SONGFIC/Calling Out/1 of 2

Published 29 Desember 2011 by shinhyukyung

 

Bagi yang nggak suka nggak usah dibaca…NO BASH…NO SILENT READER… Semoga kalian suka…

 

Happy Reading for All…^^

 

 

Author                  : Shin Hyu Kyung

Title                        : Calling Out

Genre                     : Angst, Romance

Rating                    : PG-16

Length                  : Twoshot

Main Cast            : Kim Kibum a.k.a Key, Kim Jonghyun / Kim Jung Soo

Suppourt Cast  : Lee Jinki, Choi Minho

A.N                           : FF ini terinspirasi dari lagunya F(x) – Calling Out,, baca ff ini sambil dengerin backsoundnya biar dapet feelnya ya,,kekeke~ tokoh Kim Jung Soo akan keluar part 2…

 

 

 

 

 

[Backsound F(x) – Calling Out]

 

Rasa kesepian ini membangunkanku dari tidur yang melelahkan

Apabila aku memikirkan senyumannya, senyumanku keluar tanpa aku sadari

Senyuman yang selalu membuatku nyaman, senyuman yang selalu meluluhkanku

Senyuman yang selalu dia tunjukkan saat melihatku 

 

~~

“Annyeong nae Key…” sapa seorang namja sembari mengecup pipiku dari belakang.

“Aiissshhh…kau selalu saja terlambat..! selalu membuatku menunggu seperti ini..!” seruku kesal karena sudah dibuatnya menunggu lama. Menunggu kedatangan namjachinguku.

“Hari ini aku harus pergi kesuatu tempat. Key…ayolah…jangan marah lagi ya?? Bagaimana kalau 2 ice cream strawberry?? Heum??” bujuknya seraya menunjukkan jurus andalannya. Tersenyum manis padaku.

“Huuhhh…geuraeyo” seruku mengiyakan ucapannya. Yah…tulah kelemahanku. Selalu luluh saat melihat senyum manisnya itu. Padahal ini sudah kesekian kalinya dia sudah membuatku menunggu lama.

 

Aku seperti ini ketika cinta pergi dan musim yang indah datang

Menyisakan kesedihan dan kerinduan padamu

Sekali lagi aku berjalan dijalan ini

Menyusuri setiap kenangan yang kulalui bersamamu

Secuil kenangan yang akan selalu berada dalam hatiku

 

~~

“Kenapa kita kemari..??” tanyaku bingung. Namjachinguku, Kim Jonghyun mengajakku ke sebuah jalan yang dipenuhi pepohonan yang berjejer rapi disamping jalan. Sebuah jalan yang sepi untuk dilalui mobil.

“Aku ingin membuat sebuah kenangan di jalan ini. Berjalan beriringan dan mengenggam tanganmu erat seperti sekarang ini membuatku benar-benar merasa bahagia. Aku ingin sekali bisa bersamamu lebih lama lagi” lagi-lagi dia tersenyum. Senyum yang memang selalu ingin membuatku terus bersamanya.

“Bukankah kita selalu bertemu setiap hari..?? apa kau tidak bosan melihatku sepanjang hari..??” tanyaku sembari terkekeh pelan.

“Aniyo. Bahkan sepanjang hari rasanya masih kurang bagiku. Andai selamanya aku bisa bersamamu” jawabnya seraya menggenggam tanganku lebih erat lagi.

“Haha…kau ini seperti akan pergi jauh saja. Kita akan selalu bersama sampai kapanpun, Jongie..!” kataku seraya tertawa garing. Sikapnya hari ini terasa aneh.

 

Kami terus berjalan pelan tanpa henti. Serasa seperti berjalan dijalan tanpa ujung. Bahkan aku tak tahu sudah berapa jauh kami berjalan dengan bergandengan tangan seperti ini. Andai waktu bisa berhenti sekarang, aku ingin terus seperti ini. Berjalan berdua dengannya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah kami, dan juga…menikmati musim yang sangat indah bagiku. Rasanya benar-benar bahagia. Sangat romantis.

 

“Saranghae…Jongie” seruku seraya menyandarkan kepalaku dibahunya dan menggenggam erat lengannya.

“Nado…jeongmal saranghae nae Key..” serunya seraya menggenggam tanganku tak kalah erat, kemudian mengecup puncak kepalaku.

 

“Jongie…kau sakit?? Wajahmu pucat sekali. Kita ke rumah sakit!”

“Anni. Aku baik-baik saja! Aku tidak sakit. Aku hanya terlalu lelah saja. Kita istirahat disini saja ya??”

“Kau yakin kau tidak apa-apa?? Wajahmu pucat dan keringatmu banyak sekali”

“Gwaenchana, Key. Aku hanya lelah saja”

“Geuraeyo…”

 

Hari demi hari aku menjalani kehidupanku

Air mataku keluar jika mendengar namamu

Aku tidak bisa bertahan dan tersenyum seperti ini

Sekali lagi aku mencoba memanggil namamu

Terus memanggil namamu, tapi kau tak pernah datang

 

~~

Aiihhh…kenapa ponselnya tidak aktif lagi?? Aku terus memencet nomor ponsel Jonghyun tapi tetap saja ponselnya masih tidak aktif. Sudah seminggu ini aku tidak bertemu dengan Jonghyun sejak dia mengajakku jalan-jalan waktu itu. Dan sudah seminggu ini aku terus menghubunginya. Tiga hari yang lalu, ponselnya masih aktif tapi Jonghyun tidak pernah mengangkatnya. Apa Jonghyun marah padaku?? Tapi apa salahku?? Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Jonghyun?? Kau ada dimana?? Kenapa tidak pernah menghubungiku?? Apa sebaiknya aku ke apartemennya saja?? Ya. Lebih baik ke apartemennya saja.

 

Prraaannnggg…

 

Saat akan mengambil kunci mobil, aku tidak sengaja menyenggol gelas yang berisikan air. Aiisshhh…benar-benar membuang waktuku. Aku pun bergegas membersihkan pecahan gelas akibat kecerobohanku tadi.

 

Aarrkkhhh…

 

Appo. Tiba-tiba tanganku terkena pecahan gelasnya. Aiihhh…kenapa saat tergores pecahan gelas malah dadaku yang terasa sakit?? Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini?? Dadaku terasa begitu sesak. Sampai-sampai, untuk bernafas pun terasa sulit. Jonghyun! Ada apa dengan Jonghyun?? Aku bergegas mengambil kunci mobil dan segera pergi ke apartemen Jonghyun.

 

 

Di apartemen Jonghyun

 

 

Ting Tong Ting Tong

Ting Tong Ting Tong

Ting Tong Ting Tong

 

 

Berkali-kali aku memencet bel, tidak ada yang membuka pintu apartemennya. Apa Jonghyun pergi?? Pergi kemana dia?? Apa Jonghyun pindah apartemen?? Tapi kenapa dia tidak memberitahuku?? Jonghyun…sebenarnya kau ada dimana sekarang?? Hiks

Aku menangis sesunggukkan didepan pintu apartemen Jonghyun. Menangis sambil terus memanggil namanya. Berharap dia ada didepan dan memelukku sekarang.

 

 

Drrttt Drrttt Drrttt

Drrttt Drrttt Drrttt

 

 

Kurasakan ponselku bergetar. Mungkin panggilan dari Jonghyun. Langsung saja kurogoh saku celanaku dan langsung menjawab telpon tanpa melihat siapa pemanggilnya. Siapa peduli??

“Yeoboseyo…”

“Jonghyun…”

“Key…bisakah kau datang ke rumah sakit Seoul sekarang??”

“Mwo?? Ke rumah sakit?? Untuk apa?? Memangnya siapa yang ada dirumah sakit??”

“Akan kujelaskan semuanya nanti saat kau disini”

“Baiklah…! aku akan segera kesana..!”

 

Langsung saja kulaju mobilku dengan kecepatan tinggi. Pikiranku sekarang benar-benar kacau. Ya Tuhan…semoga bukan Jonghyun. Semoga bukan Jonghyun. Sesampainya dirumah sakit, aku langsung memarkirkan mobilku dengan sembarang. Aku sudah tidak peduli. Aku berlari kedalam sambil menelpon orang yang menyuruhku kemari tadi.

 

“Yeoboseyo…”

“Kau dimana..?? aku sudah sampai disini”

“Naik lift ke lantai 9…lalu belok ke kiri”

“Ne..”

 

Kumatikan telponnya dan kemudian segera menaiki lift. Angka yang menunjukkan lantai berapa ini masih terus berjalan menuju ke angka 9.

“Lantai 9, belok kiri…lantai 9, belok kiri…lantai 9, belok kiri” gumamku terus.

 

 

Ting

 

 

Belok kiri. Aku terus berlari hingga akhirnya aku menemukan seseorang dengan pakaian serba putih duduk didepan sebuah ruangan. Apa dia orang yang menelponku tadi?? Mungkin dia. Aku hanya melihat dia yang ada di lorong ini. Orang itu langsung berdiri saat melihatku.

 

“Sebenarnya apa yang terjadi..??”

“Duduklah dulu…aku akan menjelaskan semuanya”

 

 

***

 

 

Aku membuka kamar dimana Jonghyun dirawat sekarang ini. Melihat Jonghyun seperti ini membuat hatiku sangat sakit. Bahkan sulit untukku bernafas. Aku duduk dikursi yang ada disamping Jonghyun. Menggenggam tangannya, membelai pipinya, dan mengecup keningnya lembut. Melihat selang infuse yang menghiasi tangannya, alat bantu pernafasan, dan juga alat detak jantung yang menempel pada tubuhnya sekarang ini membuat air mataku pecah begitu saja.

 

 

Flashback

 

“Namaku Lee Jinki dan aku sepupu sekaligus dokter yang menangani Jonghyun sekarang. Jonghyun menderita kelainan pada hatinya. Sudah dua bulan ini dia selalu datang ke rumah sakit untuk mengambil beberapa obat dan suntikan. Dan selama itu, Jonghyun selalu menceritakanmu bila datang kemari”

“Kenapa Jonghyun tidak memberitahuku?? Dan sejak kapan dia menderita kelainan hati??”

“Jonghyun tidak mau membuatmu sedih. Jonghyun juga melarangku untuk memberitahumu. Jonghyun tidak mau kau tahu tentang penyakitnya ini. Jonghyun…baru mengetahuinya 6 bulan yang lalu. Satu-satunya cara untuk menyembuhkannya hanyalah dengan pencangkokan hati. Tapi sampai sekarang, hati yang cocok untuk Jonghyun masih tidak ada. Beberapa obat dan juga suntikan hanya untuk menambah daya tahan tubuhnya saja. Pencangkokan hatipun presentase kesembuahannya hanya 25%. Keadaan Jonghyun mulai memburuk setelah jalan denganmu. Waktu itu Jonghyun pamit padaku untuk mengajakmu jalan-jalan. Dan saat mengunjunginya di apartemennya, aku sudah menemukannya tergeletak pingsan”

 

Flashback End

 

 

Air mataku terus menetes tanpa henti. Mengingat apa yang dikatakan Jinki tadi, mumbuat hatiku benar-benar sakit. Apa kau tahu Jonghyun?? Hatiku sakit sekarang melihatmu seperti ini.

“Jonghyun…aku mohon…ireona…hiks”

“Kau benar-benar bodoh!! Kau bodoh Jonghyun!! Apa kau tahu?? Hatiku semakin sakit sekarang. Hatiku semakin terluka melihatmu seperti ini. Dadaku semakin sesak kau tidak memberitahuku, Jonghyun..!! Jonghyun babo!! Hiks..hiks”

Eoh?? Kurasakan tangan Jonghyun bergerak. Kudongakkan kepalaku mengarah ke arahnya.

“Jonghyun…Jonghyun bangun…akhirnya kau bangun” langsung saja kutekan bel agar dokter segera kemari.

 

“Key…”

“Jongie…ssts…jangan bicara dulu. Jinki akan segera kemari untuk memeriksamu”

“Key…dengarkan aku” suara Jonghyun sangat lirih. Akupun diam dan mendengarkannya sambil masih menangis.

“Key…saranghae…” aku masih menatapnya sambil menangis diam. Air mataku tak berhenti mengalir. Beberapa detik kemudian, Jonghyun melepas alat bantu pernafasannya.

“Jjong…”

“Key…mendekatlah…cium aku untuk…kali ini saja Key…”

“Jongie…” entah kenapa aku malah mengabulkan keinginannya. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Jonghyun memejamkan matanya. Aku pun ikut memejamkan mataku dan kembali mendekatkan wajahku. Saat menyentuh bibirnya, kenapa hatiku terasa sangat menyakitkan? Hatiku sangat sakit. Bernafas pun terasan sangat sulit. Jonghyun membalas ciumanku. Air mataku kembali menetes saat menciumnya.

 

 

 

Beberapa detik kemudian…eoh? terasa dingin. Bibirnya terasa dingin.

 

 

 

Tiiiiiitttttttt…….

 

 

 

Aku segera melepas ciuman ini. Kulihat sekilas monitor yang menunjukkan detak jantung Jonghyun yang tadi mengeluarkan bunyi. Kenapa hanya ada garis panjang yang kulihat??

 

 

Drap Drap Drap

 

 

 

Cklek

 

“Jonghyun…” seru Jinki seraya menghambur mendekat ke arah Jonghyun dan melakukan tindakan penyelamatan. Aku hanya membatu melihat semuanya. Berdiri dan menangis. Bunyi itu masih tetap sama. Jongie…kenapa harus seperti ini?? Kakiku lemas.

“Key…kau harus kuat” seru Jinki menepuk pundakku.

“Ani…tidak mungkin” aku menghambur, memeluk Jonghyun.

“Jjong…ireona! jangan tidur seperti terus…hiks..hiks…aku mohon Jjong..hiks..hiks”

“Kenapa harus seperti ini..hiks..hiks..?? kenapa kau harus pergi meninggalkanku..??”

“Key…tenanglah..”

 

Sekarang aku berusaha melupakannya yang telah menyisakan luka di hatiku

Aku mencoba bertahan dengan menggigit bibirku,

Karena hanya kau seorang yang aku cintai

 

~~

Enam bulan setelah hari kematian Jonghyun

 

Setiap hari aku selalu kemari. Mengunjungi Jonghyun, namjachinguku.

“Jongie…aku kemari lagi. Aku takut kau merasa kesepian. Apa kau tahu, Jjong?? Kau…adalah namja terbodoh yang pernah kutemui. Setelah membaca suratmu…hatiku semakin sakit, semakin terluka”

 

 

Flashback 

 

Aku terus menangis. Air mata ini terasa enggan untuk berhenti mengalir. Langitpun sepertinya juga merasakan hal yang sama. Menangisi kepergianmu, Jjong. Terus menangis, sampai air mataku juga bercampur dengan hujan.

“Key…ayo bangun! Hujannya semakin deras…ayo” seru Minho seraya membantuku untuk berdiri. Bahkan untuk sekedar berdiri pun rasanya sangat sulit.

“Anni…aku ingin disini !! kau pulanglah dulu!!”

“Ayo…kita pulang!! Kalau kau disini terus, kau akan sakit Key..!” serunya seraya memaksaku untuk berdiri.

 

 

Bruukkk…

 

 

Tiba-tiba semuanya gelap.

 

 

***

 

 

Eoh?? Merah muda?? Saat kubuka mataku perlahan, aku sudah berada dikamarku sendiri. Bagaimana aku bisa disini?? Bukankah tadi aku di…Jonghyun!! saat kupaksa tubuhku untuk bangun, kepalaku terasa sangat pening.

“Key…kau mau kemana?? Kau harus istirahat!! Kau demam..!!”

“Anni, Minho. Aku harus menemui Jonghyun. Dia pasti kesepian sendirian disana”

“Key…sadarlah!! Jonghyun sudah meninggal, Key!!”

“Anni…tidak mungkin..hiks..hiks” air mataku kembali mengalir.

 

 

***

 

 

Tok Tok Tok

 

“Key…Jinki hyung ingin bicara padamu” seru Minho seraya mengetuk pintu kamarku. Aku hanya diam membatu, memandang jendela kamarku.

 

Cklek

 

“Annyeong Key..bagaimana kabarmu..??”

“……”

“Aku kesini…hanya ingin memberikan sesuatu padamu”

“……”

“Beberapa hari sebelum Jonghyun pingsan waktu itu, dia menyuruhku memberikan ini padamu setelah ia pergi. Jonghyun sangat mencintaimu Key. Dia hanya tidak ingin membuatmu khawatir. Tidak ingin membuatmu menjadi kasihan padanya”

“…..”

“Geuraeyo…aku permisi dulu Key..! aku harap…kau membaca surat dari Jonghyun”

 

Mendengar namanya kembali membuat hatiku sakit. Ku lirik surat yang diberikan dari Jinki. Setelah beberapa jam Jinki keluar dari kamarku, kugapai surat itu. Surat dengan amplop berwarna pink. Warna kesukaanku. Kubuka surat itu. Ada beberapa surat didalamnya. Kubaca satu persatu.

 

 

TBC

 

 

Gimana??? ancur ya?? mian ya…ini ff angst pertamaku,,

jadi harap maklum kalo nggak bagus,, KEEP RCL…..DON’T BE SILENT READER….mian juga kalo banyak typo disini..

^o^

 

2 comments on “SONGFIC/Calling Out/1 of 2

  • Tinggalkan komentar