon

Amugeotdo nan ije weonhaji anha

Hangsang nae gyeoteul jigyeojullae

 

Chagaun ne pyojeongdo

Nemaltudo sanggwageopseo

Nege gobaekhallae

Saranghae

 

Neol saranghae

Sesang geu nuguboda neolreuldeo saranghae

Negen I sarangman heorakhamyeon

Amugeotdo nan ije baraji anha

Neo hanamyeon chungbunhande

 

 

Author POV

 

 

“Gwiboon…aku janji! Aku janji tidak akan membuatmu menangis dan akan selalu membuatmu tersenyum!” batin Jinki. Perlahan Gwiboon melepaskan pelukannya.

“Oppa…hadiahku mana?? Ini kan hari ulang tahunku..?!” tanya Gwiboon sembari menyodorkan tangannya pada Jinki. Jinki hanya tersenyum melihat yeojachingunya itu.

“Tutup matamu dulu!” seru Jinki dan Gwiboon menutup matanya. Kemudian Jinki meletakkan sebuah kotak kecil dengan pita berwarna pink diatas tangan Gwiboon. Gwiboon membuka matanya.

“Bukalah nanti saat oppa pulang, oke!”

“Waeyo??”

“Aku ingin membuatmu penasaran terlebih dahulu!”

 

Neoege yonggi naebolkka

Ijen ne maeumeul algo shipeo

Nan deo baral ge eopseo

 

Neo eopshineun harudo saragal suga eopseo 

 

Gwiboon hanya tersenyum menanggapinya.

“Joayo…oppa pulang dulu! Ingat! Jangan dibuka dulu sebelum oppa pergi!! Setelah itu, tidur dan mimpikan aku ya?!”

“Ne…akan kucoba!”

Jinki pun meninggalkan kamar Gwiboon.

“Minho…aku pulang dulu! Apa kau ingin aku menceritakannya?!” tanya Jinki saat melihat Minho diruang tengah. Minho pun mengantar Jinki sampai depan rumahnya.

“Tidak usah! Aku tahu jawabannya seperti apa! Sudah jelas dari raut wajahmu itu!” jawab Minho datar.

“Haha…apa kau cemburu, huh?!”

“Sudah sanah pergi..! cepatlah pulang!”

“Ne…”

“Jinki…” panggil Minho saat Jinki membuka pintu mobilnya. Jinki pun menoleh ke arah Minho.

“Jaga Gwiboon baik-baik! Jangan membuatnya menangis!”

“Tentu! Baiklah, aku pulang! Ittabwayo (sampai jumpa)”

“Ittabwayo…”

Setelah mengantar Jinki, Minho langsung pergi menuju kamar Gwiboon.

 

 

Minho POV

 

 

“Gwiboonie…” panggilku sembari membuka pintu kamarnya.

“Gwiboonie…” panggilku sekali lagi. Gwiboon tidak ada dikamarnya. Apa mungkin di atap lagi? Akupun beranjak dari kamar Gwiboon menuju balkon yang ada di atap. Dugaanku benar.

“Gwiboonie kenapa disini?? Disini dingin. Pakai ini..!” pekikku sembari memakaikan jaketku pada Gwiboon.

“Oppa…kemarin aku memimpikan eomma!”

“Ceritakan pada oppa!”

“Aku melihat eomma duduk disofa ruang tengah, kemudian aku tidur dipangkuan eomma!”

Aku memeluk Gwiboon. Gwiboon kembali menangis.

“Aku rindu eomma, oppa! Aku sangat merindukannya! Hiks..hiks..”

“Ssstts…uljima!! oppa juga, Gwiboon! Eomma pun juga pasti merindukanmu. Merindukan kita! Eomma juga pasti akan sedih jika Gwiboon terus-terusan sedih. Jadi Gwiboon harus bahagia, agar eomma juga bahagia disana! eomma tidak pergi meninggalkan kita! Eomma selalu berada disini. Eomma akan selalu hidup dihati kita!”

“Oppa…eomma juga berkata seperti itu dimimpiku!”

“Kalau begitu jangan menangis lagi..!”

Kuusap air matanya.

“Aku sayang oppa…” Gwiboon memelukku erat.

“Ne…oppa tahu! Nado…oppa juga sangat menyayangimu, Gwiboon!” Kubalas pelukannya tak kalah erat.

“Oppa tadi pergi ke makam eomma..?”

“Kau juga kesana..?!”

“Ne…saat aku disana sudah ada bunga kesukaan eomma! Aku kira oppa lupa untuk mengunjungi eomma! Biasanya kan oppa selalu mengajakku walaupun aku tidak mau ikut!”

“Mana mungkin oppa lupa!”

Semakin malam, angin pun semakin dingin menerpa tubuhku dan tubuh Gwiboon. Aku merangkul bahu Gwiboon.

“Oppa…tadi Jinki oppa menembakku!”

“Ne…oppa tahu!”

“Oppa tidak marah..??”

“Aniyo…oppa tidak marah karena Jinki adalah namja yang baik. Sebenarnya oppa masih tidak rela. Kau pasti akan lebih sayang padanya dari pada oppa nanti!”

“Oppa…kenapa oppa bicara seperti itu..?! dihati Gwiboon, oppa masih tetap yang nomor 1 dan akan selalu seperti itu selamanya!”

“Hahahaha….yah…ayo kita masuk! Oppa sudah kedinginan!”

Akupun membawa Gwiboon masuk ke kamarnya, menidurkannya, dan menyelimutinya. Saat aku akan pergi, tiba-tiba Gwiboon menarik tanganku.

“Oppa…bisakah oppa menceritakan dongeng sebelum aku tidur??”

“Baiklah…cerita dongeng apa?”

“Mmmm…terserah oppa saja!”

“Dijaman dahulu, ada seorang putri cantik yang selalu merasa kesepian. Setiap sore, putri itu selalu datang ke sebuah danau yang tak jauh dari kerajaan tempat putri itu tinggal. Tanpa putri itu sadari, ada seorang pangeran yang sedang memperhatikan putri cantik itu. Sudah lama pangeran itu selalu memperhatikannya. Setiap kali datang ke danau, putri itu selalu saja menangis dalam diam. Dan terkadang, putri itu berbicara sendiri menceritakan semua yang ia alami. Putri itu merasa bahwa hanya danau itulah temannya saat itu. Dan tanpa sang putri sadari, sang pangeran pun selalu mendengarkan keluh kesahnya. Sore itu, entah keberanian dari mana yang didapat oleh si pangeran, ia mendatangi sang putri dan bertanya, ‘kenapa kau menangis disini, putri??’ tapi sang putri hanya diam menatap lurus ke arah danau. Sang pangeran kembali bertanya, ‘sudah lama aku memperhatikanmu! Apa kau merasa kesepian?’ sang putri lalu menjawab,’ne! bagaimana kau bisa tahu?’ ‘danau itu yang memberitahuku, putri! Apa aku bisa menjadi temanmu, putri?!’ jawab sang pangeran. Tiba-tiba sang putri tersenyum mendengar jawaban dari sang pangeran….”

“Sudah tidur rupanya! Kau tidak akan kesepian, Gwiboon!” gumamku saat melihat Gwiboon sudah tertidur dengan pulasnya. Setelah selesai bercerita, ku kecup keningnya sebelum pergi.

 

 

****

 

 

Gwiboon POV

 

 

“Nggghhh….” aku mengerang ketika sinar matahari masuk ke mataku. Perlahan aku membuka mataku. Aku mendudukkan tubuhku untuk memulihkan kesadaranku sepenuhnya.

==SKIP==

 

Setelah selesai mandi dan mengganti piyamaku dengan seragam sekolah, aku duduk kemudian menatap diriku sendiri didepan cermin. OMO!! Kalungku dimana?! Tidak mungkin kalungku hilang! Aku tidak mau kalungku sampai hilang. Kalung itu adalah pemberian dari eomma.

 

 

15 menit kemudian…

 

 

Sudah kucari ke setiap sudut kamarku tapi tetap tisak ada. Ya Tuhan…bagaimana kalau sampai kalung itu hilang?! Gwiboon babo!! Kenapa kau bias sampai menghilangkannya?!

 

 

Tok…Tok…Tok…

 

 

“Agassi…tuan muda sudah menunggu anda di meja makan!!” seru seorang pelayan. Akupun langsung membuka pinta kamar dan berlari turun menuju meja makan.

“Ada apa Gwiboon…?! kenapa berlari seperti itu..?!” Tanya Minho oppa yang melihatku terengah-engah setelah berlari menuruni anak tangga.

“Oppa…kalungku!! kalung pemberian eomma hilang..!!” jawabku dengan mata yang sudah hampir menangis.

“Apa sudah kau cari..?! mungkin kalungmu jatuh dikamar..!!”

“Sudah oppa! Bagaimana kalau kalung itu hilang..?!”

“Nanti oppa akan menyuruh para pelayan untuk mencarinya!! Ayo cepat sarapan!! Nanti Gwiboon terlambat..!!”

“Geunde…oppa…”

“Sudah! Ayo cepat sarapan!! Nanti oppa juga akan mencarinya!!”

“Baiklah…”

 

 

****

 

 

 

1 bulan kemudian…

 

 

 

Sudah 1 bulan aku masih mencari dimana kalungku, tapi tetap tidak menemukannya. Jinki oppa juga ikut membantuku mencari kalung itu. Dirumah, dihalte bus, kemudian bus yang dulu pernah aku naiki pun aku masih tetap tidak menemukannya juga. Kata Minho oppa kalaupun kalungku jatuh saat menabrak seseorang, pasti sudah diambil orang. Sampai-sampai orang yang menabrakku saat didalam bus pun aku tanyai tapi tetap tidak menemukannya. Bahkan setiap murid disekolahku pun juga tak luput dari pertanyaanku tapi hasilnya tetap nihil. Tak lama kemudian, aku mengambil ponsel yang ada disakuku dan menelpon Jinki oppa.

 

“Yeoboseyo…”

“Yeoboseyo oppa…kau sudah menemukan kalungku?!”

“Aniyo…ini sudah bus yang ke-60 yang aku naiki tapi tetap tidak ada!! Kau jangan terlalu memikirkan kalung itu!! Beberapa bulan lagi kan kau ada ujian kelulusan..?! pikirkan dulu sekolahmu. Aku yakin. Suatu saat nanti, entah dimana kau menemukannya nanti, kalung itu pasti akan kembali padamu! Aku juga akan mencarinya!! Apa kau mau ibumu sedih kalau nilai ujianmu jelek..?!”

Kata-kata Jinki oppa ada benarnya juga.

“Aniyo…geureom!! oppa benar!! Gomawo oppa…!”

“Ne…bukankah ini sudah jam pelajaran..?! sudah sanah!! Annyeong…”

“Ne…annyeong”

Huhhh…..ku hela nafas panjang. Baiklah Gwiboon…hwaiting!! sama seperti Jinki oppa. Aku yakin kalau suatu saat nanti, kalungku akan kembali.

 

 

****

 

 

Jonghyun POV

 

 

“Huhhh…..” kuhela nafas saat memandangi kalung dolphin milik yeoja itu. Sudah 1 bulan kalung ini berada padaku. Apa yeoja itu mencari kalung miliknya ini ya?? Ya! Pasti dia mencarinya tapi tidak ketemu. Semenjak aku memungut kalung ini, aku tak pernah melihat yeoja itu lagi di bus. Aku ingin mengembalikan kalung ini pdanya tapi tidak pernah bertemu dengannya. Ku gantung kembali kalung ini di leher(?) lampu yang ada di meja belajarku. 

 

 

 

TBC

gimana???? tambah gaje ya??? jelek ya???

mianhae ya….otak author lagi mampet,,

keep RCL and thanks for reading…^^